Kamis, 03 Desember 2020

Quotes - Nonfiksi - Monolog

Sebuah niat yang harus diluruskan pada jalan-Nya. Seuntai hal yang diuji juga pastinya. Sekelumit asa yang akan terus dilatih tanpa henti. Hingga momen perceraian dengan dunia datang setelah menanti. - M3, 17/01/19

Itulah istikamah. Banyak yang mengeluh sulit. Tentu saja, tetapi bukan hal mustahil. Sekelas pemuka agama pun mengalami hal yang sama.

Sesuatu yang sering kita ulang akan menjadi kebiasaan. Begitu pula dengan maksiat maupun taat. Tinggal memilih susah baik yang berpahala atau sulit buruk berdosa pula.

Apabila suatu keseringan dilakukan minimal 21 hari memang membentuk kebiasaan baru. Sedangkan empat bulan berturut-turut membuat dorongan istikamah jadi berlaju kuat.

Namun, sangkaan kita benar. Berat. Kalau mudah bukan perjuangan namanya. Keberhasilan tidak dicapai dengan malas-malasan. Surga tak diraih hanya dengan tidur, makan, dan rebahan lagi.

Apakah setelah mengatakan beriman, lantas membuat manusia dibiarkan? Tidak semudah itu ferguso. Kita diuji guna pembuktian takwa. Mudah sekali kalau cuma berbicara tanpa amal bukan? 

Jadi, mari membangun kebiasaan baik, bila ingin meninggal dalam kemuliaan. Karena pada akhirnya, kita akan dimatikan sesuai dengan kebiasaan kita. Believe it. You can do that because I believe you. Trust me, it works. Bukan iklan. 


#15dayswritingchallenge #menulisbebassantuy #tantanganmenulis #day14MBSbatch1 #mufmunmuh #nonfiksi #quotes #monolog

Campuran - Dunia

DUNIA

Oleh: M3

Sesungguhnya dunia ini dipenuhi bermacam perspektif dan afeksi. Apa yang di depan mata itulah yang sering ditaksir begitu dan begini. 

Hati sering terbesit iri

Segala pencapaian orang ditilik

Penilaian sering terjadi

Sebatas melihat sampul hasil

Upaya hampir selalu terlewati alias tak diukur dan dilupakan. Prasangka demi prasangka memunculkan hipotesis. Padahal hanya dugaan, sudah layaknya sebuah fakta. Inilah dunia yang tak sempurna bersama kita yang juga dengan ketidak-sempurnaan.

Satu sisi menganggap buruk

Bagian lain dikira baik

Tergantung perspektif mana

Juga afeksi yang menghinggapi

Semua hanya masalah terlihat. Padahal banyak yang tidak kita ketahui di belakang layar. Kita sama-sama menampilkan persona (topeng). Namun, bedanya ingin faking mask or good mask?

Nyatanya, media begitu. Menampilkan apa saja yang mendorong sensasi. Tak peduli dusta, yang penting viral dan membangun emosi pembaca. Bahkan kini tak ada orang yang malu membuat makar.

Sekadar maaf pasti selesai

Mengulang tak masalah

Tiada satu pun penjatuhan sanksi

Seolah balasan akan lenyap

Berita sampah malah dipuja-puji

Karya dan kejujuran dilabel buruk rupa

Selamat datang di zaman fitnah. Menilai segala macam hal dari sisi yang cuma terlihat. Di mana good looking dielu-elukan, padahal pembunuh. Sedangkan yang biasa ditepikan bahkan dihujat habis-habisan.

Seakan identitas, value, dan prinsip sendiri malu 'tuk diungkapkan. Hilang begitu saja. Diam terhadap kemungkaran malah sering dilakukan. Keadilan bukan buram lagi, tetapi sudah berguguran. 

Apa kita lupa? Pada akhirnya kita akan menjadi tulang. Berumah tanah dan pasti dimintai pertanggungjawaban. Di hari penghakiman. 


(': Berjuta penafsiran disilakan.

#15dayswritingchallenge #menulisbebassantuy #tantanganmenulis #day15MBSbatch1 #mufmunmuh #puisi #syair #sajak #bait #monolog #quotes #nonfiksi #sakit #dunia #perspektif

Monolog - Menempatkan Diri

MENEMPATKAN DIRI
Oleh: M3

Mungkin terkesan memilah-milih. Akan tetapi, hakikatnya hidup adalah pilihan. Semua tentang bagaimana kita berperspektif. Di mana stimulus (rangsangan) yang diserap oleh panca indra, diproses melalui pikiran, lalu menghasilkan respon, dan dikeluarkan perilaku.

Tentu diimbangi oleh pengalaman dan ilmu yang dipunya. Sama halnya dengan teman. Tatkala membutuhkan orang yang dipercaya haruslah jeli untuk menilai. Mengolah data siapa mereka dengan obsevasi dan analisa perilakunya. 

Mana teman yang cuma diberi haknya. Mana sahabat yang harus dipenuhi haknya. Bukan asal comot sana-sini. Kemudian dijadikan wadah berkisah rinci. Belum lagi yang suka play victim (seolah mereka korban, padahal yang jahat adalah mereka).

Hati-hati musuh dalam selimut. Kadang bukan kita yang tak sadar. Namun, belum cerdas kita menempatkan diri. Keramahan itu bisa berubah jadi penodong yang punya kunci terpenting, sebab tahu aib kita.

Belum lagi mereka yang toxic (beracun) itu membawa hal buruk. Baik secara sadar maupun tidak. Seperti hadis riwayat Bukhori & Muslim yang mengatakan ketika punya teman pandai besi, kita bakal kena bau arangnya.

Sama, kala mendapat teman penjual parfum, kita pasti terciprat wanginya. Karena bersahabat itu yang mengajak dalam taat bukan maksiat. Lillah. Seperjuangan Sesurga. Salimg mengingatkan dan mendukung. Mari semakin baik menempatkan diri.


#15dayswritingchallenge #menulisbebassantuy #tantanganmenulis #day13MBSbatch1 #mufmunmuh #nonfiksi