Senin, 06 Desember 2021

Gelisah — Nonfiksi

 Ini tentang perasaan

Mike Ko Tjod

Hai, apa kabar perasaanmu detik ini? Apakah gelisah sedang menggerayangimu? Akui saja. Tidak perlu malu sekali pun bukan hanya gelisah yang dadamu rasakan. Tidak mengapa jika sedang tidak baik-baik saja.

Namun, ada satu hal yang mesti kita pahami. Mari mengulik rasa, membuka tabir, menguak kehampaan yang pernah hadir hingga seolah butuh air.

Selama ini, adakah hatimu gelisah dalam bermaksiat? Gelisah tatkala telat salat? Gelisah kala enggan berzakat? Gelisah ibadah berkarat menjelang kiamat? Beginikah kondisi aqidah yang terdeteksi sekarat? Bagai hidup nampak mayat. Apakah imanmu masih kuat? Tidakkah gelisahmu menyadarkan bahwa langkahmu kini tersendat? Bagaimana mau melaksanakan mandat? Jika alpa mengingat hakikat. 

Oh, hati! 

Masih hidupkah engkau? Mengapa mudah sekali gelisah berhadapan salah dengan manusia. Namun, lalai gelisah dalam gelimang maksiat, menodai harga diri di hadapan-Nya. Kapan mau taat? Nanti ke buru tamat. Kapan saja kita bisa jadi mayat. 

Lantas masihkah kita salah menempatkan rasa, asa, perjuangan, pembelaan, dan keyakinan?

Wahai manusia, mintalah selalu pada Allah. Jangan sok jauh, padahal engkau butuh. Tidakkah lantunan suci menentramkan? Kemudian, mengapa engkau sombong sekali tidak berdoa kepada-Nya? Baik di kala senang maupun susah. Mengapa hati lalai, sedang gelisah merajai?

Lucunya, engkau selalu butuh, tetapi sering tidak datang. Ke mana lagi tempatmu bernaung jika bukan kepada-Nya? Perhatikan! Cari ke mana pun sandaran itu. Pasti nihil, kecuali kau mendekat kepada-Nya. Maka, tobati tiap napas dan seluruh nikmat dari Allah yang malah kaugunakan untuk mendurhakai-Nya.


لَا إِلَٰهَ إِلَّا أَنْتَ سُبْحَانَكَ إِنِّي كُنْتُ مِنَ الظَّالِمِينَ

Tidak ada Ilah yang berhak disembah kecuali Engkau (Ya Allah), Maha Suci Engkau, sesungguhnya aku adalah termasuk di antara orang-orang yang berbuat zalim/aniaya.


أَسْتَغْفِرُ اللَّهَ الْعَظِيمَ الَّذِي لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ الْحَيَّ الْقَيُّومَ وَأَتُوبُ إِلَيْه

Aku memohon ampunan kepada Allah yang Mahaagung, tiada Illah selain Dia yang Mahahidup lagi Maha Berdiri Sendiri, dan aku bertaubat pada-Nya.


Temukan ketenanganmu dalam rengkuhan Allah. Entah perasaan sedang bagus atau tidak, singkirkan keangkuhanmu. Hei, kau ini siapa belagak kuat? Kenyataannya, tanpa DIA, engkau tidak pernah bisa bertahan hingga detik ini. Justru gelisah serta berbagai perasaan negatif lainnya merupakan ladang kesempatan kembali dekat dengan-Nya. Berhenti mengikuti alur setan yang akan membinasakanmu seperti berputus asa dari rahmat dan ampunan-Nya. 

Ingat, selagi napas berembus, engkau masih layak mendapat ampunan karena Allah Maha Pengampun. Tolong tegaskan. Jangan memungkiri kenyataan. Karena engkau... Selalu butuh Allah...


Bumi Allah, 06 Desember 2021
Pada malam 23:50 WIB
*note reminder for myself
*Allah, save me from myself

Salam mencintai proses, M3

0 komentar:

Posting Komentar