tag:blogger.com,1999:blog-7170708985498411362024-02-07T11:41:00.004-08:00Perahu KataM3http://www.blogger.com/profile/12279290810627030878noreply@blogger.comBlogger61125tag:blogger.com,1999:blog-717070898549841136.post-5954890423403467552022-03-09T03:34:00.002-08:002022-03-09T03:34:15.930-08:00Berita - Untaian Cena di Sebidang Tanah<p style="text-align: center;"> Untaian Cena di Sebidang Tanah</p><p>Pada tanggal 28 Januari 2022, Universitas Muhammadiyah Sidoarjo melakukan pembukaan KKN Pencerahan 2022 dengan tema Membangun Desa Sapta Pesona Berdaya Saing Berbasis Potensi Lokal, Teknologi & Green Ekonomi. Universitas Muhammadiyah Sidoarjo atau biasanya dikenal dengan singkatan UMSIDA, memberikan 4 buah program unggulan untuk melancarkan kegiatan KKN tahun ini. KKN Pencerahan 2022 terbagi menjadi 3 yaitu KKN Klaster, KKN Non-Klaster, dan KKN Mandiri. </p><p>Salah satu mahasiswa UMSIDA dari prodi Psikologi yang bernama Mardiah memberanikan diri mengambil program yang berbeda dari luang lingkupnya, yaitu program lingkungan. Ia mengambil KKN Pencerahan 2022 dengan skema Mandiri dikarenakan tempat tinggalnya yang berada di luar pulau jawa. KKN yang dilakukan berada di Desa Pantai Cabe, salah satu dari sekian banyaknya desa yang ada di Kalimantan Selatan. </p><p>Pada tanggal yang sama, 28 Januari 2022, ia melakukan kegiatan KKN dengan mitra salah satu anggota masyarakat Desa Pantai Cabe. Mitra yang didapatkannya terkena dampak pandemic dan juga kenaikan harga bahan pangan dan sembako yang cukup besar. Selain itu, Mitra mempunyai sebidang lahan kosong dan juga kebun mini yang terserang oleh serangga. Ia menggunakan pengetahuan dan keterampilannya dalam membantu meringankan permasalahan yang dihadapi oleh Mitra. </p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEhpdz4o_FfnJiYmt8Xoy1kLewfno2rWzYlM1SPbY7zdx141zIU4rxuP8QP4ZQ6rkVgSXwu9tPegXPrYgO6BkOR0bfolhLyZ3jNOIvKACe98Cj-UWVNtRIXBfaeRpIyaJcCydogCEELQ2MiOcXfYWc06z0nANJqFi7Ay4ESbF3efwf09B6ots3FKn-Cyow=s1280" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1280" data-original-width="1267" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEhpdz4o_FfnJiYmt8Xoy1kLewfno2rWzYlM1SPbY7zdx141zIU4rxuP8QP4ZQ6rkVgSXwu9tPegXPrYgO6BkOR0bfolhLyZ3jNOIvKACe98Cj-UWVNtRIXBfaeRpIyaJcCydogCEELQ2MiOcXfYWc06z0nANJqFi7Ay4ESbF3efwf09B6ots3FKn-Cyow=s320" width="317" /></a></div><p style="text-align: center;"><i>Gambar Lahan Kosong</i></p><p>Limbah botol plastik dimanfaatkan sebagai penangkal serangan serangga terhadap tanaman. Botol tersebut ditali pada batang kayu yang sebelumnya telah ditancapkan. botol dibiarkan terbuka, tanpa tutup dengan harapan agar serangga masuk ke dalam botol dan tidak menyerang tanaman. Cara sederhana ini dilakukan agar bahan sayur tidak terkontaminasi dengan bahan kimia. Dengan demikian, sayur tetap alami dan juga sehat untuk dikonsumsi. </p><p>Sebuah kebun tentu tidak lepas dengan adanya pupuk. Pupuk organic dapat menyuburkan tanah dan juga baik untuk tanaman. Ia dan Mitra menggukanan pengetahuan untuk mengelola pupuk organic secara manual. Pupuk organik yang digunakan berasal dari limbah kotoran hewan yang kemudian dicampur dengan tanah dan lainnya. </p><p>Ia juga memberikan pengetahuan terhadap Mitra mengenai pembuatan flyer menggunakan aplikasi atau website yang terkenal. Flyer digunakan sebagai media promosi untuk mempromosikan pupuk organic apabila Mitra mampu memproduksi secara massal. Hal tersebut diharapkan dapat membantu daya beli Mitra. Selain itu, hal tersebut juga diharapkan bisnis makin berkembang dan Mitra dapat merekrut karyawan. Dengan demikian, daya beli pangan dan sembako masyakat di desa bisa berkembang.</p><p>Kegiatan KKN Pencerahan dengan Skema Mandiri diikuti oleh Mardiah meliputi memanfaatkan limbah botol plastik, pengolahan pupuk organik, dan pembuatan flyer. Dengan adanya ini, ia berharap bahwa daya beli bahan pangan dan sembako Mitra bisa meningkat. Perkebunan yang sehat dan terawat dapat membantu mengurangi kebutuhan ekonomi dalam membeli kebutuhan pangan. Dana pangan bisa ditabung atau digunakan untuk keperluan yang lain. </p><p><br /></p><p>Penulis: Mardiah</p><p><br /></p>M3http://www.blogger.com/profile/12279290810627030878noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-717070898549841136.post-53498001014306527732022-03-09T00:55:00.000-08:002022-03-09T00:55:01.953-08:00Berita - Pelatihan dan Pendampingan Handlettering, Fotografi, Pembuatan Paper Bag, serta Amplop: Alternatif Pengembangan UMKM oleh Mahasiswi KKN Mandiri Umsida<p> </p><p style="clear: both; text-align: center;">Kuliah Kerja Nyata Umsida</p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEhfBdzF3gsK4bbqiTPqIv2K83veceC-TMlrDgYSsmTGAiro0IC5Vm4bS31Iioy9c0qrEeLIv2E2OV272A2S8Go04FUYX0S_1hKz0EzXzByeTtmJxHnpbrLjCza3WAqmXyt0cYYVbseSpevjDhceqUosioKUoSTip40ps-mCqJTHxsymgI_YuxGo72VOWg=s4000" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="2250" data-original-width="4000" height="180" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEhfBdzF3gsK4bbqiTPqIv2K83veceC-TMlrDgYSsmTGAiro0IC5Vm4bS31Iioy9c0qrEeLIv2E2OV272A2S8Go04FUYX0S_1hKz0EzXzByeTtmJxHnpbrLjCza3WAqmXyt0cYYVbseSpevjDhceqUosioKUoSTip40ps-mCqJTHxsymgI_YuxGo72VOWg=s320" width="320" /></a></div>
<p align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; text-align: center;"><span style="mso-no-proof: yes;"><v:shapetype coordsize="21600,21600" filled="f" id="_x0000_t75" o:preferrelative="t" o:spt="75" path="m@4@5l@4@11@9@11@9@5xe" stroked="f">
<v:stroke joinstyle="miter">
<v:formulas>
<v:f eqn="if lineDrawn pixelLineWidth 0">
<v:f eqn="sum @0 1 0">
<v:f eqn="sum 0 0 @1">
<v:f eqn="prod @2 1 2">
<v:f eqn="prod @3 21600 pixelWidth">
<v:f eqn="prod @3 21600 pixelHeight">
<v:f eqn="sum @0 0 1">
<v:f eqn="prod @6 1 2">
<v:f eqn="prod @7 21600 pixelWidth">
<v:f eqn="sum @8 21600 0">
<v:f eqn="prod @7 21600 pixelHeight">
<v:f eqn="sum @10 21600 0">
</v:f></v:f></v:f></v:f></v:f></v:f></v:f></v:f></v:f></v:f></v:f></v:f></v:formulas>
<v:path gradientshapeok="t" o:connecttype="rect" o:extrusionok="f">
<o:lock aspectratio="t" v:ext="edit">
</o:lock></v:path></v:stroke></v:shapetype><v:shape id="Picture_x0020_2" o:spid="_x0000_i1027" style="height: 131.25pt; mso-wrap-style: square; visibility: visible; width: 233.25pt;" type="#_x0000_t75">
<v:imagedata o:title="" src="file:///C:/Users/ACERA3~1/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image001.jpg">
</v:imagedata></v:shape></span><b><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;"><o:p></o:p></span></b></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">Universitas
Muhammadiyah Sidoarjo–atau biasa diakronimkan menjadi Umsida–mengadakan Kuliah
Kerja Nyata (KKN) mulai tanggal 28 Januari 2022 dengan tema Membangun Desa
Sapta Pesona Berdaya Saing Berbasis Potensi Lokal, Teknologi, dan Green Ekonomi.
Umsida sendiri membagi jenis KKN menjadi 2 ranah di mana setiap ranah memiliki
bagian, yakni KKN Pencerahan (terdiri dari KKN Klaster, KKN Non-Klaster, dan
KKN Mandiri) serta KKN Terpadu (terdiri dari KKN Klaster & dan KKN Mandiri).
<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">Terdapat 4
program unggulan yang diusung oleh Umsida guna mengarahkan peserta KKN menyusun
program kerja di lapangan nanti. Dibagi menjadi program Pengembangan UMKM, Tata
Kelola Publik, Program Lingkungan, dan Pengembangan Pariwisata. <o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">Salah satu
mahasiswi bernama Mufidah Munawwaroh Muhamad memilih program pengembangan UMKM
yang berbeda dari studi psikologinya saat ini. Pada tanggal 29 Januari 2022, ia
mendatangi para guru dari Sekolah Luar Biasa Aisyiyah 08 yang berlokasi di
Kecamatan Kranggan, Kota Mojokerto untuk bekerja sama sebagai mitra KKN.</span></p><p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEiBqP7ZTdew5BT4lKzQbQCd0lPUmmmjay1jD74vPaYRy6StbgKDqB-D-d01tI6xwZyoZkrhiNsUSfiYegUV7O-OOv_O1tOzf1QYlLuurKyQXZJT-E8bIDEZQvMLWnOlmSW-HBiRlr9_7XpD97zTI4ldK7qKspqBgsJanqNMTzz_CAF5utep37zrYdrfug=s1156" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="867" data-original-width="1156" height="240" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEiBqP7ZTdew5BT4lKzQbQCd0lPUmmmjay1jD74vPaYRy6StbgKDqB-D-d01tI6xwZyoZkrhiNsUSfiYegUV7O-OOv_O1tOzf1QYlLuurKyQXZJT-E8bIDEZQvMLWnOlmSW-HBiRlr9_7XpD97zTI4ldK7qKspqBgsJanqNMTzz_CAF5utep37zrYdrfug=s320" width="320" /></a></div><p></p><p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">Meninjau dari
kerajinan tangan yang telah dibuat Sekolah Luar Biasa Aisyiyah 08 sebelumnya, Fida
beranggapan bahwa karya tersebut membuka peluang atau menaikkan potensi
kerajinan buatan rumah. Hal tersebut pun mendorong Fida–panggilan akrabnya–melakukan
<i>upgrade </i>terhadap kemasan dan nilai tambah produk dengan mengadakan
pelatihan dan pendampingan <i>handlettering</i>, foto produk, pembuatan <i>paper
bag</i>, dan amplop lebaran. <o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">Biasanya amplop
maupun <i>paper bag</i> memiliki desain cetak. Namun, kali ini Fida berorientasi
karya kerajinan tangan SLB Aisyiyah 08 bisa <i>custom </i>nama dari pelatihan <i>handlettering</i>
yang dilakukan. Di samping itu juga, bertujuan meningkatkan atensi pembeli dari
pelatihan foto produk agar tampil menarik. <o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEjwO_vkcPuHZQ_2jZT_GMK3nQZCVryMB0UW9yOui24OvDGj-apnEW-9cJdFP8t3CaBxRvA-jO8ZStJnDkF7nadUeNw8KFnJHVkGoIZvWdcuDKMcyYb7cs8IPHktROBM2tCaNr_M4oBHt41fjcqOkJ2lpurkZnUARoesI1-5QRNusVt6Ixjr6IoU3YCHrw=s2992" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="2992" data-original-width="2992" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEjwO_vkcPuHZQ_2jZT_GMK3nQZCVryMB0UW9yOui24OvDGj-apnEW-9cJdFP8t3CaBxRvA-jO8ZStJnDkF7nadUeNw8KFnJHVkGoIZvWdcuDKMcyYb7cs8IPHktROBM2tCaNr_M4oBHt41fjcqOkJ2lpurkZnUARoesI1-5QRNusVt6Ixjr6IoU3YCHrw=s320" width="320" /></a></div><p></p>
<p align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; text-align: center;"><span style="mso-no-proof: yes;"><v:shape id="Picture_x0020_1" o:spid="_x0000_i1025" style="height: 162.75pt; mso-wrap-style: square; visibility: visible; width: 162.75pt;" type="#_x0000_t75">
<v:imagedata o:title="" src="file:///C:/Users/ACERA3~1/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image003.jpg">
</v:imagedata></v:shape></span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;"><o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">Pelatihan di
atas diharapkan dapat membantu pengembangan UMKM di SLB Aisyiyah 08 pada bagian
pengemasan. Karena dari tampilan produk, memengaruhi keputusan khalayak untuk
membeli. Nilai jual juga meningkat dari pelatihan <i>skill</i> menulis <i>handlettering</i>
yang bisa dipesan secara <i>custom</i>. Ditambah dengan pembuatan amplop tanpa
perekat apa pun, menggunakan bahan yang mudah dijangkau, serta bisa dipesan
dengan <i>handlettering custom</i> pula. Dengan demikian, variasi produk dapat
bertambah, pengemasannya cantik, dan tampilan karya <i>handycraft</i> makin
menarik.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;"><o:p> </o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">Penulis: Mufidah Munawwaroh Muhamad<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;"><o:p> </o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;"><o:p> </o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;"><o:p> </o:p></span></p>M3http://www.blogger.com/profile/17979903135713484626noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-717070898549841136.post-29172845935325247582022-02-02T04:24:00.009-08:002022-02-02T04:46:27.316-08:00Nonfiksi - Aku Tumbuh sebagai Anak Broken Home<p> </p><h4 style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; text-align: center;"><span style="font-family: times;"><span lang="IN" style="font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">Aku Tumbuh sebagai Anak Broken Home<br /></span><span lang="IN" style="font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">Oleh: M3</span></span></h4>
<p align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; text-align: center;"></p><div class="separator" style="clear: both; font-weight: bold; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEiRovIWTaBFxA11Lk9dCaCaS1AejEiz-vKWH6dB0pEDBpF8vFRDADU0gA2CQcjWfi5FWPdHN43xf17l-zRusEMe8Re4C7LrthMrj87hg0XmxQktGS5MAsQTB-k3-2gyFMVJFh78RIXdiajMDi_59a23TG5vEs-AX7jQWlKuNnGyFFW_i3oRM3Mh3NtMvg=s4180" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="4180" data-original-width="2828" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEiRovIWTaBFxA11Lk9dCaCaS1AejEiz-vKWH6dB0pEDBpF8vFRDADU0gA2CQcjWfi5FWPdHN43xf17l-zRusEMe8Re4C7LrthMrj87hg0XmxQktGS5MAsQTB-k3-2gyFMVJFh78RIXdiajMDi_59a23TG5vEs-AX7jQWlKuNnGyFFW_i3oRM3Mh3NtMvg=s320" width="216" /></a></div><div style="text-align: center;"><i>gambar oleh: emilie-crssrd</i></div><p align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; text-align: center;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;"><a href="https://youtu.be/UCnX6OYbwl8" target="_blank">Insight dari Sekolah Rumah Tangga bersama Teh Febrianti</a> – kanal YouTube Amazing Muslimah<o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 35.45pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">Jujur, bingung pas
memulai ini harus bagaimana. Ceilah. Gimana ya ngetiknya. Pake bahasa baku apa
bebas ya? Hm, biar kesannya agak akrab, informal aja kali ya. Semoga curhatan
sekaligus pesan ini nyampe ke yang lagi baca (terutama diri sendiri di masa
depan, meskipun baru 1 detik kemudian).<o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 35.45pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">Kali ini bakalan
gamblang ngomongnya melalui ketikan. Tolong untuk berhenti membandingkan
kehidupan kita. Di luar sana ada yang hidupnya di bawah, di atas, bahkan setara
dengan kita. Intinya, semua punya ujiannya masing-masing. Berhenti merepotkan
diri dengan menatap rumput tetangga lebih hijau.<o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 35.45pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">Okay. Dimulai dari
sepertiga terakhir video yang udah disebutkan di atas, ada kalimat yang bikin throwback
ke baground diriku. Apa itu? Intinya, <o:p></o:p></span></p><p align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; text-align: center;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;"><b><i>“Nggak mungkin Allah
gak punya maksud ketika mempertemukan sesuatu tanpa tugas spesifik atau maksud di
dalamnya.”</i></b><o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 35.45pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">Langsung keinget
sama mindset aku, “Harusnya mama dan ayah nggak usah nikah biar aku nggak lahir
ke dunia ini. Kan enak nggak bakal buruk.” Waduh! Berat tuh. Kadang pas terpuruk,
selalu aja nyalahin diri sendiri. Seolah aku adalah pembawa sial. Bagaimana tidak?
Jahatnya setengah hidup begini. Manfaat hampir nggak ada. Hm, narasi yang depresif
sekali.<o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 35.45pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">Karena kalimat
inti dari video tersebut, langsung deh runtuh narasi depresifnya. Iya, ya. Kalau
mama sama ayah pisah, berarti ada maksud baik Allah di baliknya. Jika memang mereka
nggak bersinergi menuju keluarga bervisi surga, kan ada aku. Harusnya gitu. Kenapa
aku diciptakan melalui keluarga ini apabila pada akhirnya mama dan ayah bakalan
bercerai? Bukan kenapa sih aku gak mati aja?<o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 35.45pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">Dasarnya kan ada
di QS. 51:56 dan 2:30, yaitu aku adalah hamba dan khalifah. Buat apa hidup? Ya buat
beribadah dan memakmurkan bumi.<o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 35.45pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">Pasti ada maksud
baik Allah mengirimkan aku melalui rahim mama. Dengan kondisi seperti ini, aku
terbentuk menjadi anak kecil yang sangat mudah tersinggung, cepat kesulut
amarahnya, dan keras. Seiring berjalannya waktu, aku sadar ada yang butuh
diperbaiki. Emang bener ya kalau ujian kita itu justru adalah kelemahan kita
saat ini.<o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 35.45pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">Pernah suatu
kali aku mikir betapa nggak sabarannya diriku. Sampe tercetus pertanyaan, “Kenapa
Allah malah ngasih aku amanah yang bikin mudah tersulut emosinya?” woh! Di saat
yang sama, aku menemukan jawaban. Ya karena aku butuh ditempa dari pribadi yang
suka marah agar menjadi pribadi yang sabar dengan cara seperti ini. Toh ketika berhasil
menaiki 1 tangga ujian kesabaran, di tangga kedua, ketiga, dan seterusnya,
ujiannya malah makin berat. Sama aja euy, meskipun, semisal, ujiannya bukan
yang saat ini terjadi.<o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 35.45pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">“Bagaimana
masalah di depan ini menjadi pembuktian iman kita kepada Allah?” salah satu
kalimat yang kutulis dari Bu Febri. Betul juga. Katanya beriman, kudunya ujian
ini kulaksanakan semaksimal kemampuanku. Terseok-seok jelas. Perasaan bersalah
hampir tiap menit menggelayut dalam dada. Seolah nggak bisa terpangkas. Walaupun
hanya selibas. Hummmm.<o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 35.45pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">Berarti, sempatnya
kedua orang tuaku menikah adalah gerbangku menuju dunia. Timeline mereka
bercerai pun merupakan titik awal aku belajar menerima takdir. Alhamdulillah sejak
SMP otakku sudah mengambil pernyataan, “Gimana ya kalo beneran tinggal serumah
kami bertiga? Mungkin gak bakal sebaik saat ini progess-nya.”<o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 35.45pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">Hingga detik aku
menulis ini, pernyataan itu terus terpampang dalam ingatan. Lucunya ada salah
satu film yang bilang, “kamulah keajaiban itu sendiri.” Wusss, padahal animasi
tapi berhasil bikin nangis. Karena kondisinya agak mirip. Tidak istimewa. Bukan
sebab suatu kelebihan yang kita punya yang disebut keajaiban atau karunia. Namun,
diri kita yang terlahir itulah keajaiban yang ditunggu-tunggu.<o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 35.45pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">Meskipun aku
banyak sekali kekurangan. Seakan gak pantes sama sekali berada di keluarga ini.
Gak berguna untuk keluarga ini. Atau harusnya gak usah hidup sekalian. Aku wajib
yakin. Ini semua adalah skenario Allah. Aku yang ditunjuk untuk mamaku. Aku yang
ditunjuk untuk menempa diri. Aku yang ditunjuk untuk melaksanakan tugas
dari-Nya. Harusnya aku mengingat itu selalu. Karena akulah yang mampu di ranah ini<o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 35.45pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">Ini bukan
sebatas aku terluka, mama terluka, ayah terluka, atau keluarga terluka. Bukan juga
sekadar nilaimu bagus, pintar, dan jago bidang sains, pengetahuan sosial, atau
bahasa. Ini adalah bentuk penghambaan pada-Nya. Bentuk beriman kepada
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wassalam. Bentuk birrul walidain. Bentuk membasuh
luka pengasuhan. Bentuk penempaan diri menjadi khalifah di muka bumi. Inilah bentuk
sejatinya diriku. Berproses dari yang buruk menjadi baik.<o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 35.45pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">Memang sangat
sulit. Bahkan aku <s>sempat</s> berulang kali ingin menyerah. Beranggapan diriku
tidak bisa. Padahal ya semuanya butuh perjuangan yang gigih. Bukan berarti mustahil.
Jalan ini yang Allah pilihkan untukku. Lingkup ini yang berada dalam lingkaran
jangkauanku.<o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 35.45pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">Berbekal luka
dan kesalahan, aku harus belajar. Belajar mencari, menelaah, mengevaluasi,
peka, dan memperbaiki. Berproses meski 0,1% setiap harinya. Aku ada untuk
membawa tugas besar nan mulia dari Allah. Maka, terima kasih telah mengizinkan
hamba berbagi Ya Allah. Mudah-mudahan tulisan ini membawa gebrakan baru untuk diri
sendiri.<o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 35.45pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;"><br /></span></p><div style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 35.45pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">Terakhir,</span></div><div style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 35.45pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">Untukmu, Wahai
diriku</span></div><div style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 35.45pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">Sadari, engkau adalah
debu yang berharga. Tinggal bagaimana engkau menyikapinya. Apakah dengan
perjuangan yang mempunyai konsekuensi? Apa justru menyerah yang sama-sama memiliki
konsekuensi? Pilihlah pilihan yang mampu kau tanggung resikonya. Biarpun terseok-seok, Allah tidak pernah, tidak pernah sekali pun DIA
membiarkanmu. Hei, ingatlah bahwa engkau ada karena engkaulah pengemban amanah mulia
sebagai wakil Allah di bumi. </span></div><h4 style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; text-align: center;"><span style="font-weight: normal;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">Ingat ini, engkau berharga<br /></span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">Maka tuntaskan amanah-Nya
sebelum ajal tiba<br /></span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">Sungguh, aku ingin
menyayangimu setulus hati, wahai aku<br /></span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">Ridhoi kesalahanmu yang
telah terjadi<br /></span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">Detik ini, cukupkan meratapi
diri<br /></span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">Berproseslah menjadi
yang terbaik<br /></span></span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;"><span style="font-weight: normal;">Untuk-Nya</span>.</span></h4><div style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">Salam mencintai proses, M3<br /></span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">Bumi Allah, 02 Februari 2022</span></div><p align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; text-align: center;">
</p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span lang="IN" style="line-height: 150%;"><span style="font-family: Ink Free;"></span></span></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><span style="font-family: Ink Free;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEjk9Qszs1aFXNdtDkEYVEAvLZNkcmp-_fZnX4AqBhdfHq-VTc7CneQwXRoGXVt3i_14SDPeG0I2UaZdqWby859Jm3NKfb28K35VPBhqwB_cnGh_WivqebT75s5R9IM0xmhZ7YfJo5WJlKcCg47D5JSG8w0Idu0LkydDWWJFj4wgSR5A__erseuwsDjQEA=s5161" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="3441" data-original-width="5161" height="213" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEjk9Qszs1aFXNdtDkEYVEAvLZNkcmp-_fZnX4AqBhdfHq-VTc7CneQwXRoGXVt3i_14SDPeG0I2UaZdqWby859Jm3NKfb28K35VPBhqwB_cnGh_WivqebT75s5R9IM0xmhZ7YfJo5WJlKcCg47D5JSG8w0Idu0LkydDWWJFj4wgSR5A__erseuwsDjQEA=s320" width="320" /></a></span></div><p></p><p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; text-align: center;"><span lang="IN" style="line-height: 150%;"><span style="font-family: times;"><i>gambar oleh: ibrahim-rifath</i></span></span></p>M3http://www.blogger.com/profile/17979903135713484626noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-717070898549841136.post-86533847368231096372022-01-08T22:16:00.004-08:002022-01-08T22:25:21.955-08:00Insight Book<div style="text-align: center;"><b>Islammu adalah Maharku (Taiwan) </b><br /><i>Penulis: Ario Muhammad, PhD</i> </div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEgkaS3Wox12G3Sxhsdd-CbWYja7VdsM-LT7NCWSA7JX6eEf9NX1zbGNm97pjIILCt-jIl-Nz3HDmpEJJ2BIRxxgmXB-jqfcPUWav-9lMuhqbRH2xSK4CNJqtViyw_0NkahQRkRZyZqHrl9rUrxf-Q-r1CMZOpPZKGn7XW3TAtOZ4nLuTEn2TTW1agmaQg=s2992" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="2992" data-original-width="2992" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEgkaS3Wox12G3Sxhsdd-CbWYja7VdsM-LT7NCWSA7JX6eEf9NX1zbGNm97pjIILCt-jIl-Nz3HDmpEJJ2BIRxxgmXB-jqfcPUWav-9lMuhqbRH2xSK4CNJqtViyw_0NkahQRkRZyZqHrl9rUrxf-Q-r1CMZOpPZKGn7XW3TAtOZ4nLuTEn2TTW1agmaQg=s320" width="320" /></a></div><br /><div><div style="text-align: justify;">Bagian favorit di dalam buku. </div><div style="text-align: justify;">Di bab ke-14 saat Chen mendapat penjelasan dari para mualaf tentang: </div><div style="text-align: justify;">1. "Sesungguhnya orang-orang yang kafir kepada ayat-ayat Kami, kelak akan Kami masukkan mereka ke dalam neraka. Setiap kali kulit mereka hangus, Kami ganti kulit mereka dengan kulit yang lain, supaya mereka merasakan azab. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana." (QS. An-Nisa [4] : 56)</div></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Manusia punya 3 lapis kulit yang terdiri dari epidermis, dermis, dan sub cutis. Jika yang terdalam yaitu sub cutis terbakar, maka kulit akan rusak yang ditandai tidak dapat merasakan rasa sakit. See? Gak mungkin dong di zaman Rasulullah bisa tau teknologi modern semenakjubkan itu. Padahal Al-Qur'an diturunkan pada 1400 tahun yang lalu. Emejing 🤩🤩🤩</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">2. Kemudian, keindahan akhlak keluarga muslim di Suriah. Di sana kebersihan terjaga, saling menghormati, saling berbagi, dan saling bertanggung jawab. Ketika belajar bahasa Arab, referensi utamanya malah Al-Qur'an. </div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Ini maknanya, sebagai muslim/ah semestinya menjaga almamater Islamnya. Menjaga nama baik Allah, Nabi Muhammad, Umat Islam, dan Islam itu sendiri. Bagaimana keindahan Islam tergambar dari kehidupan muslim merupakan bentuk dakwah yang sangat meresap bagi siapa saja yang merasakan. </div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Maka, sudahkah kita menerapkan nilai-nilai Allah selama "mengaku" sebagai orang yang beragama Islam? Jika sudah, bukankah pahala besar tatkala kita menjadi wasilah hidayah bagi yang lain? Selanjutnya bisa reunian bareng di Surga dan ketemu Allah dalam keadaan paling membahagiakan. 🥺</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Ah, satu lagi nih. Kata Yunus Yo pas dikasih tahu emaknya jangan milih Islam soalnya aturannya banyak, ketat, atau ribet, ia menjawab, "Saya tidak sedang mencari agama yang paling mudah, tetapi paling benar." 😭👏🏻 semoga kita bukan orang yang menjalani aturan syariat sak karepe dewe (seenaknya sendiri). </div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">3. Yang terakhir tatkala nenek Prof. Nabil terkasih meninggal tiba-tiba. Keadaannya pun terbilang sehat. "Lalu di mana nenek sekarang? Setelah diambil Tuhan, ke mana nenek pergi? Ke mana kita juga akan pergi dan mengapa kita ada di dunia ini?" </div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Kiranya begitu pertanyaan Prof. Nabil yang menyinggung tentang uqdatul kubro, yaitu simpul besar ketika menjalani kehidupan. Dari mana kita berasal? Mengapa kita hidup? Dan akan ke mana setelah kita mati? </div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Sudahkah kita memahami makna kehidupan? </div><div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">✍🏻Sedangkan sisi kalimat kesukaan ialah:</div><div style="text-align: justify;">"...bercerita lirih kepada Tuhannya aku dibuat iri olehnya. Dia memiliki tempat sandaran paling menakjubkan dalam hidupnya. Sedangkan aku? Aku selalu merasa sendiri ketika gundah. Tak ada siapa pun yang mampu meringankan berbagai tekanan yang kuhadapi." Halaman 132-133 bagian Prof. Chen. </div></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div><div style="text-align: justify;"><i>Ini sama seperti cerita <a href="https://www.annasindonesia.com/read/781-kisah-tukang-cukur-yang-tidak-mempercayai-adanya-tuhan" target="_blank">Tukang Cukur dan Pelanggannya</a> 😊</i></div><div style="text-align: justify;"><i><br /></i></div><div style="text-align: justify;"><i>Jadi, gak apa-apa kok kalau gak ada wadah bercerita. Kan ada Allah yang selalu dan selalu merindui doa hamba-Nya. Cerita yang banyak pun gak bakal disela sama Allah. Adanya dipeluk, didengarkan, dan dimengerti lebih dari diri sendiri. Bahkan dikasih solusi. Melted gak tuh. </i>😭</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">👏🏻</div><div style="text-align: justify;">"Aku tidak mungkin mengkhianati ajaran Allah, Tuhanku, hanya karena seorang laki-laki..." ujar Syakila pada halaman 148. </div></div><div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">"Beginikah jadinya jika aku berani bermain hati?" Syakila - halaman 154. </div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Sebagai muslimah sulit gak baper. 😌 Haduh angel wes. Kecerdasan bukanlah penyelamat. Kita sendiri pun sudah disajikan bagaimana cinta yang tidak dikelola bisa bikin gila dan buta. 😢 Sulit bukan berarti mustahil. Kalau bukan rahmat Allah, kita gak bakal selamat dari fitnah pria. Oleh karena itu, yuk terus berdoa supaya dijauhkan dari kemaksiatan dan kelola hati kita agar netral. Hati-hati mahkota kita jatuh pada hubungan yang diharamkan. </div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Sebaik-baik perhiasan adalah wanita salehah. Pilihan itu ada di tanganmu, Ukhty (Saudari). 😊</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">🎢</div><div style="text-align: justify;">"Tapi bukankah ada Allah yang akan menyembuhkan lukanya? Kenapa aku harus terpuruk?" Syakila - halaman 155. </div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Betul sekali. Di sini dapat insight kalau menolak lelaki harus tegas, gak boleh digantung dengan alasan "kasihan" dengan dalih nolak dengan cara yang gak nyakitin. Kecil / besarnya luka atau kecewa tergantung pribadi masing-masing. </div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Gak mungkin gak nyakitin. Namun, itu lebih baik. Terluka di awal daripada menunggu ketidakpastian + ditolak lagi di akhir. Bukannya malah double kecewanya? Wajar kok terluka itu. Tinggal kitanya udah ngomong baik-baik (ikhtiar) belum? Masalah hatinya sudah bukan urusan kita. Akan tetapi, perilaku kita kepadanya yang jadi masalah. Baik apa buruk? </div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Jika telah bersikap baik, tetapi dia tetap tersakiti, nanti Allah yang bakal nyembuhin. Fokus aja ke lingkaran kendali kita. </div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">💸</div><div style="text-align: justify;">"...mereka mungkin bergelimang harta tapi saya bisa menjamin bahwa sebagai seorang muslim saya jauh lebih bahagia dibanding mereka." Syakila - halaman 181</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Contoh fenomenal deh. Squid game. Tanya tuh si kakek kaya raya. Bikin game begituan karena kesepian it's mean ora bahagia. Intinya sih, uang emang bikin tenang dalam beberapa aspek, cuma bukan yang utama. 😊</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">👨👩👧👦</div><div style="text-align: justify;">"Dalam Islam pernikahan, nafsu, cinta semuanya diatur pada tempatnya dengan sangat bijaksana." Syakila - halaman 182</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">"Islam mengajarkan pada saya tentang kesejatian cinta, bukan hasrat palsu dan nafsu belaka." Syakila - halaman 183</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Semua udah diatur. Kalau ada agama yang melarang naluriah manusia berarti agama itu gak sempurna. Lho kok gitu? Bukannya nafsu syahwat itu jelek ya? Lah terus kenapa manusia punya nafsu syahwat? </div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Dilihat dulu ya konteksnya. Penyalurannya juga bagaimana? Itu semua Islam atur dengan sempurna. Karena apa? Karena Allah paling mengenal dan tahu kita sehingga menurunkan aturan agar hamba-Nya punya haluan yang tepat dan bisa bahagia. 😊</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Berhubungan badan itu dosa besar ketika dilakukan tanpa ikatan pernikahan. Belum lagi anak yang dilahirkan jadi bukti seumur hidup dari kesalahan orang tuanya. Apalagi yang sampai aborsi wah double dosanya. Naudzubillah. Astaghfirullahal'adzim. Eh, anak lagi yang jadi korban. 😭</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Akan tetapi, berhubungan badan bisa berpahala besar karena adanya ikatan pernikahan. Apalagi ketika menghasilkan generasi saleh dan salehah. Wah investasi akhirat tuh. 🤩 Begitu suci dan mulianya pernikahan itu. </div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Tinggal kitanya mau nurut apa kagak sama Pencipta Semesta? </div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><i><span style="font-size: x-small;">Salam mencintai proses, M3. </span></i></div><div style="text-align: justify;"><i><span style="font-size: x-small;">Bumi Allah, 09 Januari 2022</span></i></div></div><p style="text-align: justify;"><br /></p>M3http://www.blogger.com/profile/12279290810627030878noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-717070898549841136.post-86565231949946589042021-12-23T18:44:00.005-08:002021-12-23T18:44:36.724-08:00Cerpen - Lukisan Demi Seulas Pelukan<p> </p><h3 style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; text-align: center;"><b><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">Lukisan Demi Seulas
Pelukan<br /></span></b><i><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt; font-weight: normal; line-height: 150%;">Oleh: M3</span></i></h3><div><i><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEip6Rd5eusyG13bz5RXkftAbUfftO2ecUNDKOmHRUQn-qkLp2NOvWhKZNfKLluqyMI-uus-HplcTjky7y46cuV70ve6AEUV5G5H12j4XhwmE7lkk_bv4kefYTp93K31aKtmWzrhi9SaFRDnvkXalOOYNTZkNsGh4PVGAanzfpVGckN1n49djX2kacKJnA=s860" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="484" data-original-width="860" height="180" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEip6Rd5eusyG13bz5RXkftAbUfftO2ecUNDKOmHRUQn-qkLp2NOvWhKZNfKLluqyMI-uus-HplcTjky7y46cuV70ve6AEUV5G5H12j4XhwmE7lkk_bv4kefYTp93K31aKtmWzrhi9SaFRDnvkXalOOYNTZkNsGh4PVGAanzfpVGckN1n49djX2kacKJnA=s320" width="320" /></a></div><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;"><div style="text-align: center;">gambar dari lovepik</div></span></i></div>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 35.45pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">Semua orang
tengah bersiap di bangku penonton. Galeri seni lukis khusus anak-anak tersebut
ramai pengunjung pada hari Kamis itu. Sheila terlihat masih biasa saja di
belakang panggung. Ibunya melakukan <i>briefing </i>dengan panitia sebelum
presentasi lukisan gadis cilik berusia 14 tahun tersebut.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 35.45pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">“Ibu sudah
mencoba menghubungi Ayah, Nak. Maaf, ya. Belum ada jawaban dari Ayah,” celetuk
Ibu mengelus pundak kanan Sheila.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 35.45pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">Dengan tersenyum
penuh harapan yang redup, Sheila menyahut, “Nggak apa-apa, Bu. Terima kasih
sudah menghubungi Ayah.”<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 35.45pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">Beberapa menit
lagi, presentasi dimulai. Tiba-tiba degup jantung anak perempuan berkacamata
itu tidak stabil. Panitia membuka acara, lalu menyebutkan judul pameran Sheila.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; tab-stops: 199.5pt; text-align: justify; text-indent: 35.45pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">“Dengan ini, kami persembahkan Ruang Kebersamaan dari Sheila Anindita
Rahma. Kepadanya, kami persilakan tampil di atas panggung,” panggil panitia.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; tab-stops: 199.5pt; text-align: justify; text-indent: 35.45pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">Gemuruh tepuk tangan riuh menyambut penampilan Sheila. Sekilas basmalah
dilirihkan. Ia menggenggam tangan di depan dada. Mengatur napas dan mulai
menghadap ke penonton galeri. Gadis berkerudung cekolat tua itu mengedarkan
pandangan ke penjuru kursi. Matanya ingin menangkap sosok yang dirindukan.
Namun, tidak ada. Dari atas kursi roda bersama selang nasal cannula yang juga
berdampingan dengannya, sebuah mikrofon diberikan. Napas panjang diambilnya.
Perlahan karbon dioksida dikeluarkan melalui mulut.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; tab-stops: 199.5pt; text-align: justify; text-indent: 35.45pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">Ia membuka presentasi. Menunjukkan beberapa karya yang telah mendapat
penghargaan melalui layar proyektor. Kemudian membeberkan alasannya suka
melukis, yakni dapat membuatnya lega. Kata ibunya, dengan melukis juga bentuk
menyalurkan perasaan. Entah bahagia atau marah, sedih atau senang, kecewa atau
bangga. Selanjutnya adalah karya series. Ibu dan panitia membantu mengeluarkan
enam kanvas yang diurutkan dari ujung ke tengah.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; tab-stops: 199.5pt; text-align: justify; text-indent: 35.45pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">Dimulai dari kanvas pertama, sebuah lukisan seorang anak kecil belajar
menaiki sepeda. Menceritakan betapa cerianya sang gadis cilik itu mencoba
sepeda beroda dua dengan ditemani sang Ayah. Pada lukisan kedua, tokoh utama
itu terjatuh. Posisinya memegang lutut sambil menangis dengan sepeda yang
tergeletak di sampingnya. Sang Ayah langsung menghampiri putrinya.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; tab-stops: 199.5pt; text-align: justify; text-indent: 35.45pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">“Berlanjut pada gambar ketiga, sang Ayah menggendong putrinya kembali ke
rumah. Ada sebuah pesan yang disampaikan kepada anaknya sehingga wajah itu
terlihat bahagia setelah jatuh,” jelas Sheila.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; tab-stops: 199.5pt; text-align: justify; text-indent: 35.45pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">“Berawal dari sana, Ayah berkata, ‘Nak, kamu hebat sudah jatuh pertama kali
hari ini. Sekarang jatah gagalmu berkurang satu. Ayah bangga kamu berhasil
berani mencoba tanpa Ayah pegangi lagi. Besok kita bersepeda lagi, ya?’. Dengan
senyum paling menawan, mata anak itu berbinar. Ekspresinya berubah gembira. Ia
yakin esok hari dan seterusnya akan menghabiskan waktu bersama sang Ayah,”
jelas Sheila memutar kursi rodanya ke kanvas ketiga.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; tab-stops: 199.5pt; text-align: justify; text-indent: 35.45pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">Berlanjut pada kanvas keempat yang bergambar anak itu bersepeda lagi.
Ayahnya mengikuti dari belakang sembari menyembunyikan cokelat dan boneka panda
di belakang punggungnya. Tentu saja bisa ditebak bahwa hari itu adalah ulang
tahun dari putrinya. Mereka terlihat menepi di ladang bunga pada kanvas kelima.
Anak peremuan itu mengangkat hadiah dari ayahnya dengan bahagia, sedangkan sang
Ayah duduk berselonjor di bawah pohon besar dengan senyuman.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; tab-stops: 199.5pt; text-align: justify; text-indent: 35.45pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">Yang terakhir adalah pelukan dari sang ayah. Terlihat kanvas keenam
dijadikan dua panel. Satu wajah sang Ayah dan satunya muka sang putri. Mereka
saling memejam dalam rengkuhan yang lama. Di situlah letak kehangatan dan suatu
kenangan yang mahal.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; tab-stops: 199.5pt; text-align: justify; text-indent: 35.45pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">“Sang anak membalas pelukan ayahnya dengan riang. Begitupun dengan si Ayah
yang nampak senang dan merasa hangat mendekap putrinya. Sebab si Ayah tahu,
sebentar lagi putrinya akan menjelma menjadi seorang gadis,” tutur Sheila.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 35.45pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">Sheila
menjelaskan bahwa kebersamaan sekecil apa pun mungkin akan terlupa oleh orang
tua. Namun, bagi seorang anak akan ada beberapa moment yang akan diingat
sepanjang hidupnya.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 35.45pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">“Ruang
Kebersamaan ini, Sheila dedikasikan kepada Ayah yang berjuang keras membiayai
hidup kami hingga sedikit sekali waktu di rumah. Namun, izinkan saya untuk
mengungkapkan terima kasih kepada penikmat lukisan di sini. Niat Sheila
memajang karya di sini ialah ingin menunjukkan betapa bahagianya kami saat itu.
Iya, ini cerita Ayah dengan Sheila. Akan tetapi, sangat disayangkan bahwa Ruang
Kebersamaan hanya dinikmati hingga waktu itu saja,” ungkap Sheila dengan nada
menurun.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 35.45pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">“Oleh karena
itu, lukisan ini ditampilkan untuk satu rengkuhan saja dari Ayah hari ini.
Pelukan yang amat Sheila rindukan sejak tujuh tahun terakhir. Setelah biaya ini
saya terima, Sheila harap dapat membeli lima belas menit waktu kerja Ayah dan
sebuah pelukan. Itu saja,” harap gadis berbatik krem tersebut.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 35.45pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">Dari luar,
terdengar derap langkah ke ruang presentasi. Nampak seorang pria paruh baya
membuka pintu lebar-lebar. Semua yang hadir langsung menoleh ke sumber suara.
Napasnya terengah-engah. Gurat mata sayu di atas panggung itu tersenyum. Tanpa
sadar, ia langsung memanggil, “Ayah.”<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 35.45pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">Akhirnya yang
ditunggu-tunggu hadir. Pria tersebut langsung berlari ke panggung menghampiri putrinya
yang masih duduk di kursi roda. Diraihnya tubuh rapuh itu ke dalam pelukan.
Rupanya sang Ayah mendengar seluruh presentasi putrinya lewat radio dan
pengeras suara yang ada di galeri.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 35.45pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">“Maaf ya, Nak.
Ayah terlambat datang, bahkan mengabaikan telepon dari Ibu. Maaf ya, Nak. Ayah
baru ingat,” ucap lelaki yang memakai jas biru tua berdasi hitam.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 35.45pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">“Terima kasih
Ayah sudah mau datang. Nanti akan Sheila ganti gaji Ayah selama lima menit. Itu
sudah cukup bagi Sheila.” Remaja tersebut tersenyum membalas pelukan ayahnya dengan
berbisik.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 35.45pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">“Tidak, Nak.
Tidak perlu. Maaf Ayah tidak pernah hadir di saat Sheila membutuhkan.” Setelah
berucap kalimat demikian, kedua tangan Sheila lemas, terjatuh. <o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 35.45pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">Kepala tak mampu
lagi untuk tegak. Napas berhenti menderu. Tatapan sirna. Badan lemah seketika.
Pelukan dan genggaman terlepas. <o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 35.45pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">“Nak? Sheila?
Bangun, Nak?” teriak si Ibu menghambur ke Sheila.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 35.45pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">Ayah Sheila bergeming
karena sudah terlambat. Wajah yang mulai menua itu turun, matanya sayu, dan
bulir deras keluar dari tepi mata. Tidak akan ada lagi suara manis yang
memanggilnya dengan sebutan Ayah. Setidaknya Sheila berhasil melukis seulas
pelukan dari sang Ayah di penghujung usianya.<o:p></o:p></span></p><div style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 35.45pt;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt; text-indent: 35.45pt;"><br /></span></div><div style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 35.45pt;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt; text-indent: 35.45pt;"><i>salam mencintai proses, M3</i></span></div><div style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 35.45pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;"><i>cerpen sudah masuk dalam buku antologi Remember oleh penerbit Jejak Publisher</i></span></div>M3http://www.blogger.com/profile/17979903135713484626noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-717070898549841136.post-29991695522211162782021-12-21T17:31:00.005-08:002021-12-26T04:01:42.735-08:00CERPEN - SEPINTAS TUK KEMBALI<p></p><div style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; text-align: center;"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">SEPINTAS ‘TUK KEMBALI<br /></span></b><i><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Penulis: M3 (@_</span></i><i><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">e</span></i><i><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">mthree)<o:p></o:p></span></i></div>
<p align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; text-align: center;"><i></i></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><i><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEiqelEZFe7QTKYLzacwJ0SO8ofEe_RhillzQx8VAEDChd_zqtKKj_2H5eiaqEmiKSvnupzQdlvGQsSkeQytuA0ibXj3MDw825IsULJ6vzDUJ2Z7eZKqCctoCXbOZEFGP5hva6sBSsP8Z9DwZEqWl4R-TU7YDGbZUWUy6W8rkjj37shxWLIYqkzojYtiwQ=s743" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="413" data-original-width="743" height="178" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEiqelEZFe7QTKYLzacwJ0SO8ofEe_RhillzQx8VAEDChd_zqtKKj_2H5eiaqEmiKSvnupzQdlvGQsSkeQytuA0ibXj3MDw825IsULJ6vzDUJ2Z7eZKqCctoCXbOZEFGP5hva6sBSsP8Z9DwZEqWl4R-TU7YDGbZUWUy6W8rkjj37shxWLIYqkzojYtiwQ=s320" width="320" /></a></i></div><p></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 35.45pt; text-justify: inter-ideograph;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Malam
itu, senyum tidak dapat terurai sama sekali. Kamu tertawa di bawah lampu jalan
di antara gelapnya langit. Mata lebih sering memicing menahan agar tidak
tertidur sepanjang perjalanan. Kemudian kamu tersungkur, tetapi bangkit lagi. Tubuh terhuyung akibat kepala yang kian pening.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 35.45pt; text-justify: inter-ideograph;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Di
dekat lampu jalan yang sedikit menerangi langkah, kamu pun tersungkur kembali. Kini
kamu mengejek dan menangisi diri. Kesal sedari tadi kakimu belum juga memijak
rumah. Jalanan lengang dan kamu sendiri. Tiada alat hubung yang membantumu memanggil
teman. Perut mulai bergejolak. Dirundung mual. <o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 35.45pt; text-justify: inter-ideograph;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Tiba-tiba
beberapa gagak berada di atasmu. Sangat berisik dan kamu dibuat marah karenanya.
Hatimu begitu membara. Saking kesalnya kamu sampai sanggup berdiri dengan
cepat. Beberapa rutukan pun terlontar tanpa arah dengan telunjuk mengarah
pada burung hitam tersebut. Hening pecah oleh kejamnya ungkapan yang keluar
dari wanodya cantik sepertimu. Belum puas kata-kata buruk diutarakan, engkau mencoba melempari burung-burung itu dengan kerikil. Para gagak langsung menyambar kepalamu. Membuatmu makin menggila.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 35.45pt; text-justify: inter-ideograph;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">“Hei!
Burung bodoh! Diamlah. Kurang ajar sekali kau mengganggu kesunyianku! Diam,
diam, pergi sana! Kepalaku makin pening. Berisik sekali bang***! Bede**h sia*an,” rutukmu
menepis para gagak yang berusaha menghinggapi kepalamu.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 35.45pt; text-justify: inter-ideograph;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Akhirnya
kamu putuskan untuk terus menyusuri jalan sepi yang minim penerangan. Sayangnya,
berulang kali kamu tersungkur, bangkit, terjatuh lagi, sembari ditemani keberisikan
burung-burung. Sampai di ujung jalan penuh kerikil yang begitu tajam, dirimu terjungkang sangat kesakitan.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 35.45pt; text-justify: inter-ideograph;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">“Bagus!
Bagus! Pakai gaun selutut, lengannya pendek, bahannya tidak tebal, sekarang jatuh. Bodoh!”
keluhmu memukul kepala sekaligus menahan sakit sebab tubuh bagian belakang menghantam kerikil-kerikil
kasar.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 35.45pt; text-justify: inter-ideograph;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Pandanganmu
jadi tertuju pada lampu putih yang tidak begitu terang. Memberikan
efek buram. Beberapa detik tanpa pikiran lain, batinmu berembus membisikkan
sesuatu yang kelu. Tidak terdengar jelas, walau dalam kalbu. Yang ada ialah jejak tak
bertuan, muncul tiba-tiba, dan rasanya menyesakkan. <o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 35.45pt; text-justify: inter-ideograph;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Jiwamu
seolah terkoyak karena keadaan. Sendiri dalam sepi. Teringat oleh apa yang tadi
kamu lakukan sebelum berjalan pulang. Ternyata sisi kananmu dihantam oleh maksiat sisi kiri. Kepalan
tanganmu mulai memukul-mukul kepala dan dada. Seakan tubuhmu berhak mendapat
kesakitan dari dirimu sendiri.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 35.45pt; text-justify: inter-ideograph;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Kamu
bangkit, lalu <i>w sitting</i>. Kedua tanganmu
menopang tubuh di depan. Kerikil-kerikil jadi basah oleh rintik yang jatuh dari
kelopak mata. Ingin sekali kamu berteriak melepas apa yang menyumbat hati. Burung gagak bagai usai menemanimu bersama kebising. Kini mereka mulai pergi darimu. Membiarkan, lagi-lagi kesendirian yang sunyi memelukmu lebih erat,
dalam, dan lama.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 35.45pt; text-justify: inter-ideograph;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Akan
tetapi, tiba-tiba sepintas cahaya temaram mendekati perlahan. Ternyata sinar itu berasal
dari seorang perempuan. Mata mulai memicing untuk memfokuskan pandangan. Di sebelahnya
ada sosok gadis gelap. Kamu mengernyit sambil menahan perih dengan posisi yang
belum berubah.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 35.45pt; text-justify: inter-ideograph;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">"Kau
siapa?" tanyamu parau pada perempuan bercahaya redup yang jongkok di depanmu.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 35.45pt; text-justify: inter-ideograph;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">"Aku?
Aku adalah engkau. Kau lihat dia yang sedang berdiri? Itu juga engkau. Tataplah
ia lekat-lekat. Bukankah warnanya abu gelap? Padahal dulu ia sama sepertiku.
Terlahir bercahaya," jelas perempuan itu. <o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 35.45pt; text-justify: inter-ideograph;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">"Apa
kau bercanda? Apa maksudmu? Cepat katakan siapa kalian? Katakan sebenarnya. Tidak usah
berbohong!" paksamu memekik dan melotot. <o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 35.45pt; text-justify: inter-ideograph;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">"Cobalah tatap dengan cermat. Dapati struktur wajahnya. Lalu nilailah apakah ia
mirip denganmu dan denganku? Katakan!" pintanya masih bernada lembut. <o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 35.45pt; text-justify: inter-ideograph;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">"Tidak
mungkin aku punya <i>doppelganger</i>," ujarmu gemetar, mendongak, tidak percaya
sembari membulatkan mata. <o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 35.45pt; text-justify: inter-ideograph;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">"Kau
kebanyakan baca informasi barat. Sudahi itu sebagai sebuah kepercayaan.
Ternyata salah satu alasan kami seperti ini karena hal tersebut," respon perempuan itu menepuk dahinya dan berwajah sendu. <o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 35.45pt; text-justify: inter-ideograph;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">"Cepat
jelaskan mau apa kalian ke mari? Apa kalian mau menyakitiku?" tanyamu dengan suara serak, pupil melebar, dan gemetar terus kentara. <o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 35.45pt; text-justify: inter-ideograph;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">"Aku
serius. Tidak main-main. Tujuanku ke sini...," jelasnya terjeda karena
berdiri kembali, lalu mengulurkan tangan ke arahmu melanjutkan, "... untuk memperingatimu tentang sesuatu. Berdirilah!"<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 35.45pt; text-justify: inter-ideograph;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">"Apa?"
tanyamu lagi menerima ulurannya dan berdiri seraya napas kembang kempis karena
gelisah menjalar ke seluruh arteri.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 35.45pt; text-justify: inter-ideograph;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">"Kau
masih bisa membuatku terang. Apakah kau mau di setiap jalan hanya remang-remang
yang terlihat? Ya, aku tahu kini perasaanmu remuk redam. Jalan menuju cahaya seakan jauh membentang tidak jelas. Namun, tolonglah dirimu
sendiri di masa depan. Tolong aku supaya kita dapat saling membantu," tutur perempuan tersebut memohon agar engkau melakukan apa yang akan diminta.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 35.45pt; text-justify: inter-ideograph;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">"Sebenarnya apa poin yang kau ingin dariku?" kali ini dahimu mengernyit. <o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 35.45pt; text-justify: inter-ideograph;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">"Aku
adalah amal baikmu yang telah kau lucuti pakaian istikamahnya. Sedangkan dia
adalah amal burukmu yang selalu kau hias dengan noda gelap kemaksiatan." Tunjuk perempuan itu ke gadis gelap di sampingnya. <o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 35.45pt; text-justify: inter-ideograph;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Sepintas, lututmu gemetar dan lemas. Hatimu sesak tiada tara. Napas tersengal perlahan.
Tiba-tiba engkau jatuh tersungkur kembali. Dadamu dipenuhi kelu. Tangis mendera
lagi, tetapi kali ini lebih deras. Bagaikan tumpukan film yang berjejal di
folder laptop, peristiwa masa lalu terputar kembali. <o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 35.45pt; text-justify: inter-ideograph;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Bayangan
kesalahan, kealpaan, pengingkaran, menyakiti, dan berbagai keburukan lainnya
bermunculan. Kamu tidak bisa mengelak. <i>Bagaimana lagi kamu menyangkal?</i>
Pelakunya adalah dirimu sendiri. Menzalimi orang lain dan dirimu sendiri. <o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 35.45pt; text-justify: inter-ideograph;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Gadis
dan perempuan itu terdiam beberapa saat. Namun, sang gadis gelap<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>berjongkok seraya mendorong jidatmu menggunakan telunjuknya dengan keras. Ia menatapmu penuh kekesalan. Meskipun wajahnya
datar, tetapi netranya tak bisa membohongimu. <o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 35.45pt; text-justify: inter-ideograph;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">"Maafkan
aku, wahai diriku," ucapmu sesenggukan menunduk karena menyesal. <o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 35.45pt; text-justify: inter-ideograph;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">"Kau
pikir maafmu berguna? Dasa bodoh! Bede**h sia*an! Kelakuanmu itulah yang mewakili permintaan
maafmu secara tulus atau tidak," sahutnya memiringkan kepala dan tersenyum meremehkan. <o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 35.45pt; text-justify: inter-ideograph;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Gadis
itu berdiri lagi. Dengan kasar, ia mengangkat dagumu dengan jari kakinya.
Kemudian, si wajah gelap itu memerintah, "Sekarang sadarlah! Buat diriku
setidaknya gelap atau pudar? Menyingkirlah dari aktivitas melukiskan
kegelapan. Ikuti apa yang ia butuhkan guna menambah cahayanya.”<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 35.45pt; text-justify: inter-ideograph;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">“Aku
begitu muak mendapatimu menyesal tanpa berbuat sesuatu. Percuma kau minta maaf
dan menyadari kesalahan kalau tidak ada pergerakan atau perubahan. Adanya
omonganmu hanya dusta belaka. Meratapi tanpa langkah berarti. Hei, Bodoh! Kau pikir
aku ini akan jinak? Jangan salah. Makin kau teruskan maksiatmu, makin gelap
diriku, dan makin menggila diriku sebab menginginkan lebih. Maksiat yang kau pupuk
malah jadi mengalami pembaruan. Aku sih puas saja," tambahnya mendorong dagumu.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 35.45pt; text-justify: inter-ideograph;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">“Hm,
ya, tidak masalah bila itu maumu membuat dirimu makin terjatuh ke dasar kegelapan. Toh memang
diriku ini adalah refleksi hawa nafsumu. Kala kau senang menikmati hal yang
dilarang, aku bahagia. Ketika kau bosan melakukan ibadah, diriku ikut sebal
akibat kebosanan yang kau rasakan sehingga kita akan mencari hal-hal
menyenangkan lainnya. Melakukan sesuatu yang nikmat, tetapi menjerumuskanmu ke arah api yang menjalar. Gelap mata menggerogoti narunimu. Hahahahahah. Kau bisa jadi temanku di neraka. Terserah kau sajalah,” ungkapnya sembari menyunggingkan sudut bibir kirinya.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 35.45pt; text-justify: inter-ideograph;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Setelahnya, sang gadis mengabu pekat itu pergi. Menghilang di antara sisi yang tak disoroti
oleh lampu jalan. Meninggalkanmu dengan sejuta frustasi dan penyesalan, sedangkan
perempuan bercahaya yang meredup itu tetap bersamamu. Ia lagi-lagi membantumu
berdiri. Setelahnya, malah tersenyum dan memelukmu yang gemetaran akibat takut,
cemas, bersalah, merasa tak pantas, dan menyesal. <o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 35.45pt; text-justify: inter-ideograph;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">"Sepintas
memori yang kau ingat memang menyesakkan. Ayo, kita sama-sama memperbaiki hari
ini dan esok. Jika engkau masih bangun keesokan hari, maka banyak kesempatan
yang terbuka untukmu. Jangan selalu kau sia-siakan. Apabila waktu telah berlalu,
aku takut, aku takut kehilanganmu yang ber-<i>taqwa</i>. Jika cahayaku ini benar-benar padam,
maka engkau tidak akan pernah tersenyum sebab menyesal. Tolong! Tolong, hentikan semua
keburukan ini. Kembalilah mendekat kepada-Nya," cetus perempuan itu sambil
mengelus pelan puncak kepalamu.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 35.45pt; text-justify: inter-ideograph;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">"Wahai
aku! Kamu selalu butuh Allah. Jika tidak mendekat kepada-Nya sekarang, lalu
kapan lagi? Jangan sampai kamu merugi dan terlambat menyesali seluruhnya. Ketika sadar di
penghujung waktu, ternyata alam barzah telah hadir di depan mata. Aku, tidak
mau hal tersebut terjadi padamu. Mulai sekarang, dengarkan aku, ya? Agar nuranimu kembali menyala," imbuhnya
melepas pelukan seraya memegang kedua tanganmu dan mengusapnya penuh kelembutan.
<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 35.45pt; text-justify: inter-ideograph;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Kamu
terpaku. Tubuhmu berkeringat dingin. Lelehan bulir air mata menggenang deras
tiada henti dalam hening. Kamu pun merengkuh perempuan itu. Kedua
tanganmu meremas kuat pakaiannya. Teriakan mulai keluar, baik rutukan, rasa bersalah,
dan mengatai diri sendiri.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 35.45pt; text-justify: inter-ideograph;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">"Sakit
sekali rasanya! Maafkan aku yang sudah banyak mengecewakanmu, wahai diriku! Aku
melakukan banyak pengulangan kesalahan. Maafkan aku yang frustasi, tapi minim
aksi. Tolong teruslah bersamaku. Terima kasih karena masih mau mendorongku
menghindari maksiat. Walaupun aku sering mengecewakanmu kembali," cakapmu
memegang pundaknya bersama isakan lebih tenang. <o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 35.45pt; text-justify: inter-ideograph;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Desau
angin mengibarkan surai sepundakmu. Mata, hidung, dan pipimu memerah. Beberapa kali
tarikan napas kamu lakukan untuk mencapai ketenangan. Perempuan redup tersebut
mengelus punggungmu dan terus membisikan kalimat zikir. Perlahan, tenang mulai
merambat. Ada seutas senyum terukir tipis dari sudut bibirmu.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 35.45pt; text-justify: inter-ideograph;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">"Saatnya
beraksi. Teruslah melaju. Hanya Allah yang bisa menolongmu. Mintalah kepada-Nya
karena aku sekadar wasilah. Kuharap kau terus menyadari rasa kepedihan atas
ulahmu sendiri ini. Supaya apa? Supaya engkau ingat untuk beristighfar setiap
detiknya," tegasnya melepas pelukan.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 35.45pt; text-justify: inter-ideograph;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Seusai
itu malam jadi tenang. Tangannya menyentuh dadamu. Terasa begitu berdebar
akibat pengulangan masa lalu yang pernah kamu lalui. Ia pun meniup wajah dan
tangannya. Kemudian meletakkan ke posisi jantungmu berada.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 35.45pt; text-justify: inter-ideograph;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">“Bismillah,
aku yakin kamu bisa,” tukasnya semringah.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 35.45pt; text-justify: inter-ideograph;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">“Apa
iya? Bukankah kalau yang lain bisa, aku tidak harus bisa?” sahutmu ragu sambil menyeka air
mata yang tersisa. <o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 35.45pt; text-justify: inter-ideograph;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">“Tentu
saja kamu selalu bisa melakukan segala
hal yang berada di lingkaran kendalimu. Bukan yang di luar kendalimu. Hasil itu adalah hak prerogratif Allah.
Kamu tinggal berdoa, ikhtiar, dan tawakal. Sisanya serahkan kepada <i>Rabb</i> kita. Mungkin
sepintas ini dulu yang bisa kubagikan untukmu kembali pada-Nya,” jawabnya
tersenyum, lalu berjalan mundur dan melambaikan tangan.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 35.45pt; text-justify: inter-ideograph;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Ia
pun hilang di antara gelapnya malam. Akhirnya kau jatuh, lagi, tengkurap. Ditinggal
sendiri. Tertatih untuk berdiri, engkau mulai merangkak ke arah lampu jalan
berikutnya. Lutut dan telapak tanganmu sangat sakit, tetapi demi sampai kau rela melakukan. Sesampainya di sana, silau begitu membahana hingga menyipitkan mata. Gemetar pun meruntuhkan kekuatanmu hingga tertelungkup sekali lagi. </span></p><p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 35.45pt; text-justify: inter-ideograph;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Pening
menjalar hebat beberapa detik, lalu menghilang saat kamu bangun untuk duduk. Pikiranmu
tersadar sempurna kala menatap hamparan sajadah ada di depan mata. Nyatanya,
Allah tidak pernah meninggalkanmu. Dirimu yang kadang meninggalkan-Nya. Faktanya, Allah selalu berada di dekatmu.<o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 35.45pt; text-justify: inter-ideograph;"></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEjJ04CkSGXHngHPUrMotD3-oIABQNh-0JuYIxBYx_Xtk7YxgpmlAxGzoNlKZViCKzIUigKXShja3fB9d4iCXviE-a2OuqSn1lkVHG7n-GDBMYsAvuGkDRR2YTzIS8b8tzUdDMa35HSR0kz-prxuLt5CVgH73O_cjv85MuL-9x9hZMrarMS6YFAJzPUrHw=s640" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="480" data-original-width="640" height="240" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEjJ04CkSGXHngHPUrMotD3-oIABQNh-0JuYIxBYx_Xtk7YxgpmlAxGzoNlKZViCKzIUigKXShja3fB9d4iCXviE-a2OuqSn1lkVHG7n-GDBMYsAvuGkDRR2YTzIS8b8tzUdDMa35HSR0kz-prxuLt5CVgH73O_cjv85MuL-9x9hZMrarMS6YFAJzPUrHw=s320" width="320" /></a></div><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"><br /></span><p></p>
<div style="line-height: normal; margin-bottom: 0cm; text-align: left;"><span lang="EN-US" style="font-size: 12pt;"><o:p>- <i>salam mencintai proses, M3<br /></i></o:p></span><span lang="EN-US" style="font-size: 12pt;"><o:p><i>- 2021</i></o:p></span></div><br /><p></p>M3http://www.blogger.com/profile/17979903135713484626noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-717070898549841136.post-32631411125046312172021-12-10T02:15:00.004-08:002021-12-10T02:15:30.966-08:00Nonfiksi - Bahasa<h4 style="text-align: left;"><div style="text-align: center;">Insight dari Kajian Ngeslow Sesi Aqidah Bacth 1</div><div style="text-align: center;">Mengapa Al-Qur'an diturunkan melalui bahasa?</div></h4><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEgdjMULfaXY_bG6EhPjV9AsKJF5OUVaOqcDr3VW_9wzez0JDNiCZ7nQSFLMGA89-V1cGM8MNWJRLzwL91mlQb-iqx1Qo5bgR_DvpkHVasm2TuPMdY2qOCs-MEmit3l-t38mSp8UeF1-jUPrwGY72OdyMruW_vvLOpZst4fmfUsCkIm0ZI1wJl3XYqJCzg=s2048" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1368" data-original-width="2048" height="214" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEgdjMULfaXY_bG6EhPjV9AsKJF5OUVaOqcDr3VW_9wzez0JDNiCZ7nQSFLMGA89-V1cGM8MNWJRLzwL91mlQb-iqx1Qo5bgR_DvpkHVasm2TuPMdY2qOCs-MEmit3l-t38mSp8UeF1-jUPrwGY72OdyMruW_vvLOpZst4fmfUsCkIm0ZI1wJl3XYqJCzg=s320" width="320" /></a></div><p></p><p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt; line-height: 107%; mso-ansi-language: IN;">Mempelajari aqidah adalah sebuah landasan seseorang memahami bagaimana
dirinya bisa sampai di sini dan mengapa diturunkannya manusia ke bumi?<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt; line-height: 107%; mso-ansi-language: IN;">Dari sana, kajian ngeslow sesi Aqidah Batch 1, terdapat penjelasan tentang
Al-Qur’an di sampaikan melalui apa? Bahasa. Pada tulisan ini tidak akan
menjelaskan bagaimana kedetailan bahasa Arab atau tafsir itu sendiri. Belum mumpuni,
Bund, buat bahas. Ehehehe.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt; line-height: 107%; mso-ansi-language: IN;">Intinya sih kita bisa memahami bahasa Qur’an karena paham kaidah bahasanya.
Sama halnya dengan kita yang bicara dengan bahasa Jawa, bahasa Indonesia, bahasa
Inggris, bahkan bahasa lainnya. Jika tidak kita pahami benar arti atau makna
dari sebuah kata, kita akan terjerat oleh penipuan fakta, menyebarkan informasi
yang salah, memiliki pemahaman yang tidak benar, dan berbagai keresahan lainnya.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt; line-height: 107%; mso-ansi-language: IN;">Jadi, seharusnya kita memahami lebih dahulu tatkala ingin berkomunikasi
dengan orang lain agar tidak salah pemaknaan saat perbincangan. Apalagi untuk
memahami buku panduan kehidupan, yakni Al-Qur’an.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt; line-height: 107%; mso-ansi-language: IN;">Hati-hati ketika berdiksi. Hati-hati tatkala melisankan informasi. Hati-hati
memahami sebuah kata. <b>Karena dengan kalimat, peradaban dapat terbangun
maupun hancur.<o:p></o:p></b></span></p><div style="text-align: left;">Salam mencintai proses, M3<br />Bumi Allah, 10 Desember 2021</div><p></p>M3http://www.blogger.com/profile/17979903135713484626noreply@blogger.com4tag:blogger.com,1999:blog-717070898549841136.post-18478560223902127902021-12-10T01:47:00.004-08:002021-12-10T01:47:56.864-08:00Nonfiksi - Sumpah<p></p><h4 style="text-align: center;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12pt; line-height: 107%; mso-ansi-language: IN;">Insight dari Al-Qur'an dan artikel</span></h4><p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEj6S1O-f1oedRIZ5_4Ir46S_jbQYFgcJWHfQjQs2s4tH1ITQ-9Hk4vTEIubFrQDCW_zPRTXmhfpz9Eom-WvmJs9hLn2kBr-H-kguBL04gdyqj1AvKRSHoCsFX6lcZHZfdOBwdd_A2Ux-Sr2Nwyj6F255jO8D54Qnv_CdBx8cdzOGoQRV6uvJQ4VXE4bOQ=s2048" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="2048" data-original-width="1386" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEj6S1O-f1oedRIZ5_4Ir46S_jbQYFgcJWHfQjQs2s4tH1ITQ-9Hk4vTEIubFrQDCW_zPRTXmhfpz9Eom-WvmJs9hLn2kBr-H-kguBL04gdyqj1AvKRSHoCsFX6lcZHZfdOBwdd_A2Ux-Sr2Nwyj6F255jO8D54Qnv_CdBx8cdzOGoQRV6uvJQ4VXE4bOQ=s320" width="217" /></a></div><br /><p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12pt; line-height: 107%; mso-ansi-language: IN;">Beberapa waktu yang lalu, sekitar akhir bulan November atau Desember,
terdapat ayat yang menyebutkan tentang sumpah dalam konteks membela diri
apabila dituduh berzina. Kemudian, beberapa artikel juga pernah terbaca tentang
hal ini. Mungkin kebanyakan dari kita saat ini masih sering menggunakan kata “Sumpah?”
dalam percakapan sehari-hari. Padahal jika kita memahami maknanya secara
komperehensif, pastilah lisan ini patut ditampar. <o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12pt; line-height: 107%; mso-ansi-language: IN;">Mengapa demikian? Kemarin M3 membaca jika sumpah atas nama Allah hanya
dianjurkan ketika dalam keadaan mendesak. Contohnya seperti seorang wanita
baik-baik yang difitnah berzina, maka bolehlah ia bersumpah atas nama Allah
jika dirinya tidak pernah berzina. Kita juga tidak boleh bersumpah atas nama
selain Allah, meskipun itu Al-Qur’an atau Rasulullah sekalipun hingga taraf
paling rendah hanya dengan kata “sumpah” tanpa embel-embel lainnya.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12pt; line-height: 107%; mso-ansi-language: IN;">Salah satu hikmah yang terpikirkan adalah sumpah merupakan perkataan yang
berkonsekuensi besar. Jika kita bermudah-mudahan dalam mengucap sumpah, maka
masyarakat akan terbiasa dan menganggap diksi (pemilihan kata) tersebut
merupakan hal yang biasa. Siapa saja bisa mengatakan “sumpah” terlepas ia
bohong atau jujur.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12pt; line-height: 107%; mso-ansi-language: IN;">Oleh karena itu, kita dianjurkan tidak menggampangkan sumpah pada hal remeh
karena supaya konotasinya menjadikan “sumpah” sebagai stigma. Jatuhnya jadi masa
bodoh mau sumpah atau tidak dalam membuktikan kebenaran, toh pikiran telanjur terbiasa
oleh hal berat yang diremehkan penggunaannya.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12pt; line-height: 107%; mso-ansi-language: IN;">Jadi, yuk kita kurangi hingga hilangkan celetukan “sumpah” ketika
menanyakan keseriusan sebuah tutur dari lawan bicara. Mari kita memahami
terminologi (<i>[</i></span><i><span style="color: red; font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12pt; line-height: 107%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: EN-ID;">n</span></i><i><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12pt; line-height: 107%; mso-ansi-language: IN;">]</span></i><i><span style="color: red; font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12pt; line-height: 107%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: EN-ID;"> </span></i><i><span style="color: #333333; font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12pt; line-height: 107%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: EN-ID;">peristilahan </span></i><i><span lang="IN" style="color: #333333; font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12pt; line-height: 107%; mso-ansi-language: IN; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: EN-ID;">{</span></i><i><span style="color: #333333; font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12pt; line-height: 107%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: EN-ID;">tentang kata-kata</span></i><i><span lang="IN" style="color: #333333; font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12pt; line-height: 107%; mso-ansi-language: IN; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: EN-ID;">}
atau [</span></i><i><span style="color: red; font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12pt; line-height: 107%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: EN-ID;">n</span></i><i><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12pt; line-height: 107%; mso-ansi-language: IN; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: EN-ID;">]</span></i><i><span style="color: red; font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12pt; line-height: 107%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: EN-ID;"> </span></i><i><span style="color: #333333; font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12pt; line-height: 107%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: EN-ID;">ilmu mengenai batasan atau definisi istilah</span></i><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12pt; line-height: 107%; mso-ansi-language: IN;">) untuk kelengkapan informasi yang memahamkan suatu ilmu
agar tidak disalahpahami.<o:p></o:p></span></p><div style="text-align: left;">Salam mencintai proses, M3<br />Bumi Allah, 10 Desember 2021</div><p style="text-align: left;"></p>M3http://www.blogger.com/profile/12279290810627030878noreply@blogger.com3tag:blogger.com,1999:blog-717070898549841136.post-38868360985577284352021-12-06T08:50:00.007-08:002021-12-06T08:58:28.813-08:00Gelisah — Nonfiksi<p style="text-align: center;"> Ini tentang perasaan</p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEiJOSt61J0lu9cIi5S7DM6ug9RxsqmZ3aaNy_ATHf9mY3g3KlOMB_kmp0rQJuljP33kehLNuFMTTNnkzV7qkqDGnYi2E9QbdSenNeVFI-ZWR-rRx9V2is_TEctoXnTxTk5pI1cJp70IQcuo3LNGIrJw6BTTBsRcolaV13NRiaeQiIBxEaLHenYJjfbnIg=s2048" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="2048" data-original-width="1365" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEiJOSt61J0lu9cIi5S7DM6ug9RxsqmZ3aaNy_ATHf9mY3g3KlOMB_kmp0rQJuljP33kehLNuFMTTNnkzV7qkqDGnYi2E9QbdSenNeVFI-ZWR-rRx9V2is_TEctoXnTxTk5pI1cJp70IQcuo3LNGIrJw6BTTBsRcolaV13NRiaeQiIBxEaLHenYJjfbnIg=s320" width="213" /></a></div><div style="text-align: center;"><i><span style="font-size: x-small;">Mike Ko Tjod</span></i></div><p style="text-align: justify;">Hai, apa kabar perasaanmu detik ini? Apakah gelisah sedang menggerayangimu? Akui saja. Tidak perlu malu sekali pun bukan hanya gelisah yang dadamu rasakan. Tidak mengapa jika sedang tidak baik-baik saja.</p><p style="text-align: justify;">Namun, ada satu hal yang mesti kita pahami. Mari mengulik rasa, membuka tabir, menguak kehampaan yang pernah hadir hingga seolah butuh air.</p><p style="text-align: justify;">Selama ini, adakah hatimu gelisah dalam bermaksiat? Gelisah tatkala telat salat? Gelisah kala enggan berzakat? Gelisah ibadah berkarat menjelang kiamat? Beginikah kondisi aqidah yang terdeteksi sekarat? Bagai hidup nampak mayat. Apakah imanmu masih kuat? Tidakkah gelisahmu menyadarkan bahwa langkahmu kini tersendat? Bagaimana mau melaksanakan mandat? Jika alpa mengingat hakikat. </p><p style="text-align: justify;">Oh, hati! </p><p style="text-align: justify;">Masih hidupkah engkau? Mengapa mudah sekali gelisah berhadapan salah dengan manusia. Namun, lalai gelisah dalam gelimang maksiat, menodai harga diri di hadapan-Nya. Kapan mau taat? Nanti ke buru tamat. Kapan saja kita bisa jadi mayat. </p><p style="text-align: justify;">Lantas masihkah kita salah menempatkan rasa, asa, perjuangan, pembelaan, dan keyakinan?</p><p style="text-align: justify;">Wahai manusia, mintalah selalu pada Allah. Jangan sok jauh, padahal engkau butuh. Tidakkah lantunan suci menentramkan? Kemudian, mengapa engkau sombong sekali tidak berdoa kepada-Nya? Baik di kala senang maupun susah. Mengapa hati lalai, sedang gelisah merajai?</p><p style="text-align: justify;">Lucunya, engkau selalu butuh, tetapi sering tidak datang. Ke mana lagi tempatmu bernaung jika bukan kepada-Nya? Perhatikan! Cari ke mana pun sandaran itu. Pasti nihil, kecuali kau mendekat kepada-Nya. Maka, tobati tiap napas dan seluruh nikmat dari Allah yang malah kaugunakan untuk mendurhakai-Nya.</p><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;">لَا إِلَٰهَ إِلَّا أَنْتَ سُبْحَانَكَ إِنِّي كُنْتُ مِنَ الظَّالِمِينَ</p><p style="text-align: justify;">Tidak ada Ilah yang berhak disembah kecuali Engkau (Ya Allah), Maha Suci Engkau, sesungguhnya aku adalah termasuk di antara orang-orang yang berbuat zalim/aniaya.</p><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;">أَسْتَغْفِرُ اللَّهَ الْعَظِيمَ الَّذِي لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ الْحَيَّ الْقَيُّومَ وَأَتُوبُ إِلَيْه</p><p style="text-align: justify;">Aku memohon ampunan kepada Allah yang Mahaagung, tiada Illah selain Dia yang Mahahidup lagi Maha Berdiri Sendiri, dan aku bertaubat pada-Nya.</p><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;">Temukan ketenanganmu dalam rengkuhan Allah. Entah perasaan sedang bagus atau tidak, singkirkan keangkuhanmu. Hei, kau ini siapa belagak kuat? Kenyataannya, tanpa DIA, engkau tidak pernah bisa bertahan hingga detik ini. Justru gelisah serta berbagai perasaan negatif lainnya merupakan ladang kesempatan kembali dekat dengan-Nya. Berhenti mengikuti alur setan yang akan membinasakanmu seperti berputus asa dari rahmat dan ampunan-Nya. </p><p style="text-align: justify;">Ingat, selagi napas berembus, engkau masih layak mendapat ampunan karena Allah Maha Pengampun. Tolong tegaskan. Jangan memungkiri kenyataan. Karena engkau... Selalu butuh Allah...</p><p style="text-align: justify;"><br /></p><div style="text-align: justify;"><i><span style="font-size: x-small;">Bumi Allah, 06 Desember 2021<br /></span><span style="font-size: x-small;">Pada malam 23:50 WIB</span></i></div><div style="text-align: justify;"><i><span style="font-size: x-small;">*note reminder for myself</span></i></div><div style="text-align: justify;"><i><span style="font-size: x-small;">*Allah, save me from myself</span></i></div><div style="text-align: justify;"><i><span style="font-size: x-small;"><br /></span><span style="font-size: x-small;">Salam mencintai proses, M3</span></i></div>M3http://www.blogger.com/profile/12279290810627030878noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-717070898549841136.post-57363607316174805452021-10-12T03:03:00.005-07:002021-10-12T03:13:44.520-07:00Resensi Alih Haluan<p> </p><p align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; text-align: center;"><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">RESENSI BUKU
NONFIKSI<o:p></o:p></span></b></p>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEgCqnT-agXnmuVEE-oOXBTHRm83bIS1EQ3gNO2RzBLzhy8RPvJUONQ8yNlJilTejDyBe_EyivgYYV6-Flqy5E6L2MTAO0XKPoOTZSBATgdiVds7nL2y8Ixp-RIHs0AOLdoid9tRP6oq3-Zz6y7HYaOwRuDMWYsx6_bmTH469wWACnGqZvauL88fTiOpVQ=s600" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="600" data-original-width="600" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEgCqnT-agXnmuVEE-oOXBTHRm83bIS1EQ3gNO2RzBLzhy8RPvJUONQ8yNlJilTejDyBe_EyivgYYV6-Flqy5E6L2MTAO0XKPoOTZSBATgdiVds7nL2y8Ixp-RIHs0AOLdoid9tRP6oq3-Zz6y7HYaOwRuDMWYsx6_bmTH469wWACnGqZvauL88fTiOpVQ=s320" width="320" /></a></div>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Judul<span style="mso-tab-count: 2;"> </span>: Alih Haluan<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; margin-left: 70.9pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; margin: 0cm 0cm 0cm 70.9pt; text-align: justify; text-indent: -70.9pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Penulis<span style="mso-tab-count: 2;"> </span>:
Sister of Yours [Salsabila Maghfoor (@bellamaghfoor), Emeralda Noor Achni
(@benefiko), Dena J Haura (@denaahaura), Ratih Paradini (@dr.ratihparadini),
Nadia P Lukita (@nadialukita), Shebyka Amanda (@shebyka)]<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Visualis<span style="mso-tab-count: 1;"> </span>: Nazri Nuriza (@nazrinuriza)<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Penerbit<span style="mso-tab-count: 1;"> </span>: Alfatih Press<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Tahun terbit<span style="mso-tab-count: 1;"> </span>: Februari 202<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Tebal buku<span style="mso-tab-count: 1;"> </span>: 316 halaman<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Membaca via<span style="mso-tab-count: 1;"> </span>: offline, buku fisik<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"><o:p> </o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Prolog</span></p><p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt;">Untukmu yang
belum menentukan arah perjalanan, semoga kumpulan cerita ini bisa
mengantarkanmu pada setitik tujuan. Untukmu yang sedang gamang, buku ini memang
bukan pegangan. Tapi kami dengan senang hati berbagi kisah tentang pencarian,
menemukan sebaik-baik sandaran.</span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt;">Untukmu yang
sedang berlayar menuju pencapaian, tak perlu salah jalan untuk bisa menarik
pelajaran. Ambillah pengalaman orang-orang yang berputar keluar dari kebuntuan.
Untukmu yang pernah salah jalan, kalian tak sendirian. Buku ini hadir
menemanimu beralih haluan.</span></p>
<p align="right" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; text-align: right;"><i><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">@benefiko,<o:p></o:p></span></i></p>
<p align="right" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; text-align: right;"><i><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Sister of
Yours<o:p></o:p></span></i></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><br /></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Mulanya mengira
buku tersebut sebatas opini biasa aja. Pas dibuka, isinya ringan disertai
visual yang ciamik dan bikin nggak males baca. Malah ketagihan dan cepet
nyelesaiin Alih Haluan. Sayangnya, agak sulit ketika membuka buku mungkin
karena ukurannya kecil dan halamannya pun 300 lebih. <o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"><br /></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt;">Nyatanya di dalamnya
kita didorong untuk berpikir lebih jauh. Mendalami berbagai tumpukan informasi
yang selama ini jadi referensi atau prinsip kita. Sekarang, kita
terombang-ambing dalam dalih "</span><i style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt;">jalanin aja, mengalir bagaikan air,
suka-sukakita</i><span style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt;">" atau terarah oleh "</span><i style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt;">buku panduan menjadi manusia
sesuai fitrah</i><span style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt;">"?</span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"><br /></span></p><p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Jawaban
mengapa dalam Islam banyak sekali yang diatur dan ditetapkan hukumnya? <i>Karena
manusia butuh ukuran kebenaran, kepastian, dan pembimbingan menjadi manusia yang
seutuhnya</i>. Mari beralih haluan demi mengambil kesempatan pembaharuan. </span><span style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt;">Halaman favorit
sebagai berikut: 29, 73, 75, 90-91, 96, 99, 107, 115, 149, 155, 163, 175, 177,
195-197, 204, 212, 215, 219, 221, 237, </span><b style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt;">244-245, 253, 259, 265</b><span style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt;">, 277, 284,
</span><b style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt;">292-293, 301-302</b><span style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt;">, dan 310. </span></p><p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt;"><br /></span></p><p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt;">Beberapa di antaranya memberikan insights
yang akan dibagikan pada unggahan selanjutnya. Direkomendasikan bagi wanodya
aqil baligh hingga dewasa akhir. Cocok untuk kita yang merasa dunia seolah
hampa, insecurity seakan mencekik, dan materi makin meninggikan ketimpangan
menjadi manusia.</span></p><h3 style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; text-align: left;"><div style="text-align: right;"><i style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt;">salam mencintai proses,</i></div><span style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt;"><div style="text-align: right;"><i style="font-size: 12pt;">M3 (@_emthree)</i></div><div style="text-align: right;"><span style="font-size: 12pt; font-weight: normal;">Mojokerto, 12 Oktober 2021</span></div></span></h3>M3http://www.blogger.com/profile/17979903135713484626noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-717070898549841136.post-59551501428958717872021-09-11T03:27:00.008-07:002021-09-11T18:15:16.941-07:00Tentang Kebiasaan oleh M3<p> </p><h2 style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; text-align: center;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 14pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Tentang
Kebiasaan<br /></span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 14pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Penulis: M3</span></h2>
<p align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; text-align: center;"></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg0I_QWgVE15FGbvueCPmsZIO3cLqFNjtjnCJKioejvO5v7OOsfTy8AZEWKjDJ2CjvfC32iy18ORN5PZQ3h1bb3HNs6AV_4C_tet-fVDKBQSXv4ZAFcVRrzinfnJyGTtSNYY4144NpcfrO7/s2048/jana-sabeth-Q93EmCk2Tmk-unsplash.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="2048" data-original-width="1365" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg0I_QWgVE15FGbvueCPmsZIO3cLqFNjtjnCJKioejvO5v7OOsfTy8AZEWKjDJ2CjvfC32iy18ORN5PZQ3h1bb3HNs6AV_4C_tet-fVDKBQSXv4ZAFcVRrzinfnJyGTtSNYY4144NpcfrO7/s320/jana-sabeth-Q93EmCk2Tmk-unsplash.jpg" width="213" /></a></div><i><div style="text-align: center;"><i>gambar dari unsplash by jana sabeth</i></div></i><p></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 35.45pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 14pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Beberapa dari kita pasti sering mendengar orang berbicara terkait
kehidupan orang lain. Seperti, “Beruntung banget, ya. Pantesan aja jadi
pemateri, kan dia jago ngomong depan orang.” <o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 35.45pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 14pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Adapula komentar serupa, “Aku mau deh kayak dia. Bisa beli ini dan itu. Kan
dia kaya jadi mudah dapetin yang dibutuhkan dan dimau.”<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 35.45pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 14pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">“Wah hebat banget dia bisa menjatuhkan lawan. Nggak heran, sih. Kan dia
jago bela diri,” celetuk yang lain.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 35.45pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 14pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Ternyata semua itu bukan hanya karena keberuntungan semata. Namun, dari
kebiasaan yang dipupuk sejak awal. Coba bayangkan, ketika seorang pendiam dan
suka bermain rubik, tiba-tiba jadi pembicara kepenulisan. Padahal dia sama
sekali tidak pernah berkarya lewat tulisan, apalagi berbicara di publik. Aneh bukan?
Not make sense.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 35.45pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 14pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Beda halnya dengan seorang anak yang sedari kecil sudah belajar nulis
dan ngomong di depan orang banyak. Kemudian, saat usianya mencapai kepala dua,
ia diundang menjadi salah satu pemateri dalam seminar kepenulisan. Beruntung bukan
dapat kesempatan semacam itu? Hal tersebut make sense.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 35.45pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 14pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Penjelasan lengkapnya dapat dibaca di buku Ustadz Felix berjudul How to
Master Your Habits, ya. Kalau mau baca resensinya bisa klik <a href="https://www.mufmunmuh.my.id/2021/03/resensi-myh.html" target="_blank">di sini</a>.<o:p></o:p></span></p>
<p align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; text-align: center;"><i><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 26pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Ideas are
free but action is priceless. <o:p></o:p></span></i></p>
<p align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; text-align: center;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 14pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"><i>Halaman 135
dalam buku How to Master Your Habits</i><o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 35.45pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 14pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Ya bagaimana tidak? Percuma niat, diomongin, eh tapi kok nggak dilakuin.
Omong doang dong? Kayak janjinya yang hampir nggak pernah ditepati. Lho kok? Okay,
balik fokus. Intinya sih kita semua punya habit yang akan mengantarkan kepada
keberuntungan atau kebuntungan. Tinggal mau pilih yang mana gitu aja.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 35.45pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 14pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Terus apa pentingnya sih memerhatikan habits? Well, kebiasaan sendiri
adalah yang membentuk kepribadian kita. Misalkan, kita suka ngaret pas janjian,
maka akan terbentuk sebuah identitas kalau kita adalah orang yang nggak
disiplin, nggak menghargai waktu. Ah, tapi M3 yakin Pemirsa adalah orang yang
menghargai waktu dan selalu menepati janji. Aamiin. <o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 35.45pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 14pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Dan lagi, kita bakalan meninggal sesuai dengan kebiasaan yang kita
lakukan semasa di dunia. Coba deh kita mundur beberapa langkah dan mengingat
beberapa cara orang ditemukan meninggal. Ada yang meninggal di masjid saat
sujud. Ada juga yang meninggal ketika bersetubuh dengan orang yang bukan
pasangannya, naudzubillah. <o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 35.45pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 14pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Bukankah kita menginginkan akhir yang baik? Ya, itulah pentingnya
membangun habits positif. Namun, sekarang masalahnya bagaimana cara efektif membangun
kebiasaan yang baik? <o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 35.45pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 14pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Singkatnya sih, <a href="https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=3075866296032330&id=100008269694655" target="_blank">PAKSA</a> – BISA – TERBIASA. Tentu saja ada materi terkait
hal ini. Memaksa melakukan sebuah kebiasaan ini diawali dengan memulai
membangun habits dengan membuat perencanaan. “Nggak biasa bikin rencana nih. Biasanya
ngalir gitu. Jalan aja kok aktivitasnya.”<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 35.45pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 14pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Haha, sayang sekali itu <i>mindset</i> yang salah. Kata dosen psikologi industri
dan organisasi M3 di kampus, “Yang direncanakan saja bisa gagal. Apalagi yang
nggak direncanakan.”<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 35.45pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 14pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Benar. Selama ini kita seolah sok jago melakukan sesuatu secara impulsif
(bersifat spontan). Seakan tidak perlu disiapkan pasti jalan-jalan saja kok. Nanti
juga terbentuk sendiri. Walah-walah, itu sih sama aja dengan datang ke sebuah
tempat dengan niat membantu, tanpa program kerja, terus di tempat tersebut
bilang nggak butuh bantuan.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 35.45pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 14pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Akhirnya di sana kita cuma <i>kowah kowoh</i> alias nggak ngelakuin apa-apa. Kira-kira
begitu analogi memulai kebiasaan tanpa perencanaan, apalagi niat. Hancur sudah
sejak belum dimulai. Lantas sekarang bagaimana? Adakah cara mempersiapkannya? Tentu
saja ada.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 35.45pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 14pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Pertama, mulai dari yang kecil. Kedua, temukan tempat atau waktu sebagai
penanda habit dilakukan. Ketiga, berlatih secara konsisten. Selengkapnya ada di
buku How to Master Your Habits, ya. Cara lain ada nggak? Ada dong. Selain berpraktik,
kita juga harus tahu ilmunya agar semakin mantap dalam melangkah ke depan. Eh,
maksudnya memulai kebiasaan, hehe.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; margin-left: 53.45pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; margin: 0cm 0cm 0cm 53.45pt; mso-add-space: auto; mso-list: l0 level1 lfo1; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><!--[if !supportLists]--><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 14pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"><span style="mso-list: Ignore;">1.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 14pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Kita kudu
menelaah mengapa gagal membentuk habits.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; margin-left: 53.45pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; margin: 0cm 0cm 0cm 53.45pt; mso-add-space: auto; mso-list: l0 level1 lfo1; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><!--[if !supportLists]--><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 14pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"><span style="mso-list: Ignore;">2.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><!--[endif]--><span dir="LTR"></span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 14pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Seperti apa
sih lingkaran habit itu?<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; margin-left: 53.45pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; margin: 0cm 0cm 0cm 53.45pt; mso-add-space: auto; mso-list: l0 level1 lfo1; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><!--[if !supportLists]--><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 14pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"><span style="mso-list: Ignore;">3.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><!--[endif]--><span dir="LTR"></span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 14pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Menyiapkan diri
dengan proposal kebiasaan.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; margin-left: 53.45pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; margin: 0cm 0cm 0cm 53.45pt; mso-add-space: auto; mso-list: l0 level1 lfo1; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><!--[if !supportLists]--><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 14pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"><span style="mso-list: Ignore;">4.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><!--[endif]--><span dir="LTR"></span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 14pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Mulai hari
ini, mari menjadi identitas yang kita inginkan.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; margin-left: 53.45pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; margin: 0cm 0cm 0cm 53.45pt; mso-add-space: auto; mso-list: l0 level1 lfo1; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><!--[if !supportLists]--><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 14pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"><span style="mso-list: Ignore;">5.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><!--[endif]--><span dir="LTR"></span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 14pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Pentingkan urusan
habits (menjadikannya prioritas atas).<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; margin-left: 53.45pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; margin: 0cm 0cm 0cm 53.45pt; mso-add-space: auto; mso-list: l0 level1 lfo1; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><!--[if !supportLists]--><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 14pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"><span style="mso-list: Ignore;">6.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 14pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Memastikan terdapat
kebahagiaan yang dirasakan saat melakukan kebiasan kita.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; margin-left: 53.45pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; margin: 0cm 0cm 0cm 53.45pt; mso-add-space: auto; mso-list: l0 level1 lfo1; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><!--[if !supportLists]--><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 14pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"><span style="mso-list: Ignore;">7.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><!--[endif]--><span dir="LTR"></span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 14pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Terdapat formula
bila lingkaran habit gagal.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; margin-left: 53.45pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; margin: 0cm 0cm 0cm 53.45pt; mso-add-space: auto; mso-list: l0 level1 lfo1; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><!--[if !supportLists]--><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 14pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"><span style="mso-list: Ignore;">8.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><!--[endif]--><span dir="LTR"></span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 14pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Menepi untuk
sejenak menurunkan target kebiasaan.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; margin-left: 53.45pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; margin: 0cm 0cm 0cm 53.45pt; mso-add-space: auto; mso-list: l0 level1 lfo1; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><!--[if !supportLists]--><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 14pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"><span style="mso-list: Ignore;">9.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><!--[endif]--><span dir="LTR"></span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 14pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Mempertanyakan
kembali why factor membangun habits yang kita pilih?<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoListParagraphCxSpLast" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; margin-left: 53.45pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; margin: 0cm 0cm 0cm 53.45pt; mso-add-space: auto; mso-list: l0 level1 lfo1; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><!--[if !supportLists]--><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 14pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"><span style="mso-list: Ignore;">10.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><!--[endif]--><span dir="LTR"></span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 14pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Dari memulai
kebiasaan menuju menjaga kebiasaan. Di bagian menjaga juga ada ilmunya, lalu
beralih ke tingkat mengabadikan kalau sudah lulus dari kedua fase sebelumnya. Di
mana semuanya berkat Allah serta dukungan melalui perantara Coach Adji sebagai
pembimbing, Kak Rahmah yang pernah membagikan info komunitas habit, Kak Annisa dan
Kak Husna sebagai fasilitator, dan seluruh teman-teman yang ada di grup sejak
dari memulai, menjaga, sampai mengabadikan kebiasaan.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 35.45pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 14pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Rasanya tidak sendiri lagi ketika membangun habit ini. Namanya juga manusia
sebagai makhluk sosial. Biasanya cari teman sebagai penguat, hehe. Bersyukur banget
dapat kesempatan belajar di grup tersebut. M3 didorong untuk melaksanakan habit
dengan laporan, refleksid diri, bahkan sampai sharing. Intinya sih teori,
praktik, teori, praktik. Ya iya lah masa nggak?<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 35.45pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 14pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Nah, bagi pemirsa yang mau ilmu selengkapnya bisa banget nih bila berkenan gabung ke komunitas habit
yang diusung Coach Adji. Bisa dengan pantengin <a href="https://www.instagram.com/adi_wahyu_adji/" target="_blank">Instagram</a> beliau atau menghubungi
langsung. Salam juang dalam berproses, M3.</span></p><p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 35.45pt;"></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjXANnwRMPeqE9i0fJLsv9xcZITglyYLcwxyBMcyU6exx9JWCvlCrf2sQXSfZv0qWexMm8D9iYtKFdZQgW5Lu1ghc3ope0rMELy7srADBh1dPr5uH3FVe2J2REvmxCX3ERUIZmhcXoRjUoB/s2048/crystal-jo-6tWIIjG8VhY-unsplash.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="2048" data-original-width="1365" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjXANnwRMPeqE9i0fJLsv9xcZITglyYLcwxyBMcyU6exx9JWCvlCrf2sQXSfZv0qWexMm8D9iYtKFdZQgW5Lu1ghc3ope0rMELy7srADBh1dPr5uH3FVe2J2REvmxCX3ERUIZmhcXoRjUoB/s320/crystal-jo-6tWIIjG8VhY-unsplash.jpg" width="213" /></a></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">gambar dari unsplash by crystal jo</div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">barangkali ada krisar (kritik dan saran) boleh banget lho disampaikan ke M3 lewat kolom komentar blogspot ini, WA, IG, atau medsos <a href="http://taplink.cc/mgcusing" target="_blank">M3</a> lainnya. Terima kasih sudah membaca.</div><br /><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 14pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"><br /></span><p></p>M3http://www.blogger.com/profile/17979903135713484626noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-717070898549841136.post-84039644781124296972021-08-20T21:17:00.006-07:002021-08-20T21:17:50.643-07:00Cerita Mini - Menyambut Kepergian<h4 style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; text-align: center;"><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Menyambut
Kepergian<br /></span></b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Oleh: M3</span></h4>
<p align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; text-align: center;"></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg9z63wtQmvWlBxzGc0o2drtE5c8sXKlZ4SvqEuXEscyDUjC-aST4ndgq0iTbz4xwK8WsGzn0E9y58rPum-i3MuAucLOts43v0bhvJq_0iOxYjN4mnrwioTXjXSYZvnFj17JPzufaCMH_8e/s2048/satyajit-bhowmik-P9bRXnYKv3o-unsplash.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="2048" data-original-width="1229" height="400" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg9z63wtQmvWlBxzGc0o2drtE5c8sXKlZ4SvqEuXEscyDUjC-aST4ndgq0iTbz4xwK8WsGzn0E9y58rPum-i3MuAucLOts43v0bhvJq_0iOxYjN4mnrwioTXjXSYZvnFj17JPzufaCMH_8e/w240-h400/satyajit-bhowmik-P9bRXnYKv3o-unsplash.jpg" width="240" /></a></div><br /><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"><br /></span><p></p><p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 35.45pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Setelah pulang kerja, aku dikejutkan suara tangisan Naura yang lebih
kencang dari biasanya. Kaki ini berlari menuju kamar. Mataku terbelalak
mendapati Naura tengkurap di lantai. Tidak bisa berbaik sangka, aku langsung menodong
pertanyaan mengapa Naura bisa ada di lantai ke kakak iparku.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 35.45pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">“Na…Naura jatuh sewaktu Mbak mau menggendong Naufal,” jawab Mbak Ais
seraya menitikkan air mata.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 35.45pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Aku menghela napas berat dan segera membawa Naura ke klinik terdekat
tanpa menanggapi Mbak Ais yang bergeming di sudut kamar. Beruntung seusai
kuperiksakan ke dokter anak di perumahan sebelah, Naura dinyatakan tidak
memiliki cedera yang serius. Walaupun kepalanya benjol dan mesti di kompres.
Hamdalah sekaligus istigfar keluar dari lisanku.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 35.45pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">“Maafin Tante, ya. Kali ini Tante bakalan berusaha lebih keras lagi
untuk membawa Mamamu berobat,” ujarku tepat di sebelah telinga Naura.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 35.45pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Sepulangnya dari klinik, aku menidurkan Naura di ranjang bayi. Setelahnya
aku menghampiri Mbak Ais di ruang tamu yang tangannya bagaikan menggendong bayi
seraya melakukan dialog padahal sedang sendiri.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 35.45pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">“Mbak, ayo kita pergi. Hasna mau ngajak Mbak ke suatu tempat,” ajakku.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 35.45pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">“Hush, kamu itu kok menyela pembicaraan masmu toh? Sebentar, biar
diselesaikan dulu ngomongnya,” seru Mbak Ais meletakkan telunjuk ke bibirnya.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 35.45pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Dengan paksa, aku menarik lengan Mbak Ais yang posisi tangannya tetap
sama ke dalam mobil. Kemudian, aku menggendong Naura dengan <i>meh dai carrier </i>dan
kembali ke mobilku. Kami pun berangkat ke tempat tujuan. Tidak ada percakapan
selama kami dalam perjalanan kecuali murottal yang kunyalakan.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 35.45pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Sesampainya di tempat tujuan, Mbak Ais sempat bertanya mengapa aku
mengajaknya ke sini. Sebelum menjawab kugandeng ia lebih dahulu untuk menghadap
ke pemakaman Mas Doni dan Naufal. Di situ, aku mengajaknya berdoa sembari
berdiri. Seusai itu senja jadi sendu, awan mengabu, dan aku malah mengenang
masa lalu.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 35.45pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Empat bulan yang lalu, Mas Doni sedang menyetir dengan terburu-buru
Ketika mendengar istrinya akan melahirkan. Bersamaan dengan itu, Mbak Ais sudah
berada di ruang operasi. Pisau bedah mulai mengiris perutnya. Langsung
kualihkan pandangan yang membuatku bergidik ngeri ke arah wajah Mbak Ais yang
pucat. <o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 35.45pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Putra pertamanya lahir dengan selamat. Disusul lima menit kemudian,
Naura ikut melihat dunia untuk kali pertama. Tangisan keduanya membuat satu
ruangan dipenuhi keharuan. Bahagia, lega, dan menenangkan. Sayangnya,
bertepatan dengan itu ada telepon masuk yang mengabarkan kalau Mas Doni
mengalami kecelakaan tunggal. Luar biasanya Naufal ikut berpulang tanpa
komplikasi apa pun. Mau tak mau kami harus menerima ketidakhadiran mereka. <o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 35.45pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Dan di sinilah kami. Di mana Mbak Ais didiagnosa depresi pada bulan
kedua. Tiada minat lagi pada hal-hal yang disukai. Setiap hari merasa tertekan
dan lelah berlebihan. Hipersomnia membuatku pusing. Berkurangnya kemampuan Mbak
Ais dalam berpikir dan konsentrasi benar-benar mengkhawatirkan. Belum lagi ia menganggap
bahwa Mas Doni dan Naufal masih hidup. Sekarang malah mengabaikan Naura secara
tidak sengaja. <o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 35.45pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Baru kutahu kemarin, obat yang diberikan psikiaternya tidak diminum dan
disembunyikan di balik guling Naura. Tanpa sadar tangisanku keluar sangat deras
tatkala mengingat hal tersebut. Mbak Ais hanya diam saja menatapku yang menutup
mata dengan tangan.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 35.45pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">“Mbak, Mas Doni, kakakku sudah nggak ada. Ia dan Naufal sudah pulang.
Sekarang Mbak Ais sudah waktunya menyambut kepergian mereka dengan kembali
rutin minum obat dan konseling. Ridhoi mereka pulang, ya, Mbak. Di sini Naura
butuh Mbak Ais. Kalau begini keadaannya, Mas Doni dan Naufal bakalan sedih,”
kataku terisak-isak hingga Naura, keponakanku yang berusia empat setengah bulan
bangun.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 35.45pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">“Mbak, Allah tuh tahu hati Mbak lagi sakit, sedih, marah, dan berduka.
Namun, bukan berarti Mbak terus-terusan meratapi kepergian mereka berdua. Hasna
tahu, Allah Maha Mengetahui pula kalau Mbak tu rapuh, nggak sekuat yang dilihat
orang-orang. Untuk itu, Hasna mau ajak Mbak untuk terus berjuang. Masih ada
kami berdua. insyaaAllah Hasna dan Naura bakalan terus di samping, Mbak,”
lanjutku memeluknya.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 35.45pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Mbak Ais menatap nanar kedua makam itu. Ia membalas pelukanku dan mulai menangis
dipenuhi isakan yang terdengar menyayat dan menyesakkan dada. Aku persilakan ia
menjerit selagi di makam itu tidak ada siapa pun selain kami. Kubolehkan juga
ia mengungkapkan segala kata dan perasaan, yang selama dua setengah bulan
terakhir ini, menjejali pikiran dan hatinya. Kehilangan memang membawa duka
mendalam, tetapi terpuruk selamanya tidak akan mengembalikan mereka. Allah sayang
kepada kami. Bukan berarti Yang Merajai Hari Pembalasan menghukum kami. Namun,
sudah waktunya dan ini qada kami. Bagaimana kami menghadapinya, itulah yang
Allah nilai.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 35.45pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">“Dek, maafin Mbak, ya. Mbak terlalu berduka sampai lupa kalau punya adik
ipar sebaik kamu. Makasih, ya, udah mau jaga dan mendukung Mbak. Sungguh masmu
adalah ayah, kakak, sahabat, dan suami bagi Mbak. Naufal, malaikat kecilnya
Mbak…Bismillah, Mbak bakalan kembali berobat untuk menyambut kepergian mereka
dengan ikhlas,” ujarnya meremas kerudungku.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 35.45pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">“Nggak perlu minta maaf, Mbak. Bukan salah Mbak. Terima kasih sudah tangguh
menjadi anak <i>broken home </i>dan<i> single parents</i>,” sahutku mengelus
pelan punggungnya.</span></p><p style="text-align: justify;"><b style="text-align: center;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">***</span></b> </p><p style="text-align: center;">disilakan untuk memberikan dukungannya berupa: komentar, kritik, dan saran, beserta koreksi. terima kasih sudah membaca.</p>M3http://www.blogger.com/profile/17979903135713484626noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-717070898549841136.post-38401228430395372552021-08-09T23:19:00.010-07:002021-08-10T00:42:47.394-07:00Cermin - Putri Halu<p style="text-align: center;"></p><h3 style="line-height: 150%; text-align: center;"><span face=""Calibri Light",sans-serif" style="mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-bidi-theme-font: major-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin;"><b>PUTRI HALU<br /></b></span><span face=""Calibri Light",sans-serif" style="font-weight: normal; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-bidi-theme-font: major-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin;"><i>Oleh: M3</i></span></h3>
<p align="center" class="Default" style="line-height: 150%; text-align: center;"></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEheEOqzZU7dae3LCHOGdILMIt4gMSZ_WPR4qA_1E8oy8ddV3y5-FlHbEwN5DsBIhBgO1nUTLhPaWUP2NuIap9Hl0dAA9WZswZP26brtvGeJQt9Ft8AsvrzHjGc0qNlQg1xbGzViuOCXEsis/s1000/photo-1546188994-07c34f6e5e1b.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="667" data-original-width="1000" height="213" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEheEOqzZU7dae3LCHOGdILMIt4gMSZ_WPR4qA_1E8oy8ddV3y5-FlHbEwN5DsBIhBgO1nUTLhPaWUP2NuIap9Hl0dAA9WZswZP26brtvGeJQt9Ft8AsvrzHjGc0qNlQg1xbGzViuOCXEsis/s320/photo-1546188994-07c34f6e5e1b.jpg" width="320" /></a></div>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 35.45pt;"><span face=""Calibri Light",sans-serif" style="font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-bidi-theme-font: major-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin;">Angin melambai lembut menerpa wajahnya. Zura berjalan pelan
melewati bunga-bunga. Kedua tangannya disembunyikan di balik saku jaket
cokelatnya. Jam menunjukkan pukul dua siang. Ia berbelok mampir ke sebuah kedai
roti. Membeli empat roti yang diniatkan untuk dirinya dan sang mama. Selesai
membeli, kakinya keluar bermaksud kembali ke rumah. Namun, jantungnya tiba-tiba
berdebar kencang.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 35.45pt;"><span face=""Calibri Light",sans-serif" style="font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-bidi-theme-font: major-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin;">Laju kakinya dipercepat. Sesampainya di rumah, ia melihat ada sebuah
mobil ambulans yang terparkir di depan rumahnya. Zura berlari ke dalam rumah
dan mendapati mamanya sedang memberontak ketika salah satu, yang diduganya,
perawat menyiapkan suntikan. Roti yang ditenteng terjatuh. Wajahnya terperangah
dan sepersekian detik, ia berusaha melepas tangan-tangan yang menahan tubuh
mamanya.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 35.45pt;"><span face=""Calibri Light",sans-serif" style="font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-bidi-theme-font: major-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin;">“Tidak! Mau kalian bawa ke mana mamaku? Lepaskan dia,” pintanya
berupaya mendorong mereka agar melepaskan mamanya.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 35.45pt;"><span face=""Calibri Light",sans-serif" style="font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-bidi-theme-font: major-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin;">“Hei, Nona! Cepat duduklah. Kami harus menangani mamamu karena
beliau butuh penangan di rumah sakit jiwa,” sahut perawat yang membawa
suntikan.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 35.45pt;"><span face=""Calibri Light",sans-serif" style="font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-bidi-theme-font: major-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin;">Khaizuran tetap saja menghalang-halangi. Mamanya kian berontak,
sedangkan kakek dan neneknya sedang tidak ada di rumah karena masih berada di
luar kota. Ia bertanya-tanya, siapa yang mengirimkan perawat itu ke rumahnya.
Maka, saat ia menyergap perawat yang membawa suntikan, Zura terdorong jatuh.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 35.45pt;"><span face=""Calibri Light",sans-serif" style="font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-bidi-theme-font: major-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin;">“Maaf aku mendorongmu, tapi ini dibutuhkan!” seru perawat itu
langsung menusuk lengan mamanya.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 35.45pt;"><span face=""Calibri Light",sans-serif" style="font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-bidi-theme-font: major-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin;">Setelah selesai dan tenang, mamanya dibopong ke dalam ambulans.
Zura berupaya bangkit mengejar. Namun, ambulans itu bergerak sangat cepat. Ia
bergegas mengambil kunci yang berada di meja belajarnya, lalu mengunci pintu
rumah, mengambil motor, memakai helm, menggembok pagar, dan menyusul ambulans
tadi.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 35.45pt;"><span face=""Calibri Light",sans-serif" style="font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-bidi-theme-font: major-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin;">Jantungnya berdebar tak karuan. Sepanjang perjalanan ia berusaha
mengambil napas, menahan, dan mengembuskan secara perlahan. Tidak cukup dan ia
kesulitan. Sesampainya di rumah sakit jiwa, yang ternyata ia telah mengikuti
hingga keluar kota, Zura langsung memarkirkan motornya. Ia berlari sekencang
mungkin. Terlihat mamanya akan diantar ke pintu masuk, Zura langsung menarik
lengan mamanya.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 35.45pt;"><span face=""Calibri Light",sans-serif" style="font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-bidi-theme-font: major-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin;">“Ma, sadar, Ma. Ayo kita pulang!” teriak Zura mengguncang lengan
kanan mamanya.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 35.45pt;"><span face=""Calibri Light",sans-serif" style="font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-bidi-theme-font: major-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin;">Petugas keamanan pun menahan Zura agar tidak menghalangi prosedur
perawatan. Ia berontak. Baru kali ini ia menolak mamanya dibawa. Padahal selama
ini, Zura selalu mengancam akan membawa mamanya kembali ke rumah sakit jiwa.
Akhirnya petugas hanya memberikannya izin melihat sang mama lewat pintu kaca
tanpa boleh berkontak fisik lagi. Zura pun jatuh terduduk sembari menangis.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 35.45pt;"><span face=""Calibri Light",sans-serif" style="font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-bidi-theme-font: major-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin;">Tiba-tiba ia bangun terduduk, lalu menangis begitu pilu. Dadanya
sesak, sakit sekali rasanya, dan isakan keras sangat terlihat. Zura turun dari
ranjang. Ia melihat ke jendela yang menghadap ke selatan. Awan masih biru
dengan gumpalan awan seputih kapas. Dirinya tersenyum di balik derai air mata
yang membuat kornea dan pipinya memerah. Beberapa ketukan pagar terdengar.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 35.45pt;"><span face=""Calibri Light",sans-serif" style="font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-bidi-theme-font: major-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin;">Di luar ada dua orang yang menanti jawaban dari sang tuan rumah.
Zura mengintip dari balik jendela. Perasaan sedih jadi waswas. Ia menghapus air
mata yang belum sempat mengering dan mencari mamanya. Mencoba di kamarnya tadi,
nihil. Di kamar mamanya nihil. Di kamar mandi juga nihil. Di ruang ventilasi
dan tempat berjemur juga tidak ia dapati mamanya di sana. Takut menyergap
tubuhnya. Tangannya gemetar. Tanda tanya menghantui pikirannya. Ia sangat kalut
siang itu.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 35.45pt;"><span face=""Calibri Light",sans-serif" style="font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-bidi-theme-font: major-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin;">“Mama!” panggil seorang gadis cilik yang tadi mengetuk pintu.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 35.45pt;"><span face=""Calibri Light",sans-serif" style="font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-bidi-theme-font: major-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin;">“Ia memanggil siapa?” tanyanya dalam hati.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 35.45pt;"><span face=""Calibri Light",sans-serif" style="font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-bidi-theme-font: major-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin;">“Ini Fathia sama Papa, Ma. Mau jenguk Mama. Bukain dong, Ma,”
pinta anak itu mengetuk pagar sekali lagi.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 35.45pt;"><span face=""Calibri Light",sans-serif" style="font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-bidi-theme-font: major-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin;">“Pa, tolong pencet belnya dong,” tambah sang anak menunjuk bel
karena ia tidak sampai menjangkaunya.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 35.45pt;"><span face=""Calibri Light",sans-serif" style="font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-bidi-theme-font: major-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin;">“Assalamu’alaikum.” Bel berbunyi.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 35.45pt;"><span face=""Calibri Light",sans-serif" style="font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-bidi-theme-font: major-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin;">Zura mencoba keluar perlahan. Kemudian mengajukan pertanyaan
kepada mereka berdua.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 35.45pt;"><span face=""Calibri Light",sans-serif" style="font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-bidi-theme-font: major-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin;">“Wa…wa’alaikumusslam. Si…siapa kalian?” tanya Zura melihatkan
setengah wajahnya tanpa ditutupi kerudung.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 35.45pt;"><span face=""Calibri Light",sans-serif" style="font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-bidi-theme-font: major-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin;">“Mama jangan lupa dong. Ini Fathia, anak Mama. Papa di sini juga
kok,” kata Fathia mengintip dari celah pagar.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 35.45pt;"><span face=""Calibri Light",sans-serif" style="font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-bidi-theme-font: major-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin;">“Mana mungkin. Menikah saja belum. Umurku masih 20 tahun. Mana
mungkin sudah punya anak yang sudah bicara,” elak Khaizuran.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 35.45pt;"><span face=""Calibri Light",sans-serif" style="font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-bidi-theme-font: major-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin;">“Tolong, bukakan pagar ini. Kami tidak akan masuk sebelum
disilakan. Cukup lihat kami dan dengarkan apa yang akan kami katakan. Kami tidak
akan menyakitimu,” mohon laki-laki brewok berkacamata itu.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 35.45pt;"><span face=""Calibri Light",sans-serif" style="font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-bidi-theme-font: major-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin;">Perlahan Zura membuka kunci gembok pagarnya. Terlihat seorang
gadis cilik berusia tujuh tahun menenteng satu kresek roti.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 35.45pt;"><span face=""Calibri Light",sans-serif" style="font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-bidi-theme-font: major-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin;">“Siapa kalian? Apa mau kalian?” tanya Zura ketus dan melotot.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 35.45pt;"><span face=""Calibri Light",sans-serif" style="font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-bidi-theme-font: major-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin;">“Ini, kami bawakan roti favorit Mama.”<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 35.45pt;"><span face=""Calibri Light",sans-serif" style="font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-bidi-theme-font: major-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin;">“Zura, mungkin kamu masih melihat ini seperti rumahmu yang ada di
waktu 15 tahun silam. Kala umurmu masih 20 tahun. Namun, aku tegaskan. Lihatlah
sekelilingmu. Tepat di belakang ialah rumah sakit tempatmu dirawat Zura. Memang
didesain khusus untukmu saja. Lumayan mahal sih, setidaknya dapat membantu
proses penyembuhanmu. Kami dengar dari psikiater, tiap kamu tidur, igauan mimpi
yang selalu kamu haturkan menunjukkan distorsi ingatan. Itu bukanlah mamamu,
tetapi kamu di delapan tahun yang lalu,” jelas lelaki itu mengambil napas dalam
dan mengembuskannya dengan berat.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 35.45pt;"><span face=""Calibri Light",sans-serif" style="font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-bidi-theme-font: major-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin;">Ia melanjutkan, “Zura, kuharap kamu mau menerima bahwa tiga tahun
terakhir ini, hasil diagnosamu menunjukkan bahwa kamulah yang mengidap
skizofrenia. Coba lihatlah gelang yang ada di lengan kananmu. Tertulis nama
rumah sakit jiwa ini dan namamu, bukan?” jelas lelaki itu mengusap air mata
yang lolos dari sudut matanya.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 35.45pt;"><span face=""Calibri Light",sans-serif" style="font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-bidi-theme-font: major-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin;">“Kami adalah keluargamu. Ini Fathia putri pertama kita dan aku,
Ahmad, suamimu. Mamamu memang telah tiada sebelum sembuh dari Skizofrenia saat putri kita berusia dua tahun. Kini
kamu mengalami gangguan jiwa seusai beliau tiada. Khaizuran, sekarang saatnya
kamu yang berupaya bangkit untuk dirimu sendiri dan paling tidak untuk anak
kita juga,” tambah Ahmad memeluk Zura yang hampir terjatuh.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 35.45pt;"><span face=""Calibri Light",sans-serif" style="font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-bidi-theme-font: major-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin;">Zura menatap kosong tanpa berkedip dan bulir bening mulai jatuh
secara otomatis.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 35.45pt;"><span face=""Calibri Light",sans-serif" style="font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-bidi-theme-font: major-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin;">“InsyaaAllah aku akan terus bersamamu selama Allah memberikanku
waktu. Kita buat cerita yang berbeda, ya.”<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 35.45pt;"><span face=""Calibri Light",sans-serif" style="font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-bidi-theme-font: major-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin;">Khaizuran membalas pelukan suaminya dengan isakan yang keras.<o:p></o:p></span></p><p></p>M3http://www.blogger.com/profile/17979903135713484626noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-717070898549841136.post-57477769662421634522021-06-25T23:14:00.009-07:002021-06-25T23:16:34.180-07:00Puisi - Terlepas Mengikat<p style="text-align: center;">Judul: Terlepas Mengikat</p><p style="text-align: center;">Penulis: M3 (@_emthree) </p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhpbUocXvJi_HMOuCrkbc-3WD1qG1ekaorkMsM4Yy6novlFQLIWWuC0R88yRu36BAS_wYRX_9eiNBP_LCm2peWQTdvNUgoupV6kHh0-UGqSw40WLPftlUW0i3oGuiCjkxopLyQUMY-MF9q_/s920/IMG-20210626-WA0012.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="920" data-original-width="736" height="400" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhpbUocXvJi_HMOuCrkbc-3WD1qG1ekaorkMsM4Yy6novlFQLIWWuC0R88yRu36BAS_wYRX_9eiNBP_LCm2peWQTdvNUgoupV6kHh0-UGqSw40WLPftlUW0i3oGuiCjkxopLyQUMY-MF9q_/w320-h400/IMG-20210626-WA0012.jpg" width="320" /></a></div><p style="text-align: justify;">Kuingin memelukmu sekali lagi. Mendekapmu dalam bingkai anak kecil. Merengkuh dengan pengutaraan sejuta cinta. Menyulam tawa yang sempat terlewat ratusan kali, meskipun perih merasuk hingga mengalir melewati seluruh nadi.</p><p style="text-align: justify;">Mauku menggenggam lenganmu. Yang mungkin sekarang begitu keras akibat ditempa perjuangan. Berkisah di bawah senja dan menikmati tenggelamnya mentari sesuai titah Rabb-nya. </p><p style="text-align: justify;">Kutahu bahwa seluruhnya adalah gantungan skenario yang dibuat-buat. Sekadar pengalihan demi membasuh dahaga. Berjuta fatwa cinta yang ada mengantarku pada kenyataan. Makin dituruti, haus makin merajai. </p><p style="text-align: justify;">Di mana pun aku berada. Kapan pun aku merindukanmu di antara bungkam, takut tak terbalas, dan terpisah oleh penghalang, fatwa cinta akan tetap sama. </p><p style="text-align: justify;">Kini saatnya aku harus berhenti. Menyalurkannya pada hakikat cinta yang selalu terbalas. Pada tujuan yang tak akan pernah mengecewakan. Terima kasih atas cintamu yang menjauh. Detik ini akan kuraih keridaan-Nya, walau menyentuhmu cuma melalui doa dan pengharapan. </p><p style="text-align: justify;">Mojokerto, 26 Juni 2021</p>M3http://www.blogger.com/profile/12279290810627030878noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-717070898549841136.post-28502073651354705682021-03-23T04:41:00.002-07:002021-03-23T04:41:17.718-07:00Resensi MYH<div style="text-align: left;"><div style="text-align: center;"><span style="font-family: times;"><b>Master Your Habits</b></span></div><span style="font-family: times;"><div style="text-align: center;">Peresensi: M3</div></span></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiBZt3gvKBhcSBbp8AUZkvzm1fgkmE0wye_uU30Ii97mX7mzPNZM1DK7hcXlRA-34Ku0862NE22xjSDef-XI9F50C8SOXVEN6bJj_QZSZn8IvQsRIlsjCEIpGIrytEBKDyxPEDOCzVdcwSt/s1083/IMG_20210317_050120.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><span style="font-family: times;"><img border="0" data-original-height="1083" data-original-width="1080" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiBZt3gvKBhcSBbp8AUZkvzm1fgkmE0wye_uU30Ii97mX7mzPNZM1DK7hcXlRA-34Ku0862NE22xjSDef-XI9F50C8SOXVEN6bJj_QZSZn8IvQsRIlsjCEIpGIrytEBKDyxPEDOCzVdcwSt/s320/IMG_20210317_050120.jpg" /></span></a></div><span style="font-family: times;"><br /></span><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: times;">Ini nih, buku satu lagi yang mindset-able, MasyaaAllah. Isinya tuh boof, cetar bikin melek pada kehidupan yang selama ini, ck. That's the point. ⚠️ Ternyata emang semua tuh karena Habits, kebiasaan kita. Termasuk keberuntungan. Nah lho. Makin mikir kan? 😂 Yuk, sebelum menjelajah, kita ta'aruf dulu ama bukunya. Ehe. </span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: times;">Terdapat 184 halaman. Cetakan ke-1, Maret 2013. Cetakan ke-12, Juni 2020. Harganya 69ribu. Penerbit Al-Fatih Press. </span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: times;">Terdiri dari:</span></p><div style="text-align: left;"><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: times;">1. Prologue</span></div><span style="font-family: times;"><div style="text-align: justify;">2. Great Them! 'The Inspirator' </div><div style="text-align: justify;">3. Everything are Habits! </div><div style="text-align: justify;">4. The Nature of Habits: Automatically! </div><div style="text-align: justify;">5. Why Habits?! </div><div style="text-align: justify;">6. I'm Habits </div><div style="text-align: justify;">7. Genealogy of Habits</div><div style="text-align: justify;">8. Spiral of Habits</div><div style="text-align: justify;">9. Installing Habits </div><div style="text-align: justify;">10. Why? What? How? </div><div style="text-align: justify;">11. How Many Days? </div><div style="text-align: justify;">12. Good News! Thinking is not needed </div><div style="text-align: justify;">13. Conditioning Habits </div><div style="text-align: justify;">14. Forming Habits is like creating roads </div><div style="text-align: justify;">15. First is Hardest</div><div style="text-align: justify;">16. From Lame to Fame</div><div style="text-align: justify;">17. Teach Habits and Habits will serve you! </div><div style="text-align: justify;">18. Luck is a part of Habits </div><div style="text-align: justify;">19. Let's Make Habits </div><div style="text-align: justify;">20. To Be an Expert</div><div style="text-align: justify;">21. The Rules of 10.000 hours </div><div style="text-align: justify;">22. Tips & Trik Renang: Udang Hidup</div><div style="text-align: justify;">23. Pola Fibonacci dan Habits </div><div style="text-align: justify;">24. Differentiation in Da'wah</div><div style="text-align: justify;">25. The Outliers & Out of Orders</div><div style="text-align: justify;">26. Breaking The Circle</div><div style="text-align: justify;">27. No Pain No Gain</div><div style="text-align: justify;">28. Re-defining "Impossible" </div><div style="text-align: justify;">29. Afterdoing Service </div><div style="text-align: justify;">30. Take Action</div><div style="text-align: justify;">31. Unreasonable Fear</div><div style="text-align: justify;">32. Move-move and Move</div><div style="text-align: justify;">33. Visionary</div><div style="text-align: justify;">34. The End is Better than Beginning </div><div style="text-align: justify;">35. Just Kill the Excuses </div><div style="text-align: justify;">36. Excuses are Extremely-Very Dangerous </div><div style="text-align: justify;">37. Devil's Temptation </div><div style="text-align: justify;">38. Epilogue: Nak atau tak nak?! </div></span></div><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: times;">Di mana semuanya ini menjelaskan bahwa kebiasaan-lah yang dapat menjadi tindakan berkemajuan (progressive). 🎆 Coba lihat pesulap. Kita semua sepakat kalo itu cuma trik kan? Jika saja kita tau bagaimana caranya, maka respon kita "halah gitu doang". Padahal di balik sebuah pertunjukan, ada ribuan kali <b>latihan</b> dan <b>pengulangan</b>, sehingga lahirlah kebiasaan. </span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: times;">Itulah yang dapat menghadirkan kesempatan atau keberuntungan. Karena biasanya, kejadian itu <b>berpola</b>. Pun demikian dengan keahlian. Makin baik kemampuan seseorang, berarti makin sering <b>latihan</b> dan <b>pengulangan</b> dijalaninya. Akhirnya luar biasa jadi sudah biasa, ya, karena emang udah biasa. 🌠</span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: times;">Pas baca langsung speechless dan "O iya ya, bener juga, faktanya emang gitu sih" sambil terperangah. Awalnya mulai baca buku MYH sebenarnya ngulang terus-terusan di halaman ketiga. Soalnya nggak colour full, ☹️ cuma monochrome gitu warnanya. Cepet bikin bosen pas baca. Karena ternyata isinya bagus, ya udah lanjut baca dalam waktu dua hari doang. Hehehe. 🤭</span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: times;">Yang biasanya pesimis dibahas juga nih di sini. Pola pikir nggak bisa bikin ngaruh ke tindakan. Ya ini yang bikin wes angel wes, angel. 😌 Banyak alasan sebagai pemakluman enggan bertindak. Hadeh. Kaum rebahan nanti jatuhnya ya bakal rebahan melulu dan banyak sambat. Dikit-dikit ruwet. Kecuali kalo dibuat hal yang bermanfaat. Menulis misalnya. </span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: times;">Sampe inget kata penulis Nanda yang intinya selamat pagi orang-orang yang punya banyak mimpi, tapi gak mau mengusahakannya. Langsung, hmmmm, tertohok. Emang betul sih. Kita biasa mikir ruwet, ya otomatis kalo dikasih sedang dianggep rumit banged dah. 🙄 Seakan kalo ada yang sulit kenapa pilih yang mudah? Hareudang2. </span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: times;">Intinya tuh, paling inget pembahasan yang relate ama kehidupan. 🌳 Tentang beruntungnya seseorang bisa dihadirkan, bertemu, atau diberi kesempatan. Bukan tanpa faktor. Pendukungnya adalah kebiasaan. Makin sering mengulang samting, kita bakalan diarahkan Allah ke samting itu. ⭐</span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: times;">Contoh, M3 dulu belajar public speaking otodidak. Padahal awalnya jedag-jedug gak karuan. Gemetar di hadapan banyak orang. Takut ditertawakan. Pokoknya banyak kecemasan deh. Namun, M3 terus memberanikan diri latihan, ulangi, latihan, ulangi, sampai ngomong ke orang jadi kebiasaan. 😍 Dan voila, MasyaaAllah tabarakaAllah, sampe di titik mengisi webinar bersama orang luar biasa. Mahasuci Allah Pencipta Alam Semesta. </span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: times;">Sebenarnya bukunya bagus banget. Hanya saja karena warna monochrome, font materinya mati. Soalnya kan ada gambar di atas atau di bawah. Nah itu warnanya sama. Bisa dibaca sih, tapi nggak nyaman. Just it. 😗</span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: times;">Pokoknya moodboster banget deh buat muhasabah diri. 😋 Yang sambat-sambat club bisa banget baca buku ini. Apalagi yang pengen bangun habits baik. 🤩 Soalnya kita juga bisa mengaktifkan habits buruk. Naudzubillah. 😔 Bahasanya ringan kok. 😉 Tenang aja. Dari remaja sampai lanjut usia sangat cucok endes baca buku tersebut. Termasuk yang zuper sibook. Pastinya yang ingin hijrah (memperbaiki diri 'tuk mendekat kepada Allah).</span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: times;">Ini perkara mau atau nggak aja. 😊 Jadi, selagi mau, pasti bisa. Semoga Allah melancarkan dan menguatkan, ya. Pelan tapi pasti bisa terbiasa. Paksa - Bisa - Terbiasa.</span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: times;">Salam juang dan bertumbuh, M3. 🌱</span></p>M3http://www.blogger.com/profile/12279290810627030878noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-717070898549841136.post-63303558979665412712021-03-22T10:32:00.002-07:002021-03-22T10:47:54.789-07:00Cermin - Memeluk Sekali Lagi<div style="text-align: justify;"><div style="text-align: center;"><b style="font-family: times;">Memeluk Sekali Lagi</b></div><span style="font-family: times;"><div style="text-align: center;"><i>Oleh: M3</i></div></span></div><p></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgb22hDoVhyphenhyphenpNY3SxWEdts-y1ur73GTWtV4rQuZ0woJDPPxfZaZivsAo135RTF0LNcOl9so9KeXDfGiI7vHPRHcK8_yZEjgRAWjQwJLmeFdq1rdJEOozBhyphenhyphenvyGozhP5YAIglz9WKXDVPH75/s2048/renate-solhaug-504270-unsplash.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><span style="font-family: times;"><img border="0" data-original-height="1365" data-original-width="2048" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgb22hDoVhyphenhyphenpNY3SxWEdts-y1ur73GTWtV4rQuZ0woJDPPxfZaZivsAo135RTF0LNcOl9so9KeXDfGiI7vHPRHcK8_yZEjgRAWjQwJLmeFdq1rdJEOozBhyphenhyphenvyGozhP5YAIglz9WKXDVPH75/s320/renate-solhaug-504270-unsplash.jpg" width="320" /></span></a></div><span style="font-family: times;"><div style="text-align: center;"><span style="font-size: x-small;"><i>Gambar dari Unsplash</i></span> </div></span><p></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: times;">Lagi-lagi aku melakukan hal yang sama. Duduk di kursi panjang depan rumah susun. Menyalakan ponsel menunggu jawaban. Berulang penjelasan kucoba paparkan. Sayang sekali. Aku pun beringsut dari kursi yang aku duduki. Tersenyum masam menanti ketidakpastian. Namun, saat aku akan kembali pulang, panggilan itu menyebut namaku.</span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: times;">"Farhan!"</span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: times;">Berbalik, aku langsung berjalan cepat menghampiri. Mataku berkaca-kaca tak percaya. Diriku menghambur memelukmu. Aroma tubuh yang ternyata kini telah asing. Membawa segenap para perasaan. Meluber dalam satu tangisan yang menyesakkan dada.</span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: times;">"Rindu sekali!" ujarku rapat-rapat merengkuh sekali lagi. </span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: times;">"Farhan! Farhan, sadarlah. Mama sudah meninggalkan kita 15 tahun yang lalu. Ini hanya jaketnya yang tertinggal saat mengunjungi kita lima tahun yang lalu," kata Kak Lulu mengguncang bahuku sedikit keras.</span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: times;">Ternyata aku hanya melihat sebagian dari dirinya. Mungkin jarak yang tercipta inilah yang terbaik untukku dan Mama. Keluarga baru sangat membutuhkannya. Walaupun dulu aku enggan menemui Mama, setidaknya saat ini aku rela memeluknya sekali lagi.</span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: times;">"Kau sudah berusaha, Farhan. Pasrahkan saja. Kemarikan jaket itu. Ini yang terbaik untuk kita, Dek."</span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: times;">Kak Lulu membawa sebagian dari diri Mama. Entah bagaimana kabarnya. Di bawah langit yang makin dingin, aku hanya mengingat saat ia menggandengku mengelilingi taman. Ada Papa yang menggandeng Kak Lulu. Kembali selepas membeli eskrim. </span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: times;">Kami saling melempar raut senang kala itu. Sudut bibir terangkat. Mata menyipit. Tawa terdengar sangat riang. Hingga akhirnya retak pula rumah yang kuanggap sebagai tempat berpulang. Papa pun bersama keluarga barunya. Meninggalkan kami tanpa kata perpisahan. Mama menyusul dua tahun kemudian dengan ucapan selamat tinggal yang menusuk sanubari. </span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: times;">"Setiap manusia punya perannya masing-masing. Coba kalau tidak begini, mungkin kita nggak akan sekuat ini. Adakalanya setelah dipisahkan, Allah menghadirkan orang lain untuk mengisi wadah yang kosong," tambah Kakak menggandengku ke ambang jalan. </span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: times;">Aku cuma menyunggingkan sudut bibir sebelah kiri. Menghela napas berat. Memasukkan tangan kanan Kak Lulu ke saku agar hangat. </span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: times;">"Kakak minta maaf, ya. Kerinduanmu sangat normal. Tak apa bila menangis. Teruskan. Kakak tak akan mengejek dan membuatmu menahan emosi lagi. Terima kasih sudah menjadi adik yang baik dan kuat."</span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: times;">Langkah kami berhenti. Kak Lulu langsung memelukku. Tubuhku gemetar. Di bawah langit yang mulai menggelap, aku memeluknya cukup lama. Kami hidup di antara. Tidak terlihat karena berada di tengah jalan sempit yang memisahkan dua rumah yang berbeda.</span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: times;">Sekali lagi aku memeluk jaket Mama yang didekap Kak Lulu. Bagaimanapun juga Mama telah mengandung dan merawat kami dengan susah payah. Papa pun demikian yang berupaya keras mencari nafkah dan sempat memprioritaskan kami. Walaupun rumah itu telah tiada. </span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: times;">Ah, langit. Hari ini senada sekali. Gerimis turum bersama buliran yang selama ini terpendam. </span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: times;">"Farhan menyayangi Kakak. Hidup itu ternyata seperti ini, ya. Kini kita benar-benar terpisah setelah Kakak menikah."</span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: times;">Entah kenapa respon tubuhku langsung menggenggam gamis Kakak dengan sangat kuat. Pandanganku buram. Saat mengedipkan mata, basah mulai menyebar. Di situlah aku mulai menjerit di bahunya, di pelukannya. Dulu tangisan yang sempat dilarang olehnya, sekarang boleh dikeluarkan.</span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: times;">Papa, Mama, Farhan sangat rindu. Tidakkah kalian ingin melihat betul sebesar apa Kak Lulu dan Farhan tumbuh sekarang ini? Setidaknya jaket Mama yang ada di antara kami ini dapat menyampaikan pelukan kami sekali lagi. </span></p><p style="text-align: justify;"></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEghpf-bSLD6avAPJ2q6TGLc9EgjaLnYFj9cIu4jS_zMNjUcbYd4GRY6tRPwwauW6PG9dypbiMglwBGFn4vBc3irjkjSa5fnPzvgXRD6WYGTTcgvz7hk6mZtXkINUZ6Hga8WbVcqUgZvr-Yl/s1080/IMG_20210323_003426.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="370" data-original-width="1080" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEghpf-bSLD6avAPJ2q6TGLc9EgjaLnYFj9cIu4jS_zMNjUcbYd4GRY6tRPwwauW6PG9dypbiMglwBGFn4vBc3irjkjSa5fnPzvgXRD6WYGTTcgvz7hk6mZtXkINUZ6Hga8WbVcqUgZvr-Yl/s320/IMG_20210323_003426.jpg" width="320" /></a></div><span style="font-family: times; font-size: x-small;"><div style="text-align: center;"><i>Gambar dari Google</i></div></span><p></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: times;">Papa, Mama, Farhan ingin bilang terima kasih telah mendidik Kak Lulu begitu kuat dan sabar ketika merawat Farhan. Terima kasih telah melahirkan dan menerima Farhan. Terima kasih membantu Kakak menjadi gadis yang pantas bersanding dengan lelaki terbaik pilihan-Nya. </span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: times;">Padahal kami menunggu pelukan itu saat akad Kak Lulu. Sayangnya, hanya diwakilkan saudara kalian. Genggaman pada gamis Kakak kian erat. Seusai itu Kakak menghampiri suaminya, kami pun saling melambai. Berpisah. Lagi. Kini. Benar-benar. Sendiri, ya?</span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: times;">Setiap kedatangan dan kebersamaan pasti ada perpisahan. Entah itu ditinggalkan atau bahkan meninggalkan. Hidup itu berputar, ya? Semua akan ada fokusnya masing-masing. Jadi, untuk apa menyesali yang telah lalu? Toh, semua memang sudah waktunya. Saling mengukir kisah di lembar yang terbuka. </span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: times;">"Aku akan sangat merindukanmu, Kak. Sama sebesar rinduku pada Mama dan Papa," bisikku melihat mobil yang mulai menjauh. </span></p><p style="text-align: center;"><span style="font-family: times;">***</span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: times;">Maret 2021</span></p>M3http://www.blogger.com/profile/12279290810627030878noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-717070898549841136.post-68062110469202011172021-03-14T07:49:00.010-07:002021-03-14T15:26:21.432-07:00Resensi - PMI<h4 style="text-align: left;"><span style="font-family: times;">📕 <span style="font-weight: normal;">Judul buku: Syakhshiyah Almuslimah (Pribadi Muslimah Ideal) <br /></span></span><span style="font-weight: normal;"><span style="font-family: times;">✍🏻 Penulis: Muhammad Ali Al-Hasyimi<br /></span><span style="font-family: times;">📝 Penerjemah: Amir Hamzah, Lc. <br /></span><span style="font-family: times;">🖨️ Penerbit: Al-I'tishom<br /></span><span style="font-family: times;">🗓️ Tahun terbit: September 2020<br /></span><span style="font-family: times;">📚 Dimensi buku: 553 hlm. ; 24 halaman</span></span></h4><p></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEht6ZtH7Vomid6Pb5a0lfI6FgCug8g4kAsCDYdzEwUr4Gy_9lbkFN-OyoWqduVMbKbzJNUV8bFOXwTRnOTmJQzbdwzqM1XeUkRjNOoc-4V0UhpLHGX5vjguxXUz0ch-UFHslisJX6hJ6cd6/s922/IMG_20210314_182235.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="742" data-original-width="922" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEht6ZtH7Vomid6Pb5a0lfI6FgCug8g4kAsCDYdzEwUr4Gy_9lbkFN-OyoWqduVMbKbzJNUV8bFOXwTRnOTmJQzbdwzqM1XeUkRjNOoc-4V0UhpLHGX5vjguxXUz0ch-UFHslisJX6hJ6cd6/s320/IMG_20210314_182235.jpg" width="320" /></a></div><p></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: times;">Baiklah, inilah salah satu buku yang <i>recommended</i> untuk para muslimah di seluruh dunia. Ya, mau gimana lagi? Emang sebagus itu pembahasannya. ❤️ Ada <i>self love</i>-nya juga, ih. 😃</span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: times;">Apa aja sih yang dijelasin di dalemnya? Terdiri dari 12 Bab yang semuanya memiliki subbab, kecuali penutup 😅: </span></p><h3 style="text-align: justify;"><div style="text-align: left;"><span style="font-family: times;"><span style="font-size: small;">- Wanita Muslimah bersama Tuhannya</span></span></div><span style="font-size: small;"><div style="text-align: left;"><span style="font-family: times;">- Komitmen Memakai Busana Muslimah</span></div><span style="font-family: times;"><div style="text-align: left;">- Wanita Muslimah bersama Dirinya</div><div style="text-align: left;"><br /></div></span><span style="font-family: times;"><div style="text-align: left;">- Wanita Muslimah bersama Kedua Orang Tuanya</div></span><span style="font-family: times;"><div style="text-align: left;">- Wanita Muslimah bersama Suaminya</div></span><span style="font-family: times;"><div style="text-align: left;">- Wanita Muslimah beserta Anak-anaknya</div><div style="text-align: left;"><br /></div></span><span style="font-family: times;"><div style="text-align: left;">- Wanita Muslimah beserta Menantu Perempuan dan Laki-lakinya</div></span><span style="font-family: times;"><div style="text-align: left;">- Wanita Muslimah bersama Kerabat dan Sanak Familinya</div></span><span style="font-family: times;"><div style="text-align: left;">- Wanita Muslimah bersama Tetangganya</div><div style="text-align: left;"><br /></div></span><span style="font-family: times;"><div style="text-align: left;">- Wanita Muslimah beserta Saudari dan Teman-temannya</div></span><span style="font-family: times;"><div style="text-align: left;">- Wanita Muslimah beserta Masyarakatnya</div></span><span style="font-family: times;"><div style="text-align: left;">- Penutup</div></span></span></h3><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: times;">Pada judulnya saja kita pasti paham buku tersebut ngomongin apa. Yap, kepribadian (syakhshiyah) muslimah yang ideal itu seperti apa sih? 🤔 Karena kita, sedikit banyak tahu, bahwa wanita mudah sekali masuk surga. Akan tetapi, mayoritas di neraka. 😭</span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: times;">👀 Kalau mau membaca (telaah) lebih dalam, kita pasti menemukan atau bahkan melakukan penyimpangan seperti kebanyakan muslimah sekarang. Sedih bukan, kalau tonggak peradaban ini mudah rapuh? 😢 </span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: times;">Jadi, buku tersebut merangkum maunya Allah dan Nabi Muhammad terhadap kaum wanita muslim. Di mana seluruh jajaran aturannya itu untuk menjaga dan memuliakan kita sebagai hamba dan pengikut. <i>Melted</i>. 😍MasyaaAllah. SubhanaAllah. <b>Sayang banget lho Allah ama kita</b>. Masa kita terus-menerus gak peka atau malah bodoh amat? 😱😭</span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: times;">Bukunya ringan dibaca kok, walaupun ada beberapa penjelasan sempat bikin bingung. Soalnya maksudnya kadang terpahami tidak kontekstual. 😅 Beberapa juga ada yang kiasan disertai penjabaran. Jadi, paham. Ya, namanya juga keterbatasan ilmu diri ini dalam memaknai hadits, hihi. 😌 </span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: times;">Kalau masalah yang ada di dalam buku itu semuanya <i>relate</i> ama kehidupan. Gimana nggak, tiap curhat atau berita yang mampir itu sama semua dengan yang dibahas oleh PMI ini. Salah satu contohnya, gencar banget, ya, istilah 'musimnya pelakor' di abad 21 ini. </span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: times;">Di dalam buku dijelaskan bahwa <b>tercela</b> bila ada wanita yang <b>mengusik rumah tangga muslimah lainnya</b>. Akan tetapi, kita juga harus tabayyun (klasifikasi) faktanya dan tidak menyebarkan aibnya (nanti malah aib kita disebar lho sama Allah gegara hal tersebut, kan kewajiban kita itu merahasiakan aib sodara seiman). 😢</span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: times;">Garis besarnya, kita sebagai umat muslim, mestinya <i>aware</i> bahwa Allah itu Mahakuasa atas segala sesuatu. Kita itu diminta berpikir. Demi kebaikan dan kemuliaan kita. Lah dalah kok kita kadang bebal. 😭 Egoisnya masih tinggi, niatnya terkontaminasi, dan sentralnya mesti ada pada diri sendiri. Permasalahan diri memang berat. Namun, lebih bahaya kalo permasalahan umat justru terbengkalai dari atensi kita. 💔</span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: times;">Toh, jika masih banyak orang jahat ke kita, kita mesti membalasnya dengan kebaikan. 🌾 Karena itu yang akan berbuah pahala dan kebaikan di sisi Allah swt. Lah kalau sama, berarti kita juga kayak mereka dong? 😫 Yuk, makin peduli ama umat. </span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: times;">😍 Pokoknya suka banget deh sama buku Pribadi Muslimah Ideal. Soalnya mencakup bagaimana wanita muslimah harusnya bersifat dan bersikap. Penuh muhasabah diri di dalamnya, secara penulis adalah perempuan pula. Bahasa yang dipaparkan juga ngena di hati, tapi tidak menyakiti. 😁 </span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: times;">Muslimah harus <b>sabar</b>, penuh <b>kelembutan</b>, penuh perhatian, <b><i>birrul walidain</i>,</b> <b>berbakti pada suami</b>, suka memaafkan, tidak boros, tidak <i>ujub</i> (berbangga diri), <b>tidak menyakiti tetangga</b>, tidak sombong, dermawan, mau berdakwah, memenuhi hak orang lain, <b>suka menyambung silaturahmi</b>, serta berbagai kepribadian ideal lainnya. Intinya sih berbuat yang ihsan (terbaik) karena Allah.</span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: times;">Untuk cetakannya sedikit kurang suka soalnya ada bagian yang lemnya kurang baik merekat. Terus beberapa hadits juga ada yang kurang penjelasannya. Namun, alhamdulillah, tidak banyak dan sebagian besar mudah dipahami. 😇</span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: times;">Buku ini cocok banget bagi seluruh muslimah dari <i>aqil baligh</i> hingga sepuh. Bisa juga bagi yang baru berhijrah, mantap nian. Pokoknya <b>untuk seluruh wanita</b> (baik muslimah/nonis) bisa, ☺️ yang ingin mengkaji indahnya kepribadian muslimah ideal. Karena sesungguhnya banyak dari wanita Barat yang iri dengan segala kasih sayang Allah kepada muslimah. 🥰</span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: times;"><br /></span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: times;">Salam juang dan bertumbuh, M M Muhamad. 🌱</span></p>M3http://www.blogger.com/profile/12279290810627030878noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-717070898549841136.post-67089066988148786282021-03-01T01:54:00.006-08:002021-03-01T01:54:53.384-08:00Ringkasan Ngeslow - WSWS<p style="text-align: justify;"><span style="font-family: times;">Materi 1 - WHY SHOULD WE START? </span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: times;">Ahad, 21 Februari 2021</span></p><p style="text-align: justify;"></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgL4lKT8GYLh5aJ5hGrYwUy94piyf8rf8_o8AJ0N2yw931VaMhu7kxuMxnqJqxhs2JDPJlFy5-DZYF88CY2oBtG8Cu4dJiqWZT7ieKssVKBdlpsYVroC0OOrKQxwsA-dT0Vib1knFP_-FHp/s640/IMG_20210301_165324_763.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="640" data-original-width="640" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgL4lKT8GYLh5aJ5hGrYwUy94piyf8rf8_o8AJ0N2yw931VaMhu7kxuMxnqJqxhs2JDPJlFy5-DZYF88CY2oBtG8Cu4dJiqWZT7ieKssVKBdlpsYVroC0OOrKQxwsA-dT0Vib1knFP_-FHp/s320/IMG_20210301_165324_763.jpg" /></a></div><p></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: times;">Antara WHAT, WHO, WHY, WHEN, WHERE, dan HOW, mana yang paling besar skala prioritasnya? WHY. Apabila kita tidak mengerti alasan mengapa kita melakukan suatu hal, yang terjadi adalah malas, tak bergairah, dan berpikir buat apa coba?</span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: times;">Sekarang coba jawab pertanyaan ini di kertas masing-masing. </span></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhAakoHTqEwtIhsEzGOYOJk4BKh58DwfxtiYBD3ZVNEXdlPcJ80yYHDCKvFM_e_nQbA8rL6T4QlEqnAjJaOCDRLUVwHmabVYUVbKfWlTjBLoxLSeNTA3OLp5DeZ4Me4Gs6wAVBBYgsaKgnj/s1039/IMG_20210301_165127.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="586" data-original-width="1039" height="360" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhAakoHTqEwtIhsEzGOYOJk4BKh58DwfxtiYBD3ZVNEXdlPcJ80yYHDCKvFM_e_nQbA8rL6T4QlEqnAjJaOCDRLUVwHmabVYUVbKfWlTjBLoxLSeNTA3OLp5DeZ4Me4Gs6wAVBBYgsaKgnj/w640-h360/IMG_20210301_165127.jpg" width="640" /></a></div><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: times;">Pertanyaan paling mendasar, yang biasa disebut <b>Uqdatul Qubro </b>(simpul besar). Aku ini dari mana? Untuk apa aku hidup? Ke mana aku setelah kehidupan di dunia ini berakhir? Dan pertanyaan lainnya tentang penciptaan. </span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: times;">Ada sebuah ilustrasi. Katakanlah kita dari Indonesia tiba-tiba berada di sebuah negara asing, Malaysia. Terdapat 2 kemungkinan. </span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: times;">A. Usaha balik ke Indonesia, tempat kita berasal. Walaupun penuh perjuangan dengan bekerjakeras cari uang biar dapat rumah singgah, makan, dll sampai akhirnya bisa beli tiket pesawat kembali pulang. </span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: times;">B. Tak peduli asing, kita menikmatinya, berleha-leha / santai, dan enggan mencari jalan pulang. Karena nggak ingin balik. </span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: times;">Padahal kita itu mampu. Dibekali fisik (hardware otak, jantung, otot, dsb) yang sehat dan akal (software) yang berpotensi takwa, tetapi malah sering disalahgunakan nikmat tersebut. </span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: times;">Mari kita menahan perasaan agar bisa berpikir sebelum bertindak. Suatu hal bisa terjadi, disebabkan adanya informasi yang masuk.</span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: times;">Terkait aqliyah, yaitu 'aql, pemikiran akan berfungsi tatkala ada informasi masuk melalui panca indera. Dari situlah keyakinan, persepsi, perspektif, dan prasangka itu muncul. </span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: times;">Coba kita tengok ke seorang Ibu atau Ayah terhadap anaknya. Sebagian besar sangat mengkhawatirkan tentang kesehatan fisik anaknya. Menjadikan selalu was-was anaknya tidak boleh jajan sembarang. Padahal diare hanya beberapa hari. Namun, tidak banyak yang memedulikan tontonan atau informasi yang akan memengaruhi psikis, ruhaniyah, atau batin seorang anak. </span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: times;">Bahaya informasi yang salah, luput dari awas-an orang tua, baik isi maupun iklan yang ditawarkan gadget, tak bisa efektif & efisien memilih usia manusia mana yang menonton atau membaca para informasi yang disajikan. Barangkali di situ banyak sekali disisipkan konten berbau pornografi, LGBT, judi, kesyirikan, & maksiat lainnya. </span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: times;">Hal tersebut bisa saja dinotifikasi dalam bentuk yang halus. Tahu-tahu anak jadi jauh dari ortu, jauh dari agama, egoisnya lebih tinggi daripada biasanya, dan berbelok <i>mindset</i>-nya. Naudzubillah min dzalik. Dari mana lagi kalau bukan dari informasi yang masuk melalui panca indera mereka? </span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: times;">Kalau beberapa dari kita pernah menonton The Social Dilemma, mungkin tidak asing tentang fakta 'bahwa kita ini adalah produk' sosial media. Pembelinya adalah iklan. Contohnya youtuber A membuat konten untuk menarik perhatian kita supaya menonton. Makin banyak dari kita yang ter-<i>notice</i>, maka makin bejibun iklan yang mampir ke mereka. Why? Ya karena kita produknya. Iklan membayar youtuber A. </span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: times;">Sampai sini paham? Kalau belum, silakan bertanya dikolom komentar. </span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: times;">Pernah tidak, sih, kita berpikiran perihal kenapa informasi bobrok itu viral? Padahal konten mereka nggak ada manfaat bahkan banyak yang mengandung ke-<i>mudhorot-</i>an. Entah menyakiti hati bahkan membahayakan nyawa. Mengapa? Ya karena kitalah yang memviralkan dengan menontonnya. Penasaran tinggi sih bagus, kalau, kalau, diaplikasikan ke dalam ranah yang baik & benar. Bukan ke hal yang sia-sia. </span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: times;"><br /></span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: times;">Arab-Latin: A ra`aita manittakhaża ilāhahụ hawāh, a fa anta takụnu 'alaihi wakīlā </span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: times;">Terjemah Arti: Terangkanlah kepadaku tentang orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai tuhannya. Maka apakah kamu dapat menjadi pemelihara atasnya?,</span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: times;">Arab-Latin: Am taḥsabu anna akṡarahum yasma'ụna au ya'qilụn, in hum illā kal-an'āmi bal hum aḍallu sabīlā </span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: times;">Terjemah Arti: Atau apakah kamu mengira bahwa kebanyakan mereka itu mendengar atau memahami. Mereka itu tidak lain, hanyalah seperti binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat jalannya (dari binatang ternak itu).</span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: times;"><br /></span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: times;">Terus juga, </span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: times;">"Barangsiapa yang Allah inginkan kebaikan padanya, maka Allah akan faqihkan ia dalam agama." (Muttafaq 'alaihi). </span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: times;">لاخوف عليهم ولاهم يحزنون</span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: times;">Laa khoufun 'alaihim walaahum yahzanuun </span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: times;">Tomorrow is today</span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: times;">Today is Yesterday</span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: times;">Maknanya, besok itu adalah kita hari ini, sedangkan hari ini adalah kita di masa lalu. Masa depan terbentuk dari pilihan kita saat ini. Masa sekarang pun adalah pilihan kita dari masa kemarin. Makanya, Allah berfirman dalam QS. Al-Ashr : 1-3. Surah tersebut sedikit, lugas, dan jelas menegaskan bahwa waktu kita itu sedikit. Nggak banyak. Jadi, buat apa kita berleha-leha? Toh sebentar lagi kita juga akan menuju liang lahat. Apa yang akan kita bawa nanti? </span></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;"><span style="font-family: times;"><br /></span></div><span style="font-family: times;"><div style="text-align: justify;"><br /></div></span><div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;"><span style="font-family: times;"><br /></span></div><span style="font-family: times;"><div style="text-align: justify;"><br /></div></span><div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;"><span style="font-family: times;"><br /></span></div><span style="font-family: times;"><div style="text-align: justify;"><br /></div></span><div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;"><span style="font-family: times;"><br /></span></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;"><span style="font-family: times;"><br /></span></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;"><span style="font-family: times;"><br /></span></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;"><span style="font-family: times;"><br /></span></div><span style="font-family: times;"><div style="text-align: justify;"><br /></div></span><p style="text-align: justify;"><br /></p>M3http://www.blogger.com/profile/12279290810627030878noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-717070898549841136.post-54188714988025170192021-02-25T20:41:00.003-08:002021-02-25T20:43:17.375-08:00Resensi - BSP<p><br /></p><p align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center;"><b><span lang="EN-ID" style="font-family: "Soul Of You"; font-size: 28pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-ID; mso-bidi-font-family: "Times New Roman";">Bukan Hanya
Meningkatkan, melainkan Menggunakan Kualitas Diri<o:p></o:p></span></b></p>
<p align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center;"><i><span lang="EN-ID" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-ID;">Oleh: M3<o:p></o:p></span></i></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><span lang="EN-ID" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-ID;">Judul: Berbenah Sebelum Punah<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><span lang="EN-ID" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-ID;">Penulis: Nanda Putra Pratomo<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><span lang="EN-ID" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-ID;">Penerbit: Tinta Medina<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><span lang="EN-ID" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-ID;">Tahun terbit: November, 2018<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><span lang="EN-ID" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-ID;">Jumlah halaman: 114 halaman<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><span lang="EN-ID" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-ID;">Dimensi: 21 cm<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><span lang="EN-ID" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-ID;">Harga: Rp49.000,-<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><span lang="EN-ID" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-ID;">Genre: Nonfiksi (<i>Self Development</i>)<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><span lang="EN-ID" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-ID;">Illustrator: Egi Rahman Shiddiq<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><span lang="EN-ID" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-ID;">Proofreader: Cahyadi H.P</span></p><p class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><span lang="EN-ID" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-ID;"><br /></span></p><p align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center;"><span lang="EN-ID" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-ID;"></span></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiLH7uoJVFaZ8TA2GiacnfcCwH-4S-MRiF3pW8AIV_k5RBgGeLuZADtP39x6VnGB1qmD9M_oxLXYQsnSaDKZHkjiRz3Ts7NU0TzXI3hTpyludXeNcclHqY8Rj56Y-szOWkx-77V5Xcxl_Zj/s1024/berbenah+sebelum+punah.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1024" data-original-width="1024" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiLH7uoJVFaZ8TA2GiacnfcCwH-4S-MRiF3pW8AIV_k5RBgGeLuZADtP39x6VnGB1qmD9M_oxLXYQsnSaDKZHkjiRz3Ts7NU0TzXI3hTpyludXeNcclHqY8Rj56Y-szOWkx-77V5Xcxl_Zj/s320/berbenah+sebelum+punah.jpg" /></a></div><br /><o:p></o:p><p></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 35.45pt; text-justify: inter-ideograph;"><span lang="EN-ID" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-ID;">Kebanyakan
dari kita lebih sering berfokus untuk meningkatkan kualitas diri. Namun, lupa
untuk berhenti sejenak guna berbenah, memperbaiki. Jadi, rata-rata dari kita
adalah orang yang sibuk meningkatkan kualitas diri dibanding menggunakan
kualitas diri. Itulah yang perlu digaris-bawahi.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 35.45pt; text-justify: inter-ideograph;"><span lang="EN-ID" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-ID;">Bagi
yang ingin membaca buku Berbenah Sebelum Punah, ada baiknya menelaah hati.
Yakin atau setengah yakin dalam membacanya? Karena tekad yang maksimal, akan
menghasilkan hal yang maksimal pula.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 35.45pt; text-justify: inter-ideograph;"><span lang="EN-ID" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-ID;">Mari
melangkah dari titik akhir kualitas kita yang stagnan (berhenti) untuk menuju
ruang 1: <i>Persiapan</i>. Berikut adalah apa-apa yang dibutuhkan pada ruang
pertama: bermula menyiapkan kesadaran, ingin melesat wajib ada niat, mau maju harus
punya tujuan, dan jika ingin maka yakin semaksimalnya. <o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 35.45pt; text-justify: inter-ideograph;"><span lang="EN-ID" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-ID;">Ruang
kedua ialah <i>Perbaikan</i>. Menyadari bahwa musuh kita adalah diri sendiri. Tidak
ada yang lain sebab faktor pendorong hanyalah eksternal, sedangkan internalnya
kita gerakkan sendiri. Perlunya mengusir makhluk pengganggu, yaitu malas. Penyakit
yang sedari dulu telah ada dan membuat kita tidak berkembang. Tidak perlu malu ‘tuk
mengaku kekurangan diri. Justru menyadari hal tersebut, berarti siap
mengoptimalkan kekuatan diri sendiri. <o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 35.45pt; text-justify: inter-ideograph;"><span lang="EN-ID" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-ID;">Melangkah
ke ruang tiga, <i>Pembentukan</i>. Menjadi kaum tahu atau kaum terampil,
keduanya menyeimbangkan. Tidak bisa jika hanya dipakai salah satu. Kekuatan dalam
beramal tentunya didasari oleh teori atau ilmu, bukan? Selanjutnya susun target
SMART kita sebagai <i>micro commitment</i> untuk lebih mudah menggapai target. Ternyata
kepepet itu bagus juga lho. Asalkan yakin dan rasional dalam kalkulasi tindakan
dan risiko saat tak dapat mencapai target. <o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 35.45pt; text-justify: inter-ideograph;"><span lang="EN-ID" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-ID;">Beranjak
menuju ruang keempat, <i>Percepatan</i>. Di sini mindset merupakan akal yang
dapat mengendalikan tingkah laku kita. Dari situ biasanya perubahan terjadi. Apabila
mindset kita baik pasti output-nya juga baik. Dijamin deh. Kemudian, ada cepat
vs tepat ini bagaimana? Sama halnya seperti di ruang ketiga. Keduanya sama-sama
dibutuhkan biar seimbang. Adapula hukum percepatan. Maksudnya bukan instan,
melainkan cepat juga butuh proses. Caranya dengan memiliki sahabat baik dan
kalau ingin mudah, ya, ibadah.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 35.45pt; text-justify: inter-ideograph;"><span lang="EN-ID" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-ID;">Di
bagian ruang terakhir, ada <i>Penyelesaian</i>. Pitstop dan mengisi bensin
adalah waktu kita untuk berhenti. Mengecek ada yang salah dengan mesin, baik
hardware atau software guna memperbaikinya agar dapat digunakan lagi
kualitasnya. Bukankah setiap kendaraan butuh istirahat (memperbaiki apa yang
salah) dan diberi asupan (mengkaji ilmu) supaya kembali prima? Silakan menuju
ke akhir buku, yaitu titik awal kita akan memulai.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 35.45pt; text-justify: inter-ideograph;"><span lang="EN-ID" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-ID;">Selamat
bersabar dan mencintai proses. Ingat, untuk mempraktikkan seluruh tantangan
berbenah. Kalau tidak take action sekarang, kapan lagi? Kalau diam saja, kapan
mau berkemajuan? Apa mau cuma berkhayal saja? Ciye, yang mau, tapi nggak gerak.
–sentilan dari Kak Nanda tiap baca story WA dan bukunya, haha.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 35.45pt; text-justify: inter-ideograph;"><span lang="EN-ID" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-ID;">Kelebihannya
ialah di dalam buku sering mengutip kata-kata dari orang terkemuka terutama
ayat-ayat Allah. Adapula 14 tantangan berbenah yang ciamik apabila
dipraktikkan. Hal tersebut menjadi nilai tambah yang unik.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 35.45pt; text-justify: inter-ideograph;"><span lang="EN-ID" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-ID;">Kekurangan
dalam buku ini ada di halaman 45. Entah fungsi gambar itu apa. Nampaknya
seperti sebuah tulisan, tetapi tidak dapat dibaca dan gambar itu sedikit mengganggu.
Selain itu, halamannya juga mudah rapuh, seperti hati kalian ketika melihat
mantan sudah dengan yang lain, eh. Nggak ding, canda. Hihi.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 35.45pt; text-justify: inter-ideograph;"><span lang="EN-ID" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-ID;"><o:p> Mohon maaf, apabila ada kekurangan. Disilakan sekali jika ada krisar (kritik dan saran) agar tulisan saya makin berkembang. Terima kasih sudah membaca hingga akhir. Salam Muhasabah, M3. ^^</o:p></span></p>M3http://www.blogger.com/profile/12279290810627030878noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-717070898549841136.post-61277135508467644762021-01-22T09:38:00.006-08:002021-03-22T09:57:53.705-07:00CERPEN - KITA BERTEMU KEMBALI ^^<p><br /></p><p align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; text-align: center;"><b><span lang="EN-ID" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-ID; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">KITA BERTEMU KEMBALI<o:p></o:p></span></b></p>
<p align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; text-align: center;"><i><span lang="EN-ID" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-ID; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Oleh: M3 | Picture by Freddy Castro<o:p></o:p></span></i></p><p align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; text-align: center;"><i></i></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><i><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjeXRKNr_yFPgo2DrAZ9WRdkBMMI8wcDGnlH_OMhQedPl1oer6Wrs_ZcHCox6CYGsn73UYPgHKa7H4OlwMu7i92s5I_0pK2DYxY2YaHrW9vwQnx3xjWNiVhTxIh7jM-Qj9x5OaAVJUDfCcd/s2048/freddy-castro-u3ajSXhZM_U-unsplash.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1365" data-original-width="2048" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjeXRKNr_yFPgo2DrAZ9WRdkBMMI8wcDGnlH_OMhQedPl1oer6Wrs_ZcHCox6CYGsn73UYPgHKa7H4OlwMu7i92s5I_0pK2DYxY2YaHrW9vwQnx3xjWNiVhTxIh7jM-Qj9x5OaAVJUDfCcd/s320/freddy-castro-u3ajSXhZM_U-unsplash.jpg" width="320" /></a></i></div><i><br /></i><p></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;"><i><span lang="EN-ID" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-ID; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Kafe Kenangan | Senin, 16 November 2020<o:p></o:p></span></i></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 35.45pt; text-justify: inter-ideograph;"><span lang="EN-ID" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-ID; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Kali ini jingga lebih cerah dari kemarin.
Angkasa bersih sekali. Layaknya menyembunyikan awan putih yang biasa
menampakkan diri. Di bawah langit sore itu, langkahnya kembali hadir. Pintu
kafe dibuka. Devo, barista berkemeja motif garis cokelat, mendongak. <o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 35.45pt; text-justify: inter-ideograph;"><span lang="EN-ID" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-ID; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Kedua alisnya diangkat karena terperangah.
Seorang gadis yang dulu sering memakai celana kulot dengan kemeja panjang dan
pasmina, kini berganti gamis dan kerudung yang <i>syar’i</i>, tengah
menghampirinya yang bergeming. <o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 35.45pt; text-justify: inter-ideograph;"><span lang="EN-ID" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-ID; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">“Selamat sore! Silakan, Mbak. Mau pesan apa?”
tanya Devo bergeleng kecil mengerucutkan fokus untuk menerima pesanan.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 35.45pt; text-justify: inter-ideograph;"><span lang="EN-ID" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-ID; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Gadis berusia dua puluh tahun itu menelusuri
tiap menu. Menimbang-nimbang makanan dan kopi apa yang akan dipilih.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 35.45pt; text-justify: inter-ideograph;"><span lang="EN-ID" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-ID; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">“O, iya, Mbak. Hari ini menunya ada promo
lho. Ada paket original. Isinya dua kopi <i>all</i> varian dengan arum manis
dan satu <i>crepe</i>. Kemudian paket spesial dua minuman <i>all </i>varian,
dua ropang keju daging sapi, dan satu <i>crepe</i>,” jelas barista itu sembari
tersenyum ramah.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 35.45pt; text-justify: inter-ideograph;"><span lang="EN-ID" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-ID; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Viona pun memesan paket spesial. Berupa
kopi alpukat dan kopi susu gula aren. Ia pun celingak-celinguk mencari tempat
duduk yang kosong. Ada sepasang kursi di sebelah selatan bar kopi. Gadis
berhijab tersebut menuju ke sana. <o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 35.45pt; text-justify: inter-ideograph;"><span lang="EN-ID" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-ID; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">“Saya tunggu di situ, ya, Mas. Makasih,”
tunjuknya.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 35.45pt; text-justify: inter-ideograph;"><span lang="EN-ID" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-ID; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">“Siap, Mbak.”<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 35.45pt; text-justify: inter-ideograph;"><i><span lang="EN-ID" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-ID; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Totebag</span></i><span lang="EN-ID" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-ID; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"> diletakkan di atas meja. Wajahnya menoleh ke
arah barat, melihat situasi jalan raya dari balik dinding kaca. Viona menunggu
seseorang yang belum ia temui lagi sejak 19 bulan belakangan. Lonceng pintu
kafe terdengar. Ada yang datang lagi. Viona menoleh. Matanya membulat. Seutas
senyum dikembangkan. Netra saling beradu dalam sapa yang sejenak membisu.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 35.45pt; text-justify: inter-ideograph;"><span lang="EN-ID" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-ID; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Setelah sekian lama, akhirnya mereka
bertatap muka kembali. Bahagia memancar dari wajah keduanya. Pemuda berkacamata
itu mendatangi meja Viona. Jaket merah marun yang masih sama. Celana jin
berwarna biru dan kaos lengan pendek warna putih. Rambutnya masih diberi
pomade. Tampilan yang tak pernah dilupakan oleh perempuan berdarah
Makassar-Jawa itu.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 35.45pt; text-justify: inter-ideograph;"><span lang="EN-ID" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-ID; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">“Hai!” sapa Azra sebelum menarik kursi.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 35.45pt; text-justify: inter-ideograph;"><span lang="EN-ID" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-ID; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">“Hai! Langsung duduk aja, Mas.”<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 35.45pt; text-justify: inter-ideograph;"><span lang="EN-ID" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-ID; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">“<i>By the way </i>udah pesen minum?”<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 35.45pt; text-justify: inter-ideograph;"><span lang="EN-ID" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-ID; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">“Udah kok. Sama makanannya juga. Lagi
nunggu pesanan nih,” jawab Viona menarik <i>totebag</i> dan ditaruh di atas
pangkuannya.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 35.45pt; text-justify: inter-ideograph;"><span lang="EN-ID" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-ID; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Bertepatan dengan kedatangan Azra, barista
yang menerima pesanan tadi datang dengan seluruh hidangan yang telah diminta
oleh Viona. <o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 35.45pt; text-justify: inter-ideograph;"><span lang="EN-ID" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-ID; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">“Silakan dinikmati, Mbak, Mas.”<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 35.45pt; text-justify: inter-ideograph;"><span lang="EN-ID" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-ID; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">“Terima kasih,” ucap mereka berbarengan.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 35.45pt; text-justify: inter-ideograph;"><span lang="EN-ID" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-ID; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Devo beralih lagi ke meja kasir.
Membereskan beberapa peralatan yang tercecer seraya menanti pelanggan
berikutnya. Azra dan Viona pun melanjutkan perbincangan. Tutur mereka tetap hangat.
Canggung layaknya tersapu oleh dua daun yang kini bersua kembali.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 35.45pt; text-justify: inter-ideograph;"><span lang="EN-ID" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-ID; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">“Pesanan kita masih sama, ya?”<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 35.45pt; text-justify: inter-ideograph;"><span lang="EN-ID" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-ID; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Viona mengulum senyum. Pipinya terasa
panas. Ia berharap semoga wajahnya tidak kelihatan memerah. Pikirannya
berkecamuk. Jantungnya seakan mau meledak saking senangnya. Kemudian dirinya
mencoba menarik napas dalam-dalam. Lalu mengembuskan perlahan.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 35.45pt; text-justify: inter-ideograph;"><span lang="EN-ID" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-ID; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">“Iya. Kamu tahu, tiap pulang kuliah, aku
selalu mampir beli kopi alpukat kesukaanmu.” Pernyataan itu membuat keduanya
benar-benar merona.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 35.45pt; text-justify: inter-ideograph;"><span lang="EN-ID" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-ID; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">“Hahahah, kamu bercanda, ya?”<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 35.45pt; text-justify: inter-ideograph;"><span lang="EN-ID" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-ID; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">“Beneran.”<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 35.45pt; text-justify: inter-ideograph;"><span lang="EN-ID" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-ID; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">“Ehm … sebenarnya, aku juga begitu. Tiap
pulang kerja juga mampir ke kafe. Hanya membeli segelas kopi susu gula aren,
kesukaanmu,” kata Azra yang memegangi lehernya, malu.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 35.45pt; text-justify: inter-ideograph;"><span lang="EN-ID" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-ID; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Tatapan mereka lekat. Tak ingin lepas.
Selama ini, Viona tak menyangka mereka saling memikirkan satu sama lain.
Kemudian percakapan berlanjut tentang pengalaman kerja pemuda itu yang berubah
setahun yang lalu. <o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 35.45pt; text-justify: inter-ideograph;"><span lang="EN-ID" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-ID; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">“Di kerjaan sekarang lumayan berat sih,
tapi aku bisa adaptasi. Syukurlah semua teman berperilaku baik.”<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 35.45pt; text-justify: inter-ideograph;"><span lang="EN-ID" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-ID; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">“Syukurlah kalau begitu. Aku turut senang
mendengarnya. Semoga betah, ya.”<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 35.45pt; text-justify: inter-ideograph;"><span lang="EN-ID" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-ID; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">“Aamiin. Gimana wisudamu? Sekitar … sebulan
yang lalu?”<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 35.45pt; text-justify: inter-ideograph;"><span lang="EN-ID" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-ID; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">“Alhamdulillah. Iya. Lancar jaya dan aku
lulus dengan IPK <i>cumlaude</i>.”<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 35.45pt; text-justify: inter-ideograph;"><span lang="EN-ID" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-ID; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">“Wah selamat, ya! Ehm … kalau boleh tau, di
sana dihadiri siapa aja?”<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 35.45pt; text-justify: inter-ideograph;"><span lang="EN-ID" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-ID; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">“Pastinya ada Mama, Papa, adikku, sama
keempat sahabatku. Memang kenapa?”<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 35.45pt; text-justify: inter-ideograph;"><span lang="EN-ID" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-ID; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">“O, tidak apa-apa. Kukira ada orang lain
lagi.”<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 35.45pt; text-justify: inter-ideograph;"><span lang="EN-ID" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-ID; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">“Maksudnya calon?” Viona mengernyit,
menelisik dengan <i>to the point</i>.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 35.45pt; text-justify: inter-ideograph;"><span lang="EN-ID" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-ID; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">“Kamu tak pernah berubah, ya? Selalu
langsung menjurus ke hal yang dimaksud.”<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 35.45pt; text-justify: inter-ideograph;"><span lang="EN-ID" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-ID; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">“Jadi, itu bagus atau buruk?” tanya Viona
mengangkat sebelah alis.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 35.45pt; text-justify: inter-ideograph;"><span lang="EN-ID" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-ID; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Mereka pun saling terkekeh. Keakraban
terbangun lagi dengan baik. Meskipun bulan demi bulan terlewati. Tak lupa Azra menyuapkan
santapan di depan mereka ke Viona. Sebagai bentuk keromantisan di masa lampau
yang sempat terhenti hampir dua tahun lamanya. Tidak ada kata cinta, tidak ada
kata cemburu, tetapi bahasa tubuh mereka sangat kentara menunjukkan. <o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 35.45pt; text-justify: inter-ideograph;"><span lang="EN-ID" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-ID; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Kafe tersebut akan selalu jadi memori keduanya.
Tempat berkunjung paling favorit. Di mana menghabiskan waktu berdua. Menikmati
hiruk-pikuk jalanan. Menyesap kopi yang kadang diseduh panas, kadang juga
dingin. Esensinya tak pernah berubah meskipun disajikan dalam suhu yang berbeda.
<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 35.45pt; text-justify: inter-ideograph;"><span lang="EN-ID" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-ID; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Tempat tersebut dinilai unik, sebab
menyediakan wadah pesan bagi pengunjung melalui <i>sticky note</i> yang
ditempelkan ke papan hitam pigora kayu berelief bunga di sana. Letaknya pas di
sebelah pintu masuk. Siapa pun yang akan masuk ke kafe, pasti disambut tulisan
dari pengunjung yang telah pulang. Jadilah rekam jejak melalui tulisan. Bila
ada yang mencari <i>notes</i>-nya di masa lalu pasti bisa ditemukan juga.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 35.45pt; text-justify: inter-ideograph;"><span lang="EN-ID" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-ID; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Itulah yang acap kali mereka lakukan ketika
berkunjung. Viona pun memanggil Devo, si barista, untuk mengambilkan catatan mereka
dua tahun lalu.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 35.45pt; text-justify: inter-ideograph;"><span lang="EN-ID" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-ID; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">“Mas Barista, tolong dong,” panggil Viona
sambil mengangkat tangan kanan.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 35.45pt; text-justify: inter-ideograph;"><span lang="EN-ID" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-ID; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">“Iya, Mbak. Boleh. Sebelumnya informasi
saja. Nama saya Devo.”<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 35.45pt; text-justify: inter-ideograph;"><span lang="EN-ID" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-ID; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">“O, iya, Mas. Maaf kurang teliti ngeliat <i>name
tag</i>.”<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 35.45pt; text-justify: inter-ideograph;"><span lang="EN-ID" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-ID; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">“Nggak apa-apa, Mbak. Jadi mau minta tolong
apa?”<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 35.45pt; text-justify: inter-ideograph;"><span lang="EN-ID" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-ID; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">“<i>Sticky notes</i> warna aqua di tahun
2019, Mas. Boleh minta tolong diambilkan?”<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 35.45pt; text-justify: inter-ideograph;"><span lang="EN-ID" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-ID; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">“Boleh. sekitar bulan apa, ya?”<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 35.45pt; text-justify: inter-ideograph;"><span lang="EN-ID" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-ID; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">“Februari-April. Kira-kira bulan itu. Kalau
boleh lagi yang ada simbol AMV, ya, Mas!”<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 35.45pt; text-justify: inter-ideograph;"><span lang="EN-ID" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-ID; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">“Baiklah. Akan saya carikan foldernya, ya,
Mbak. Mohon sabar menunggu. Untungnya dibuang per tiga tahun lho, Mbak. Hehe.”<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 35.45pt; text-justify: inter-ideograph;"><span lang="EN-ID" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-ID; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">“Wah, beneran? Beruntunglah. Makasih
banyak, Mas.”<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 35.45pt; text-justify: inter-ideograph;"><span lang="EN-ID" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-ID; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Seraya menunggu, Azra dan Viona kembali
bercengkerama. Kali ini mereka nostalgia awal mula berjumpa. Di awal 2016, kafe
padat merayap. Berjejal orang mengantri karena ada promosi 70% di hari itu.
Azra yang kesal akhirnya terpaksa mencari tempat duduk. Hanya ada satu kursi
kosong dan sebenarnya tempat itu untuk dua orang.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 35.45pt; text-justify: inter-ideograph;"><span lang="EN-ID" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-ID; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">“Permisi.”<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 35.45pt; text-justify: inter-ideograph;"><span lang="EN-ID" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-ID; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">“Ya?”<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 35.45pt; text-justify: inter-ideograph;"><span lang="EN-ID" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-ID; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">“Boleh duduk di sini? Tempat yang lain
penuh soalnya.”<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 35.45pt; text-justify: inter-ideograph;"><span lang="EN-ID" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-ID; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">“O, boleh banget. Silakan.”<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 35.45pt; text-justify: inter-ideograph;"><span lang="EN-ID" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-ID; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">“Nama Mbaknya siapa? Suka nongkrong di
sini?”<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 35.45pt; text-justify: inter-ideograph;"><span lang="EN-ID" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-ID; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">“Viona. Iya, Mas. Biasanya juga ngerjain
tugas di sini.”<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 35.45pt; text-justify: inter-ideograph;"><span lang="EN-ID" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-ID; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">“Aku Azra. Kuliah semester berapa sekarang?”<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 35.45pt; text-justify: inter-ideograph;"><span lang="EN-ID" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-ID; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">“Waduh. Saya masih kelas tiga SMA, Mas.”<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 35.45pt; text-justify: inter-ideograph;"><span lang="EN-ID" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-ID; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">“Eh, kirain udah semester empat, enam atau
akhir, hehe.”<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 35.45pt; text-justify: inter-ideograph;"><span lang="EN-ID" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-ID; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">“Keliatan tua, ya? Masnya sendiri? Kerja?”
tanya Viona tertawa kecut.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 35.45pt; text-justify: inter-ideograph;"><span lang="EN-ID" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-ID; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">“Bukan kok. Keliatannya dewasa gitu. Iya,
kerja sambil kuliah.” <o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 35.45pt; text-justify: inter-ideograph;"><span lang="EN-ID" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-ID; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">“Sama aja tua, ih! Wah, nggak susah gitu,
Mas? Bagi waktu maksudnya.”<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 35.45pt; text-justify: inter-ideograph;"><span lang="EN-ID" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-ID; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">“Beda lho tua sama dewasa. Nggak sulit kok.
Kuliahnya malem. Paginya kerja.”<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 35.45pt; text-justify: inter-ideograph;"><span lang="EN-ID" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-ID; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">“O, gitu. Udah pesen minum, Mas?”<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 35.45pt; text-justify: inter-ideograph;"><span lang="EN-ID" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-ID; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">“Belum. Lah antriannya aja bejibun gitu.”<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 35.45pt; text-justify: inter-ideograph;"><span lang="EN-ID" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-ID; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">“Hahaha. Kebetulan nih. Ada satu kopi.
Awalnya sih buat teman. Eh, dianya malah nggak datang. Nggak mungkin juga
ngabisin sendiri. Mas mau?”<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 35.45pt; text-justify: inter-ideograph;"><span lang="EN-ID" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-ID; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">“Beneran boleh nih?”<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 35.45pt; text-justify: inter-ideograph;"><span lang="EN-ID" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-ID; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">“Iya.”<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 35.45pt; text-justify: inter-ideograph;"><span lang="EN-ID" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-ID; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">“Thanks, ya.”<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 35.45pt; text-justify: inter-ideograph;"><span lang="EN-ID" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-ID; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Azra pun langsung menyeruput kopi dingin
itu cepat-cepat. Rasa hausnya membara oleh tumpukan manusia yang sedang
berjejal menunggu pesanan diskon besar-besaran. Pemuda tersebut tercengang. Ia
mengerjap sejenak. Kedua alisnya terangkat menatap minuman yang sudah
ditandaskan setengah gelas.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 35.45pt; text-justify: inter-ideograph;"><span lang="EN-ID" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-ID; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">“Ini kopi alpukat?”<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 35.45pt; text-justify: inter-ideograph;"><span lang="EN-ID" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-ID; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">“Iya, Mas. Kesukaan Viona juga sebenarnya.”<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 35.45pt; text-justify: inter-ideograph;"><span lang="EN-ID" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-ID; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">“Lah terus kok dikasih ke aku?”<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 35.45pt; text-justify: inter-ideograph;"><span lang="EN-ID" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-ID; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">“Soalnya yang ini kopi susu gula aren.
Paling favorit, Mas,” ungkap Viona menaikkan gelasnya sebentar sambil
memiringkan kepalanya.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 35.45pt; text-justify: inter-ideograph;"><span lang="EN-ID" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-ID; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">“Lah kenapa pesan dua kopi yang disukai?
Temanmu suka alpukat juga?”<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 35.45pt; text-justify: inter-ideograph;"><span lang="EN-ID" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-ID; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">“Nggak sih. Dia tadi nitip dipesankan
duluan. Terserah katanya. Karena bingung, ya, udah itu aja. Memangnya kenapa,
Mas? Kopinya nggak enak, ya?”<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 35.45pt; text-justify: inter-ideograph;"><span lang="EN-ID" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-ID; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">“Bukan, bukan gitu. Soalnya, kopi alpukat
itu favoritku.”<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 35.45pt; text-justify: inter-ideograph;"><span lang="EN-ID" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-ID; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">“Wah. Bisa gitu, ya? Hahahaha.”<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 35.45pt; text-justify: inter-ideograph;"><span lang="EN-ID" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-ID; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">“Entahlah. Kalau boleh tau, emang kenapa
suka banget sama kafe ini?”<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 35.45pt; text-justify: inter-ideograph;"><span lang="EN-ID" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-ID; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">“Dulu Kakak Yogi pernah bekerja di sini.”<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 35.45pt; text-justify: inter-ideograph;"><span lang="EN-ID" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-ID; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">“Dulu? O, saudaramu pindah kerja, ya? Karena
udah nikah?”<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 35.45pt; text-justify: inter-ideograph;"><span lang="EN-ID" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-ID; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">“Iya, sudah menikah dengan kematian.”<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 35.45pt; text-justify: inter-ideograph;"><span lang="EN-ID" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-ID; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">“Eh?! <i>Sorry</i>, <i>sorry</i>, nggak bermaksud.”<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 35.45pt; text-justify: inter-ideograph;"><span lang="EN-ID" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-ID; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">“Nggak apa kok. Masnya sendiri, ke sini
karena diskonan?”<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 35.45pt; text-justify: inter-ideograph;"><span lang="EN-ID" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-ID; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">“Karena daya tarik pajangan <i>sticky notes</i>,
tapi yang utama, ya, cari diskonan juga.”<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 35.45pt; text-justify: inter-ideograph;"><span lang="EN-ID" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-ID; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Dari situ, mereka pun sering bertemu. Azra
pun menjadikan Kafe Kenangan bagaikan <i>basecamp</i> seperti Viona. Namun,
mereka tak sadar ada sepasang mata yang terus menatap iri. Hatinya rapuh bagai
tidak punya kesempatan. Setiap kali memandang kebersamaan Viona dan Azra, ia
juga ingin ikut meraih. Sayanganya, ia tahu kalau kehadirannya sebatas figuran.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 35.45pt; text-justify: inter-ideograph;"><span lang="EN-ID" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-ID; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">“Lama juga, ya? Tahun 2016 kenal, awal 2019
<i>lost contact</i>, akhir 2020 ketemu lagi,” jelas Azra terkekeh sembari
memainkan sedotan hitam.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 35.45pt; text-justify: inter-ideograph;"><span lang="EN-ID" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-ID; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Viona tersenyum senang sambil menopang dagu
dengan punggung tangan kirinya. Kali ini, kafe lengang. Serasa istimewa untuk dua
sejoli itu. Tiba-tiba ada suara memanggilnya. Viona mengernyit, kemudian
menatap ke depan.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 35.45pt; text-justify: inter-ideograph;"><span lang="EN-ID" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-ID; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">“Halo, Mbak Viona? Mbak? Halo?” sapa pemuda
di hadapannya sambil melambai-lambai di depan mata Viona.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 35.45pt; text-justify: inter-ideograph;"><span lang="EN-ID" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-ID; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Siku terjatuh dari tepi meja. Viona
mengerjap. Sedikit linglung. Bergeming sejenak. Dirinya mencoba memroses apa
yang baru saja terjadi. Netranya menyisir seluruh ruangan termasuk seseorang di
depannya itu.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 35.45pt; text-justify: inter-ideograph;"><span lang="EN-ID" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-ID; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">“Eh, Mbak nggak apa-apa? Saya ngagetin, ya?
Maaf, Mbak.”<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 35.45pt; text-justify: inter-ideograph;"><span lang="EN-ID" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-ID; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">“Nggak apa-apa kok. Santai aja. Duduk, Mas.”<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 35.45pt; text-justify: inter-ideograph;"><span lang="EN-ID" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-ID; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">“O, boleh? Makasih. Ini pesanan <i>french
fries</i>-nya. Maaf, Mbak Viona ngelamunin apa, ya? Kok saya panggil nggak
nyahut-nyahut? Lama banget, lho, sampai nggak diminum <i>cappuccino</i>-nya,”
tanya lelaki bercelemek cokelat yang melihat secangkir kopi tak tersentuh, tak
bergeser, atau diseruput barang sedikit pun.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 35.45pt; text-justify: inter-ideograph;"><span lang="EN-ID" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-ID; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">“Astaga! Saking apanya aku, Ya Allah?”
batin Viona menepuk jidat menyadari sesuatu.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 35.45pt; text-justify: inter-ideograph;"><span lang="EN-ID" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-ID; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Ternyata selama beberapa menit ke belakang
tadi, ia hidup dalam imajinasi yang diciptakannya sendiri. Apa yang terjadi
bukanlah kenyataan, tetapi khayalan yang dimunculkan oleh alam bawah sadarnya.
Keinginan dan harapan yang terus mengembang. Berbuah suatu peristiwa yang cuma
ada di dalam pikirannya.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 35.45pt; text-justify: inter-ideograph;"><span lang="EN-ID" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-ID; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">“Maaf, maaf, saya sedang tidak fokus. Maaf,
Mas. Bukan bermaksud apa-apa. Takutnya mubazir, Mas mau kopinya?” tawar Viona
memegang pelipisnya.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 35.45pt; text-justify: inter-ideograph;"><span lang="EN-ID" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-ID; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">“Ehm … yakin, Mbak? Baiklah saya minum.”<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 35.45pt; text-justify: inter-ideograph;"><span lang="EN-ID" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-ID; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">“Iya. Maaf, ya, Mas.”<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 35.45pt; text-justify: inter-ideograph;"><span lang="EN-ID" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-ID; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">“Saya nggak nyangka, Mbak balik lagi ke
sini. Sudah lama, ya?”<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 35.45pt; text-justify: inter-ideograph;"><span lang="EN-ID" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-ID; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">“Lho, Mas tahu saya sering ke sini? Ya,
kira-kira sudah mau dua tahun sih.”<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 35.45pt; text-justify: inter-ideograph;"><span lang="EN-ID" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-ID; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">“Saya barista tetap di sini, Mbak. Sering <i>shift</i>
awal. Ehm … maaf kalau lancang. Tumben Mbak pesan kopi yang nggak biasanya?”<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 35.45pt; text-justify: inter-ideograph;"><span lang="EN-ID" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-ID; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">“Rupanya ingat toh dengan kopi favorit saya
saking seringnya ke mari, hehe. Sekali lagi maaf, ya, Mas. Soalnya saya enggan
maksa apa yang nggak mau saya minum. Saya nggak sadar pesan itu tadi. Beneran,
Mas.”<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 35.45pt; text-justify: inter-ideograph;"><span lang="EN-ID" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-ID; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">“Lalu, apa yang membawa Mbak ke mari sampai
tak sadar pesan <i>cappuccino</i>?”<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 35.45pt; text-justify: inter-ideograph;"><span lang="EN-ID" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-ID; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">“Ya sebenarnya ….”<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 35.45pt; text-justify: inter-ideograph;"><span lang="EN-ID" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-ID; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">“Merasa rindu akibat rentang yang
menjauhkan. Ingin dekat, tetapi tetap teguh memegang prinsip. Sesak kala jumpa
tiada terbayar. Harapan jadi berdebar, apakah ia akan datang kembali? Begitukah
kira-kira?”<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 35.45pt; text-justify: inter-ideograph;"><span lang="EN-ID" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-ID; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">“Waduh, jadi puitis nih. Mas lagi
mengalami, ya?” canda Viona tersenyum tipis.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 35.45pt; text-justify: inter-ideograph;"><span lang="EN-ID" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-ID; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">“Hehe. Iya, Mbak.”<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 35.45pt; text-justify: inter-ideograph;"><span lang="EN-ID" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-ID; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">“Lho. Beneran. Gimana tuh, Mas? Saya jadi
kepo. Kalau boleh tau aja sih.”<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 35.45pt; text-justify: inter-ideograph;"><span lang="EN-ID" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-ID; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">“Wanita itu sudah saya sukai sejak pertama
kali melihatnya ketika ada lowongan dibuka karena staf kafe ini berkurang
seorang. Sayangnya, baru sekali saya berani menyapanya. Sempat mengira tak akan
berjumpa lagi. Namun, Allah mendatangkannya kembali. Sayang, hatinya belum
berubah. Ia masih mencintai orang lain. Saya? Hanya bayang-bayang di antara
romansa mereka yang dilumuri aroma kafein.”<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 35.45pt; text-justify: inter-ideograph;"><span lang="EN-ID" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-ID; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">“O, maaf, ya, Mas. Duh ngerasa nggak enak
banget. Jadi sedih-sedih gini.”<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 35.45pt; text-justify: inter-ideograph;"><span lang="EN-ID" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-ID; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">“Nggak, Mbak. Saya malah makasih udah mau
nampung cerita nggak jelas ini.”<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 35.45pt; text-justify: inter-ideograph;"><span lang="EN-ID" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-ID; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Viona menggeleng. Ia menggaruk tengkuknya
yang tidak gatal karena sungkan. Kemudian Devo teringat dengan <i>sticky note</i>
yang dikantonginya.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 35.45pt; text-justify: inter-ideograph;"><span lang="EN-ID" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-ID; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">“O, ini, Mbak. Barangkali mau nulis <i>quotes
</i>lagi.”<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 35.45pt; text-justify: inter-ideograph;"><span lang="EN-ID" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-ID; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">“Iya, Mas. Kalau saya tambahin nggak
apa-apa?”<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 35.45pt; text-justify: inter-ideograph;"><span lang="EN-ID" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-ID; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">“Nggak apa-apa dong, Mbak.”<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 35.45pt; text-justify: inter-ideograph;"><span lang="EN-ID" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-ID; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Muslimah itu mengambilnya. Lalu menuliskan
sesuatu di sana penuh penghayatan. Devo memandang gerakan tangan itu. Sangat
emosional. Setelah selesai, Viona memasukkan sebuah surat dalam amplop yang
sudah disiapkannya jauh-jauh hari. Ia pun langsung menyerahkan catatannya dan
beranjak pergi.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 35.45pt; text-justify: inter-ideograph;"><span lang="EN-ID" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-ID; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">“Terima kasih, Mas. O, iya, ehm… mau nitip
surat itu juga, tapi…”<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 35.45pt; text-justify: inter-ideograph;"><span lang="EN-ID" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-ID; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">“Dengan senang hati, Mbak. Surat untuk
seseorang, kan? Boleh banget kalau mau nitip. InsyaaAllah akan saya jaga,
meskipun lima tahun terlewat.”<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 35.45pt; text-justify: inter-ideograph;"><span lang="EN-ID" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-ID; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">“Kenapa aku jadi kepikiran cerita barista
itu, ya?” batin Viona ketika sudah naik ke sepeda motornya.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 35.45pt; text-justify: inter-ideograph;"><span lang="EN-ID" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-ID; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Ia menoleh ke pintu kafe. Barista itu masih
berdiri di sana. Dengan senyuman paling tenang. Namun, layaknya netra tersebut menyimpan
sesak yang hampir tak terlihat. Devo mengangguk. Tersenyum tipis sekali. Ia
berbalik menjauh untuk memasang <i>notes</i> baru hari itu. Viona mengerutkan
dahi. Ketika berada di lampu merah yang berjarak lima kilometer dari kafe, ia
tercengang akibat menyadari sesuatu.<o:p></o:p></span></p>
<p align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; text-align: center;"><span lang="EN-ID" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-ID; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">***<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;"><i><span lang="EN-ID" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-ID; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Kafe Kenangan | Senin, 04 Januari 2021<o:p></o:p></span></i></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 35.45pt; text-justify: inter-ideograph;"><span lang="EN-ID" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-ID; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Pintu kafe terbuka. Devo mendongak. Seorang
pelanggan yang tidak asing datang. Wajah itu dinilai berubah. Kini ada cambang yang
menghias di dagunya. Ketika pria di hadapannya membuka suara, barista tersebut
terperangah karena dugaannya benar.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 35.45pt; text-justify: inter-ideograph;"><span lang="EN-ID" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-ID; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">“Ada apa, Mas?” tanyanya melihat ke
belakang, tetapi tak ada apa-apa.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 35.45pt; text-justify: inter-ideograph;"><span lang="EN-ID" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-ID; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">“Mas lihat hantukah?” tambahnya menaikkan
sebelah alis.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 35.45pt; text-justify: inter-ideograph;"><span lang="EN-ID" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-ID; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">“Eh, bukan-bukan. Maaf saya jadi tidak
fokus. Mau pesan apa, Mas?<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 35.45pt; text-justify: inter-ideograph;"><span lang="EN-ID" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-ID; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">“Kopi susu gula aren panas, satu, minum sini.
Terus kopi alpukat dingin, empat, dibungkus. Terus roti keju dagingnya satu,
Mas. Makan di sini. Sudah. Atas nama Azra.”<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 35.45pt; text-justify: inter-ideograph;"><span lang="EN-ID" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-ID; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">“Pesanannya nggak pernah berubah, ya, Mas?”<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 35.45pt; text-justify: inter-ideograph;"><span lang="EN-ID" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-ID; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">“Lho! Maksudnya?” tanya Azra terperanjat.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 35.45pt; text-justify: inter-ideograph;"><span lang="EN-ID" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-ID; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">“Pelanggan yang ke sini sejak 2016-2019.
Terus hilang selama … 21 bulan. Nggak pernah pesan selain kedua kopi itu.” Devo
terkekeh, “Iya, jelas tahu. Saya barista tetap di sini. Hehe.”<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 35.45pt; text-justify: inter-ideograph;"><span lang="EN-ID" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-ID; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">“Kirain Mas … Devo fans berat saya selama
ini,” ujar Azra menengok<i> name tag</i> si barista.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 35.45pt; text-justify: inter-ideograph;"><span lang="EN-ID" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-ID; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Mereka berdua tertawa sambil menyelesaikan
pembayaran. Pria berkacamata itu mencari tempat duduk. Minuman dan makanan pun
dinikmatinya dengan syahdu. Ditemani instrumen harpa di tepi pantai yang
mengalun tenang melewati <i>earphone</i> selama 30 menit penuh. Pesanan yang
dibawa ke rumah belum diberikan. Azra beranjak menuju pintu masuk guna mampir
ke papan catatan hitam berelief bunga. Ia memasukkan kedua tangan ke saku jaket
merah marunnya. <o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 35.45pt; text-justify: inter-ideograph;"><span lang="EN-ID" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-ID; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Netra tersebut menyusuri 12 <i>notes </i>yang
terpilih per tahunnya. Di mana per bulan diambil satu catatan beruntung. Lalu
dikumpulkan jadi satu. Dipasang di bagian paling bawah. Tujuannya dipajang
selama setahun. Sebagai kenang-kenangan dan apresiasi pada pelanggan yang
sering berkunjung. Devo mendekat untuk memberikan kopi alpukat Azra.
Padangannya tak beralih dari pria tersebut dan Devo menarik sudut bibir
kanannya. <o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 35.45pt; text-justify: inter-ideograph;"><span lang="EN-ID" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-ID; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">“Mas, nanya. Kok ada tiga belas, ya?” telisik
Azra melambai serta menyipit seraya membungkuk mengamati dua <i>notes</i> yang
ditempel menumpuk.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 35.45pt; text-justify: inter-ideograph;"><span lang="EN-ID" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-ID; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">“Memang sengaja menulis dua pesan. Takdir
memang seunik itu, ya, Mas. Ia sangat rindu dengan Mas Azra.” Senyum Devo
mengembang, tetapi matanya memandang turun.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 35.45pt; text-justify: inter-ideograph;"><span lang="EN-ID" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-ID; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">“Maksudnya?”<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 35.45pt; text-justify: inter-ideograph;"><span lang="EN-ID" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-ID; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">“Iya, dia yang selama tiga tahun bersama
Mas Azra di kafe ini.”<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 35.45pt; text-justify: inter-ideograph;"><i><span lang="EN-ID" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-ID; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Notes</span></i><span lang="EN-ID" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-ID; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"> <i>pertama</i>. Meski jarak membuat kita
terpisah, tetapi tali doa tak kulepas. <i>Notes</i> <i>kedua</i>. Maaf, mungkin
cara berpisah kita tak masuk nalarmu, tetapi keputusan tersebut adalah hal terbaik
untuk kita berdua. <o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 35.45pt; text-justify: inter-ideograph;"><span lang="EN-ID" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-ID; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">“Mas, ini ada surat darinya. Dua bulan yang
lalu sempat dititipkan ke saya. Awalnya, pas mau pulang dia nyuruh saya membuang
surat ini, tapi tidak jadi. Dia pesimis kalau Mas nggak bakal datang lagi ke
sini. Katanya sih begitu.”<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 35.45pt; text-justify: inter-ideograph;"><span lang="EN-ID" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-ID; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Azra menerima amplop berwarna hitam
tersebut. Ditelitinya gambar di situ. Nampak dua orang yang duduk di balik
dinding kaca kafe. Goresan yang terpampang adalah gambaran manual. Dibubuhi
sebuah inisial di bawahnya, yaitu AMV. Azra pun membuka surat itu. Terdapat
namanya di awal tulisan.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 35.45pt; text-justify: inter-ideograph;"><i><span lang="EN-ID" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-ID; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Mas Azra,<o:p></o:p></span></i></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 35.45pt; text-justify: inter-ideograph;"><i><span lang="EN-ID" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-ID; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Saat aku menulis ini, aroma kafein bertabur
memenuhiku. Membawa sejuta memori yang telah lalu. Aku dengan kopi susu gula
aren kesukaanku. Kamu dengan kopi alpukatmu. Kita bercengkerama hangat di sana.
Bertemu kembali setelah sekian waktu terlewat. Kemudian aku disentak realita,
bahwa semua yang terjadi hanyalah sebuah imajinasi. Kejadian itu sekadar
ciptaan dari pikiranku sendiri.<o:p></o:p></span></i></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 35.45pt; text-justify: inter-ideograph;"><i><span lang="EN-ID" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-ID; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Bayanganmu memudar. Pertemuan kita
setelahnya tiada. Aku pun harus menerima fakta. Saatnya sadar. Hari setelahnya
tak pernah ada. Ditemani secangkir cappuccino yang tak pernah tersentuh. Aku
harap kita bertemu lagi, meskipun hanya di antara para bait ini. Jujur, aku pun
tak yakin dengan keyakinan tersebut.<o:p></o:p></span></i></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 35.45pt; text-justify: inter-ideograph;"><i><span lang="EN-ID" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-ID; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Mungkin kamu pikir aku ingin mengakhirinya.
Tidak sama sekali. Sungguh. Akan tetapi, hidup memang pilihan. Terdapat sisi
gelap dan terang. Tidak bisa bila mencampur haq dengan yang bathil. Kuambil tindakan
menjauhi sebagai wujud kecintaanku pada Rabb-ku. Aku hanya takut kalau keakraban
kita yang semakin dekat hanya menciptakan murka-Nya. <o:p></o:p></span></i></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 35.45pt; text-justify: inter-ideograph;"><i><span lang="EN-ID" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-ID; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Hubungan di luar pernikahan adalah
keburukan. Aku tidak mau kalau kita melangkah ke level selanjutnya. Apalagi
level teratas. Mengerikan. Kita adalah manusia normal. Sama-sama masih terpikat
dengan lawan jenis. Maka dari itu, aku takut … kalau … berbuat sesuatu yang
akan kita sesali akhirnya, baik di dunia maupun di akhirat. Kuharap kamu
mengerti suatu saat nanti, Mas. Viona sangat minta maaf.<o:p></o:p></span></i></p>
<p align="right" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; text-align: right;"><i><span lang="EN-ID" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-ID; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">- AMV -<o:p></o:p></span></i></p>
<p align="right" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; text-align: right;"><i><span lang="EN-ID" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-ID; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Senin, 16 November 2020.<o:p></o:p></span></i></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 35.45pt; text-justify: inter-ideograph;"><span lang="EN-ID" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-ID; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">“Kalau boleh tau, lambang AMV yang ada di
amplop itu artinya apa, Mas?” celetuk Devo menenteng minuman yang mulai mencair
es batunya.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 35.45pt; text-justify: inter-ideograph;"><span lang="EN-ID" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-ID; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">“Azra <i>Meet</i> Viona.” Netra pria
bercambang itu ikut turun. <o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 35.45pt; text-justify: inter-ideograph;"><span lang="EN-ID" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-ID; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Devo mengulurkan pesanan pelanggannya di
sore itu. Langit sama jingganya. Persis kala Viona yang datang kurang dari dua
bulan lalu. Papan hitam berelief bunga tersebut telah mempertemukan mereka
melalui kumpulan bait. Menaur melodi rindu dalam kata. Azra menghela napas
berat dan menyadari sesuatu.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 35.45pt; text-justify: inter-ideograph;"><span lang="EN-ID" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-ID; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">“Mas Devo sengaja memasang ini, ya? Kalau
dipikir-pikir ini semua nggak mungkin kebetulan aja. Ya tentu saja takdir, tapi
pasti ada campur tangan manusia. Kok sampai Mas Devo bener-bener inget nama dan
hampir semua sejarah kami.”<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 35.45pt; text-justify: inter-ideograph;"><span lang="EN-ID" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-ID; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Sebatas senyuman menjadi jawaban. Devo
menaikkan bahu. Bibirnya dikulum. Ia pun mengerling dan menghela napas. Hatinya
terusik ditatap lama oleh Azra.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 35.45pt; text-justify: inter-ideograph;"><span lang="EN-ID" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-ID; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">“Ya, saya sengaja yang memilih <i>quotes</i>-nya
di saat teman barista yang lain mengajukan <i>quotes</i> favoritnya masing-masing.
Sengaja juga mengingat nama kalian berdua dan tahun-tahun terpenting karena
saya….”<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 35.45pt; text-justify: inter-ideograph;"><span lang="EN-ID" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-ID; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">“Rindu dengannya? Berarti Mas Devo ini s.…”<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 35.45pt; text-justify: inter-ideograph;"><span lang="EN-ID" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-ID; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">“Iya, betul, Mas Azra. Bagi saya, sebatas
menyapa dan berbincang sejenak saja sudah cukup. Meski secuil harapan itu pasti
ada. Ini saatnya bagi saya benar-benar melepasnya. Meskipun lima tahun tertambat,
nyatanya ia kembali dengan sepotong hati yang sama.”<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 35.45pt; text-justify: inter-ideograph;"><span lang="EN-ID" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-ID; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Barista tersebut hanya ingin melihat wanita
yang dicintainya kembali tersenyum bahagia. Terlepas dari lamunan imajinasi
yang melingkupi Viona kala itu. Selama bertahun-tahun cuma menjadi pengamat
setia. Figuran di belakang mereka. <o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 35.45pt; text-justify: inter-ideograph;"><span lang="EN-ID" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-ID; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Menyapa sebentar membuat ia paham bahwa
tidak ada ruang baginya untuk masuk. Ditoleh saja tidak, apalagi disadari. Devo
memeluk bahu Azra. Mereka sama-sama mengulas senyum menatap papan hitam. Ia pun
beringsut perlahan.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 35.45pt; text-justify: inter-ideograph;"><span lang="EN-ID" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-ID; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">“Jemputlah ia dengan cara terbaik-Nya, Mas.
InsyaaAllah, kalau Allah ridho, pasti semuanya terlaksana dengan lancar. Terus
berjuang dalam kebaikan selagi masih diberi kesempatan oleh Allah, Mas.
Semangat!”<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 35.45pt; text-justify: inter-ideograph;"><span lang="EN-ID" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-ID; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Devo membuka pintu masuk. Azra bergeming
sejenak, lalu memasukkan surat ke dalam amplop dan ditaruh ke sakunya. Ia
berjalan meninggalkan kafe. Sesampainya di depan motor sendiri, ia berbalik
menatap Devo yang sedang melayani pembeli lainnya. Menyadari tengah dipandang,
Devo menoleh. Ia memberi anggukan dengan senyuman tipis. Kemudian Azra mengambil napas dan membalas senyuman Devo. <o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 35.45pt; text-justify: inter-ideograph;"><span lang="EN-ID" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-ID; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">"Jemput dia!" pinta Azra dengan gerakan bibir tanpa suara dan mengangkat tangan kirinya. </span></p><p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 35.45pt; text-justify: inter-ideograph;"><span lang="EN-ID" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-ID; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Telunjuk itu menunjuk sebuah cincin perak yang melingkar manis di jari manis. Azra pun pulang setelah menyelesaikan pertemuan yang hanya menjadi kenangan dan khayalan. </span></p>
<p align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; text-align: center;"><span lang="EN-ID" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-ID; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">***<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; text-align: left;"><span lang="EN-ID" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-ID; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"><o:p><i>Diketik tanggal 19 Oktober 2020 dan sudah pernah diikutsertakan dalam lomba. Jadi mohon seluruh karya di blogspot ini tidak diplagiat. Terima kasih banyak. 🙏🏻</i></o:p></span></p>
<p align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; text-align: center;"><span lang="EN-ID" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-ID; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"><o:p> </o:p></span></p>
<p align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; text-align: center;"><span lang="EN-ID" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-ID; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"><o:p> </o:p></span></p>
<p align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; text-align: center;"><span lang="EN-ID" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-ID; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"><o:p> </o:p></span></p>
<p align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; text-align: center;"><span lang="EN-ID" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-ID; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"><o:p> </o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm;"><b><span style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"><o:p> </o:p></span></b></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm;"><b><span style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"><o:p> </o:p></span></b></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm;"><b><span style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"><o:p> </o:p></span></b></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm;"><b><span style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"><o:p> </o:p></span></b></p>
<p align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; text-align: center;"><b><span style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Bionarasi<o:p></o:p></span></b></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 35.45pt; text-justify: inter-ideograph;"><span style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Mahasiswi psikologi dengan nama panggilan M3 kelahiran 2001.
Apabila ingin berdonasi, membeli <i>craft lettering</i>, membeli buku KMO
Publishing, atau membaca tulisannya, silakan ke </span><a href="https://taplink.cc/mgcusing/"><span style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">https://taplink.cc/mgcusing/</span></a><span style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"> ya. M3 dengan empat teman lainnya juga membuka forum curhat lho. Yuk
mengunjungi tautan tersebut dan klik Prayitna Atma untuk menyalurkan emosi
secara tepat.<u><span style="color: #0563c1; mso-themecolor: hyperlink;"><o:p></o:p></span></u></span></p>
<p align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; text-align: center;"><span style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"><o:p> </o:p></span></p>M3http://www.blogger.com/profile/12279290810627030878noreply@blogger.com7tag:blogger.com,1999:blog-717070898549841136.post-2081658161003371252021-01-11T19:35:00.008-08:002021-01-26T16:20:34.105-08:00Opini dari Webtoon Mistake Eps. 66<p align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center;"><span lang="EN-ID" style="font-family: Philosopher; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-ID;">OPINI TERHADAP E-COMIC<o:p></o:p></span></p><p align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center;"></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiF1pGV-blUYHSMW8aY_-T-kz1DJWYwmau4QZRW9_RmMLfe6N8tOKlyz2_i1tY5k0DYfGV-ujzm4-9egoJQTYM0ZG7ZVBo4NG9oRZrAnE3cuiTNlsUeUI0ApYgXXuwAfMzsoPYLEkdGq2Vq/s1280/WhatsApp+Image+2021-01-12+at+08.42.12.jpeg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1280" data-original-width="847" height="400" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiF1pGV-blUYHSMW8aY_-T-kz1DJWYwmau4QZRW9_RmMLfe6N8tOKlyz2_i1tY5k0DYfGV-ujzm4-9egoJQTYM0ZG7ZVBo4NG9oRZrAnE3cuiTNlsUeUI0ApYgXXuwAfMzsoPYLEkdGq2Vq/w265-h400/WhatsApp+Image+2021-01-12+at+08.42.12.jpeg" width="265" /></a></div><p></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;"><span lang="EN-ID" style="font-family: Philosopher; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-ID;">Berlandaskan dari ilmu-ilmu
yang telah dibaca dan dipelajari. <o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;"><span lang="EN-ID" style="font-family: Philosopher; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-ID;"><span style="mso-tab-count: 1;"> </span>Dapat diketahui bahwa si tokoh Melinda adalah anak yang
meninggikan gengsi untuk tampil keren dan di”wah”kan oleh teman-temannya. Apabila
yang pernah membaca komik tersebut dari awal hingga episode 66 pasti mengetahui
bagaimana dia bisa jatuh ke pelukan Nico hingga hamil. Semua tidak serta-merta
langsung, tetapi berproses.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;"><span lang="EN-ID" style="font-family: Philosopher; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-ID;"><span style="mso-tab-count: 1;"> </span>Apalagi di usia remaja awal hingga akhir merupakan fase
labil, eksistensi diri, dan keegoisan meninggi. Gayanya yang seabrek dan suka
menentang atau menjauh dari orang tua. Tidak semua, tetapi kebanyakan. Terutama
orang tua yang bekerja keras dan sering tidak ada waktu untuk anak. <o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36pt; text-justify: inter-ideograph;"><span lang="EN-ID" style="font-family: Philosopher; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-ID;">Nah, di sini
tidak ada bacaan menyalahkan maupun membenarkan. Karena sejatinya, keluarga
yang ideal adalah saling menasihati, saling memedulikan, dan saling memiliki
rasa toleransi. Bukankah begitu? Katanya kita ingin dipahami, tetapi kenapa
enggan berupaya memahami orang lain? Malah suka menuntut.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36pt; text-justify: inter-ideograph;"><span lang="EN-ID" style="font-family: Philosopher; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-ID;">Dilansir dari
kisah-kisah yang bertebaran, aku mendapati perilaku anak di mana ortunya
sama-sama kerja. Waktu bagi sang Ananda menjadi jarang, tetapi seluruh
kebutuhan tetap terpenuhi dengan baik.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36pt; text-justify: inter-ideograph;"><span lang="EN-ID" style="font-family: Philosopher; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-ID;">Kasus pertama,
si anak ini tipikal yang mau apa, harus ada, tanpa tapi, dan suka memaksa disertai
penjulukan buruk kepada orang tua. Kasus kedua, cenderung menganggap dirinya jelek
dan menyalahkan ortu melalui batin. Namun, dari kedua kasus, mereka sama-sama
berusaha semaksimal mungkin sadar dan mengubah perspektifnya.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36pt; text-justify: inter-ideograph;"><span lang="EN-ID" style="font-family: Philosopher; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-ID;">Orang tua
mereka pulang larut malam, berangkat pagi buta karena mencari uang untuk
mereka. Tujuannya supaya anaknya tidak kelaparan, memiliki rumah yang baik,
pakaian bagus, pokoknya segala keperluannya tercukupi dengan baik tanpa kurang
suatu apa pun. Semua diniatkan untuk sang buat hati tercinta.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36pt; text-justify: inter-ideograph;"><span lang="EN-ID" style="font-family: Philosopher; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-ID;">Itulah yang
membuat mereka kehilangan waktu kebersamaan yang hangat bersama sang putra/i. Lagi-lagi,
alasannya karena anak. Bukankah bekerja itu juga salah satu bentuk berjuang? Kemudian
anak menuntut hak batinnya. Di mana kedekatan dengan ayah dan ibunya
merupakan hal yang penting juga.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36pt; text-justify: inter-ideograph;"><span lang="EN-ID" style="font-family: Philosopher; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-ID;">Kita harus
mempertimbangkan dari segi <i>aqliyah</i> (akal yang berlandaskan prinsip hidup). Surga
yang paling dekat dengan kita adalah orang tua. Kita bukan diminta menunaikan
kewajiban kepada mereka dengan baik atau secara norma saja, tetapi berbakti
setulus hati dan memberikan (perilaku, materi, kebutuhan emosi, dll) yang paling terbaik. Tentu fase tertentu berat, sulit dilakukan. Bukan berarti mustahil,
bukan?<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36pt; text-justify: inter-ideograph;"><span lang="EN-ID" style="font-family: Philosopher; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-ID;">Dan saat ini
mulai banyak julukan <i>TOXIC PARENTS</i>, ya? Kalau <i>toxic children </i>nggak
adakah? (: ketika mendapat pertanyaan itu dari salah satu unggahan Ustadz yang
kesan bicaranya pedas, aku jadi tertohok. Memang, ada orang tua yang tidak normal dalam artian fitrah sebagai ortu tidak dijalani. Namun,
tidak bisa kalau kita sama ratakan semua.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36pt; text-justify: inter-ideograph;"><span lang="EN-ID" style="font-family: Philosopher; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-ID;">Berdalih <i>toxic
parents</i> padahal cuma kedok pembenaran diri. Naudzubillah. Jangan sampai
kita seperti itu, ya, teman-teman. Bagaimana pun juga, kita pemimpin. Setidaknya,
sekecil-kecilnya pemimpin bagi diri sendiri. Memang peran ortu sangatlah besar
terhadap perkembangan kita. Terutama pada pola pikir.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36pt; text-justify: inter-ideograph;"><span lang="EN-ID" style="font-family: Philosopher; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-ID;">Akan tetapi,
kita sudah baligh. Sudah sepatutnya tahu mana yang benar dan salah. Selayaknya pikiran
kita berkelana apakah ini boleh? Apakah ini dilarang? Berbahaya tidak, ya? Dan segala
kecamuk hati dan pikiran yang menyentil nurani. Pada hakikatnya ketika Allah
tidak ridho, hati kita merasa gelisah. Termasuk ketika kita melakukan kesalahan
apalagi maksiat. Itu tandanya hati kita masih berfungsi dengan baik.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36pt; text-justify: inter-ideograph;"><span lang="EN-ID" style="font-family: Philosopher; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-ID;">Satu lagi. Kita
sebagai manusia nih, ya. Coba jawab jujur dalam hati. Suka nggak sih
disalahkan? Ranah itu aja. Bukan yang menjurus ditegur semisal krisar (kritik
dan saran) lho ya. Intinya dikit-dikit disalahkan atau seperti nggak ada
benarnya sama sekali. Sakit nggak sih? Kalau aku pribadi sih, jujur, sebagai
manusia, ya, sakit.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36pt; text-justify: inter-ideograph;"><span lang="EN-ID" style="font-family: Philosopher; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-ID;">Sewajarnya kita
memanusiakan manusia kan? Coba deh kita baca dengan seksama</span><span style="font-family: Philosopher; font-size: 16px;"> </span><span style="font-family: Philosopher; font-size: 12pt; text-indent: 36pt;">di </span><i style="font-family: Philosopher; font-size: 12pt; text-indent: 36pt;">scene</i><span style="font-family: Philosopher; font-size: 12pt; text-indent: 36pt;"> sebelah
sini. Dengan seksama lho, ya, hehe, tanpa ada kubu-kubu pro/kontra.</span></p><p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36pt; text-justify: inter-ideograph;"></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjOsOK3mOc4W8-bxYnhPhITZdONA6y1ynl4pADKSVxsKRIRKmbd9xD9WkhhyVsmZrVoe7l3RQadEpqqJcUp5jLoZU50dxYGZeNiJ_wqnZNQQXMuK0VuDpGMMe0JoscV7DbunBVoxcGFdqt1/s1280/WhatsApp+Image+2021-01-12+at+08.42.12+%25281%2529.jpeg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1280" data-original-width="783" height="400" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjOsOK3mOc4W8-bxYnhPhITZdONA6y1ynl4pADKSVxsKRIRKmbd9xD9WkhhyVsmZrVoe7l3RQadEpqqJcUp5jLoZU50dxYGZeNiJ_wqnZNQQXMuK0VuDpGMMe0JoscV7DbunBVoxcGFdqt1/w245-h400/WhatsApp+Image+2021-01-12+at+08.42.12+%25281%2529.jpeg" width="245" /></a> <div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiItNt7zlhVmxXe8TVhCoUMOxE6gJk0ovf1qGazq2is8aQyqmG_mDkWMvexL841myPaJwPl_bB2oWuO0O-T6GaIs4b1TagVhOs24pzjxxlt6hjhpx_v3vhIvaFq4iQNj3J7ybCcr5uocmRj/s1280/WhatsApp+Image+2021-01-12+at+08.42.11.jpeg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1280" data-original-width="782" height="400" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiItNt7zlhVmxXe8TVhCoUMOxE6gJk0ovf1qGazq2is8aQyqmG_mDkWMvexL841myPaJwPl_bB2oWuO0O-T6GaIs4b1TagVhOs24pzjxxlt6hjhpx_v3vhIvaFq4iQNj3J7ybCcr5uocmRj/w245-h400/WhatsApp+Image+2021-01-12+at+08.42.11.jpeg" width="245" /></a></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><br /></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36pt; text-justify: inter-ideograph;"><span lang="EN-ID" style="font-family: Philosopher; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-ID;">Tuh, gambarnya dibesarin biar keliatan hahahah. Gimana rasanya sebagai orang tua? Kalau ditukar,
gimana nih yang posisinya anak terus masih jomlo? Baik yang dengan orang tua
kandung, tiri, atau wali siapa pun. Kalau disalahkan sakit nggak? Padahal perbuatan
yang dilakukan tidak menyakiti secara verbal maupun fisik.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36pt; text-justify: inter-ideograph;"><span lang="EN-ID" style="font-family: Philosopher; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-ID;">Okay, jadi
gini. Yang mau dikerucutkan, sebagai pemisalan. Katakanlah Melinda ini pelaku,
ya. Pelaku yang menyalahkan orang lain. Tentu ada objeknya dong? Siapa? Ibunya.
Sebutlah sebagai korban. Nah, aku sendiri mempunyai sebuah pemikiran di mana
toleransi itu bukan hanya untuk umat beda agama, tetapi sesama agama, bahkan
terhadap keluarga sendiri. Entah dari segi pendapat, kebiasaan, atau keputusan.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36pt; text-justify: inter-ideograph;"><span lang="EN-ID" style="font-family: Philosopher; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-ID;">Keluarga adalah
wadah untuk tumbuh kembang. Mengenal diri. Terutama mengenal Sang Pencipta dan
utusan-Nya. Maka dari itu, aku sering menyetir diri dengan mengungkapkan pada
diri sendiri bahwa ketika aku merasa menjadi korban, sebenarnya aku ini sedang
menikmati zona BERMENTAL KORBAN. <o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36pt; text-justify: inter-ideograph;"><span lang="EN-ID" style="font-family: Philosopher; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-ID;">Okay, ada
contoh. Kita ambil dari kasus korupsi yang sampai sekarang terus merebak. Kita ketahui
bahwa mereka mencuri uang negara buka ratusan juta, tetapi milyaran. Padahal…
mereka kaya lho. Kenapa korupsi? Artinya KORUPTOR ITU PUNYA MENTAL MISKIN. Beda
lagi kalau orang yang berkecukupan dan qanaah dengan apa yang dititipkan
padanya. Hati, aksi, dan kehidupannya dipenuhi rasa syukur, artinya ia memiliki
MENTAL KAYA. <o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36pt; text-justify: inter-ideograph;"><span lang="EN-ID" style="font-family: Philosopher; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-ID;">Sampai di
sini dapat dipahami, ya? Nah, itulah yang selalu aku tanamkan ke pikiran. Apabila
aku terus nyaman di zona korban tanpa berbuat apa pun, selamanya, hati dan
pikiranku ya jadi korban. Padahal aku sendiri BISA JADI PELAKU lho. Semisal menyakiti
orang tua dengan kata-kata buruk. Aku sudah dikatakan pelaku. Hati yang tenang
menjadi kelu. Kadang kita berpikir dia atau mereka (siapa pun) tak akan mungkin
paham perasaan kita. Itu berlaku juga pada dia atau mereka. Kita pun tak akan
paham 100% perasaan mereka, kecuali pernah mengalami hal yang sama.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36pt; text-justify: inter-ideograph;"><span lang="EN-ID" style="font-family: Philosopher; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-ID;">Jadi,
sekarang aku tak ingin menuntut apa-apa yang berada di luar lingkaran kendaliku.
Cukuplah bagiku mengendalikan apa yang bisa aku ubah atau kontrol. Lagi pula,
setiap apa yang datang pada kita merupakan ujian. Baik dalam bentuk yang tidak
kita sukai atau bahkan dalam bentuk yang paling kita cintai.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36pt; text-justify: inter-ideograph;"><span lang="EN-ID" style="font-family: Philosopher; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-ID;">Dan kini, aku
berusaha berdamai dengan diri sendiri dan masa lalu. Tidak perlu lagi deh
buatku menyalahkan orang lain. Toh aku nggak mau disalahkan juga. Aku menjadi
korban, mereka juga bisa menjadi korban. Mereka pelaku, aku pun juga bisa jadi
pelaku. Namun, bukan berarti aku harus memaksa atau menuntut orang lain memperlakukanku dengan hal yang sama.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36pt; text-justify: inter-ideograph;"><span lang="EN-ID" style="font-family: Philosopher; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-ID;">Aku berusaha
baik ke mereka, tetapi mereka malah jahatin aku. Balik lagi, ke </span><span lang="EN-ID" style="font-family: Wingdings; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-ID; mso-ascii-font-family: Philosopher; mso-char-type: symbol; mso-hansi-font-family: Philosopher; mso-symbol-font-family: Wingdings;">à</span><span lang="EN-ID" style="font-family: Philosopher; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-ID;"> Cukuplah bagiku mengendalikan apa yang bisa aku ubah
atau kontrol. Lagi pula, setiap apa yang datang pada kita merupakan ujian. Baik
dalam bentuk yang tidak kita sukai atau bahkan dalam bentuk yang paling kita
cintai.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36pt; text-justify: inter-ideograph;"><span lang="EN-ID" style="font-family: Philosopher; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-ID;">Marilah kita
mencintai dan berbakti setulus hati kepada orang tua. Karena bagaimana pun
keadaannya, merekalah perantara Allah. Tak bosan-bosan kuulang pada diri
sendiri dan bagi pembaca yang sampai di kalimat ini. <b>Setiap apa yang hadir pada
kita merupakan ujian. Baik dalam bentuk yang tidak kita sukai atau bahkan dalam
bentuk yang paling kita cintai. </b>So, stop ketawa-ketiwi atau sedih berlebihan. Kini
waktunya kita berbenah sebelum punah. Semangat ya pejuang lillahita’ala. Aku yakin
kamu semua pasti bisa. Kalau mudah, bukan berjuang namanya. ^^<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36pt; text-justify: inter-ideograph;"><span lang="EN-ID" style="font-family: Philosopher; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-ID;">Note:<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="line-height: 150%; margin-left: 54pt; mso-add-space: auto; mso-list: l1 level1 lfo1; text-align: justify; text-indent: -18pt; text-justify: inter-ideograph;"><!--[if !supportLists]--><span lang="EN-ID" style="font-family: Philosopher; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-ID; mso-bidi-font-family: Philosopher; mso-fareast-font-family: Philosopher;">1.<span style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 7pt; font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal;">
</span></span><!--[endif]--><span dir="LTR"></span><span lang="EN-ID" style="font-family: Philosopher; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-ID;">Yang <b><span style="color: red;">bisa aku</span></b><span style="color: red;"> </span>kendalikan: <o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 72pt; mso-add-space: auto; mso-list: l0 level1 lfo2; text-align: justify; text-indent: -18pt; text-justify: inter-ideograph;"><!--[if !supportLists]--><span lang="EN-ID" style="font-family: Philosopher; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-ID; mso-bidi-font-family: Philosopher; mso-fareast-font-family: Philosopher;">a)<span style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 7pt; font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal;"> </span></span><!--[endif]--><span dir="LTR"></span><span lang="EN-ID" style="font-family: Philosopher; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-ID;">Caraku menyayangi diri sendiri<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 72pt; mso-add-space: auto; mso-list: l0 level1 lfo2; text-align: justify; text-indent: -18pt; text-justify: inter-ideograph;"><!--[if !supportLists]--><span lang="EN-ID" style="font-family: Philosopher; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-ID; mso-bidi-font-family: Philosopher; mso-fareast-font-family: Philosopher;">b)<span style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 7pt; font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal;"> </span></span><span lang="EN-ID" style="font-family: Philosopher; font-size: 12pt; line-height: 150%; text-indent: -18pt;">Pola pikiranku</span></p><p class="MsoListParagraph" style="line-height: 150%; margin-left: 72.0pt; mso-add-space: auto; mso-list: l0 level1 lfo1; text-align: justify; text-indent: -18.0pt; text-justify: inter-ideograph;"><span lang="EN-ID" style="font-family: Philosopher; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-ID;"><o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 72pt; mso-add-space: auto; mso-list: l0 level1 lfo2; text-align: justify; text-indent: -18pt; text-justify: inter-ideograph;"><!--[if !supportLists]--><span lang="EN-ID" style="font-family: Philosopher; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-ID; mso-bidi-font-family: Philosopher; mso-fareast-font-family: Philosopher;">c)<span style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 7pt; font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal;"> </span></span><!--[endif]--><span dir="LTR"></span><span lang="EN-ID" style="font-family: Philosopher; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-ID;">Tindakan atau perilakuku<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 72pt; mso-add-space: auto; mso-list: l0 level1 lfo2; text-align: justify; text-indent: -18pt; text-justify: inter-ideograph;"><!--[if !supportLists]--><span lang="EN-ID" style="font-family: Philosopher; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-ID; mso-bidi-font-family: Philosopher; mso-fareast-font-family: Philosopher;">d)<span style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 7pt; font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal;"> </span></span><!--[endif]--><span dir="LTR"></span><span lang="EN-ID" style="font-family: Philosopher; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-ID;">Pendapatku<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 72pt; mso-add-space: auto; mso-list: l0 level1 lfo2; text-align: justify; text-indent: -18pt; text-justify: inter-ideograph;"><!--[if !supportLists]--><span lang="EN-ID" style="font-family: Philosopher; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-ID; mso-bidi-font-family: Philosopher; mso-fareast-font-family: Philosopher;">e)<span style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 7pt; font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal;"> </span></span><!--[endif]--><span dir="LTR"></span><span lang="EN-ID" style="font-family: Philosopher; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-ID;">Perkataanku<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 72pt; mso-add-space: auto; mso-list: l0 level1 lfo2; text-align: justify; text-indent: -18pt; text-justify: inter-ideograph;"><!--[if !supportLists]--><span lang="EN-ID" style="font-family: Philosopher; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-ID; mso-bidi-font-family: Philosopher; mso-fareast-font-family: Philosopher;">f)<span style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 7pt; font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal;"> </span></span><!--[endif]--><span dir="LTR"></span><span lang="EN-ID" style="font-family: Philosopher; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-ID;">Batasanku<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 72pt; mso-add-space: auto; mso-list: l0 level1 lfo2; text-align: justify; text-indent: -18pt; text-justify: inter-ideograph;"><!--[if !supportLists]--><span lang="EN-ID" style="font-family: Philosopher; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-ID; mso-bidi-font-family: Philosopher; mso-fareast-font-family: Philosopher;">g)<span style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 7pt; font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal;"> </span></span><span lang="EN-ID" style="font-family: Philosopher; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-ID;">Pengelolaan perasaanku<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 54pt; mso-add-space: auto; mso-list: l1 level1 lfo1; text-align: justify; text-indent: -18pt; text-justify: inter-ideograph;"><!--[if !supportLists]--><span lang="EN-ID" style="font-family: Philosopher; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-ID; mso-bidi-font-family: Philosopher; mso-fareast-font-family: Philosopher;">2.<span style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 7pt; font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal;"> </span></span><!--[endif]--><span dir="LTR"></span><span lang="EN-ID" style="font-family: Philosopher; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-ID;">Yang <b><span style="color: red;">tidak bisa</span></b> aku kendalikan:<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 90pt; mso-add-space: auto; mso-list: l2 level1 lfo3; text-align: justify; text-indent: -18pt; text-justify: inter-ideograph;"><!--[if !supportLists]--><span lang="EN-ID" style="font-family: Wingdings; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-ID; mso-bidi-font-family: Wingdings; mso-fareast-font-family: Wingdings;">ü<span style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 7pt; font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal;">
</span></span><!--[endif]--><span dir="LTR"></span><span lang="EN-ID" style="font-family: Philosopher; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-ID;">Perlakuan orang lain<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 90pt; mso-add-space: auto; mso-list: l2 level1 lfo3; text-align: justify; text-indent: -18pt; text-justify: inter-ideograph;"><!--[if !supportLists]--><span lang="EN-ID" style="font-family: Wingdings; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-ID; mso-bidi-font-family: Wingdings; mso-fareast-font-family: Wingdings;">ü<span style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 7pt; font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal;">
</span></span><!--[endif]--><span dir="LTR"></span><span lang="EN-ID" style="font-family: Philosopher; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-ID;">Perasaan mereka<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 90pt; mso-add-space: auto; mso-list: l2 level1 lfo3; text-align: justify; text-indent: -18pt; text-justify: inter-ideograph;"><!--[if !supportLists]--><span lang="EN-ID" style="font-family: Wingdings; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-ID; mso-bidi-font-family: Wingdings; mso-fareast-font-family: Wingdings;">ü<span style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 7pt; font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal;">
</span></span><!--[endif]--><span dir="LTR"></span><span lang="EN-ID" style="font-family: Philosopher; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-ID;">Pikiran khalayak ramai<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 90pt; mso-add-space: auto; mso-list: l2 level1 lfo3; text-align: justify; text-indent: -18pt; text-justify: inter-ideograph;"><!--[if !supportLists]--><span lang="EN-ID" style="font-family: Wingdings; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-ID; mso-bidi-font-family: Wingdings; mso-fareast-font-family: Wingdings;">ü<span style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 7pt; font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal;">
</span></span><!--[endif]--><span dir="LTR"></span><span lang="EN-ID" style="font-family: Philosopher; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-ID;">Hal-hal di masa lalu<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 90pt; mso-add-space: auto; mso-list: l2 level1 lfo3; text-align: justify; text-indent: -18pt; text-justify: inter-ideograph;"><!--[if !supportLists]--><span lang="EN-ID" style="font-family: Wingdings; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-ID; mso-bidi-font-family: Wingdings; mso-fareast-font-family: Wingdings;">ü<span style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 7pt; font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal;">
</span></span><!--[endif]--><span dir="LTR"></span><span lang="EN-ID" style="font-family: Philosopher; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-ID;">Waktu dan cuaca<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoListParagraphCxSpLast" style="line-height: 150%; margin-left: 90pt; mso-add-space: auto; mso-list: l2 level1 lfo3; text-align: justify; text-indent: -18pt; text-justify: inter-ideograph;"><!--[if !supportLists]--><span lang="EN-ID" style="font-family: Wingdings; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-ID; mso-bidi-font-family: Wingdings; mso-fareast-font-family: Wingdings;">ü<span style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 7pt; font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal;"> </span></span><!--[endif]--><span dir="LTR"></span><span lang="EN-ID" style="font-family: Philosopher; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-ID;">Perkataan masyarakat<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36pt; text-justify: inter-ideograph;"><span lang="EN-ID" style="font-family: Philosopher; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-ID;">Dan ada
baiknya, sebagai orang tua dengan anak, atau buah hati dengan ayah bundanya, saling bersinergi memperhatikan betul-betul. Karena setiap pemimpin akan
ditanyai atas apa yang dipimpinnya. Termasuk memimpin diri sendiri. Semoga kita
makin menyadari pentingnya menjaga diri, keluarga, maupun umat dari kemungkaran
atau hal-hal berbahaya lainnya.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36pt; text-justify: inter-ideograph;"><span lang="EN-ID" style="font-family: Philosopher; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-ID;">Apabila
terdapat kesalahan mohon koreksinya, ya, teman-teman yang dirahmati Allah. Sebab
penulis sebatas manusia biasa, tempatnya salah dan lupa. O, iya, opini tersebut
sesuai konteks, ya. Silakan jika mempunyai penafsiran atau cabang pemikiran
sendiri lainnya. Well, seperti kendali yang telah dipaparkan di atas. ^^<o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36pt; text-justify: inter-ideograph;"><span style="font-family: Philosopher;">Terima kasih telah membaca. Boleh sekali memberikan kritik membangun, saran, tambahan, dan permintaan, ya. Salam Literasi. -M3</span></p></div></div><br /><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><br /></div><br /><span lang="EN-ID" style="font-family: Philosopher; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-ID;"><br /></span><p></p>M3http://www.blogger.com/profile/12279290810627030878noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-717070898549841136.post-56076856377996638052020-12-03T20:13:00.005-08:002020-12-03T20:13:48.238-08:00Quotes - Nonfiksi - Monolog<p style="text-align: justify;">Sebuah niat yang harus diluruskan pada jalan-Nya. Seuntai hal yang diuji juga pastinya. Sekelumit asa yang akan terus dilatih tanpa henti. Hingga momen perceraian dengan dunia datang setelah menanti. - M3, 17/01/19</p><p style="text-align: justify;">Itulah istikamah. Banyak yang mengeluh sulit. Tentu saja, tetapi bukan hal mustahil. Sekelas pemuka agama pun mengalami hal yang sama.</p><p style="text-align: justify;">Sesuatu yang sering kita ulang akan menjadi kebiasaan. Begitu pula dengan maksiat maupun taat. Tinggal memilih susah baik yang berpahala atau sulit buruk berdosa pula.</p><p style="text-align: justify;">Apabila suatu keseringan dilakukan minimal 21 hari memang membentuk kebiasaan baru. Sedangkan empat bulan berturut-turut membuat dorongan istikamah jadi berlaju kuat.</p><p style="text-align: justify;">Namun, sangkaan kita benar. Berat. Kalau mudah bukan perjuangan namanya. Keberhasilan tidak dicapai dengan malas-malasan. Surga tak diraih hanya dengan tidur, makan, dan rebahan lagi.</p><p style="text-align: justify;">Apakah setelah mengatakan beriman, lantas membuat manusia dibiarkan? Tidak semudah itu ferguso. Kita diuji guna pembuktian takwa. Mudah sekali kalau cuma berbicara tanpa amal bukan? </p><p style="text-align: justify;">Jadi, mari membangun kebiasaan baik, bila ingin meninggal dalam kemuliaan. Karena pada akhirnya, kita akan dimatikan sesuai dengan kebiasaan kita. <i>Believe it. You can do that because I believe you. Trust me, it works</i>. Bukan iklan. </p><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;">#15dayswritingchallenge #menulisbebassantuy #tantanganmenulis #day14MBSbatch1 #mufmunmuh #nonfiksi #quotes #monolog</p>M3http://www.blogger.com/profile/12279290810627030878noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-717070898549841136.post-13983000380196932622020-12-03T20:12:00.001-08:002020-12-03T20:12:06.001-08:00Campuran - Dunia<p style="text-align: center;">DUNIA</p><p style="text-align: center;">Oleh: M3</p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiOD_yok3imPrAOM978lW_A06ptPtCjYNAsmloBWHdBxvQwYgTzZkZCDo1ZWrZVyMShfpfeCRxaBeJpNWdheO_rKe1DvIwQuKB647xbSLYPDw-aurs4tik3sfWleI1BxTdnuUzHJ2MQ4k8G/s2048/the-new-york-public-library-yEauzeZU6xo-unsplash.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1994" data-original-width="2048" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiOD_yok3imPrAOM978lW_A06ptPtCjYNAsmloBWHdBxvQwYgTzZkZCDo1ZWrZVyMShfpfeCRxaBeJpNWdheO_rKe1DvIwQuKB647xbSLYPDw-aurs4tik3sfWleI1BxTdnuUzHJ2MQ4k8G/s320/the-new-york-public-library-yEauzeZU6xo-unsplash.jpg" width="320" /></a></div><p style="text-align: justify;">Sesungguhnya dunia ini dipenuhi bermacam perspektif dan afeksi. Apa yang di depan mata itulah yang sering ditaksir begitu dan begini. </p><p style="text-align: center;">Hati sering terbesit iri</p><p style="text-align: center;">Segala pencapaian orang ditilik</p><p style="text-align: center;">Penilaian sering terjadi</p><p style="text-align: center;">Sebatas melihat sampul hasil</p><p style="text-align: justify;">Upaya hampir selalu terlewati alias tak diukur dan dilupakan. Prasangka demi prasangka memunculkan hipotesis. Padahal hanya dugaan, sudah layaknya sebuah fakta. Inilah dunia yang tak sempurna bersama kita yang juga dengan ketidak-sempurnaan.</p><p style="text-align: center;">Satu sisi menganggap buruk</p><p style="text-align: center;">Bagian lain dikira baik</p><p style="text-align: center;">Tergantung perspektif mana</p><p style="text-align: center;">Juga afeksi yang menghinggapi</p><p style="text-align: justify;">Semua hanya masalah terlihat. Padahal banyak yang tidak kita ketahui di belakang layar. Kita sama-sama menampilkan persona (topeng). Namun, bedanya ingin faking mask or good mask?</p><p style="text-align: justify;">Nyatanya, media begitu. Menampilkan apa saja yang mendorong sensasi. Tak peduli dusta, yang penting viral dan membangun emosi pembaca. Bahkan kini tak ada orang yang malu membuat makar.</p><p style="text-align: center;">Sekadar maaf pasti selesai</p><p style="text-align: center;">Mengulang tak masalah</p><p style="text-align: center;">Tiada satu pun penjatuhan sanksi</p><p style="text-align: center;">Seolah balasan akan lenyap</p><p style="text-align: center;">Berita sampah malah dipuja-puji</p><p style="text-align: center;">Karya dan kejujuran dilabel buruk rupa</p><p style="text-align: justify;">Selamat datang di zaman fitnah. Menilai segala macam hal dari sisi yang cuma terlihat. Di mana good looking dielu-elukan, padahal pembunuh. Sedangkan yang biasa ditepikan bahkan dihujat habis-habisan.</p><p style="text-align: justify;">Seakan identitas, value, dan prinsip sendiri malu 'tuk diungkapkan. Hilang begitu saja. Diam terhadap kemungkaran malah sering dilakukan. Keadilan bukan buram lagi, tetapi sudah berguguran. </p><p style="text-align: justify;">Apa kita lupa? Pada akhirnya kita akan menjadi tulang. Berumah tanah dan pasti dimintai pertanggungjawaban. Di hari penghakiman. </p><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;">(': Berjuta penafsiran disilakan.</p><p style="text-align: justify;">#15dayswritingchallenge #menulisbebassantuy #tantanganmenulis #day15MBSbatch1 #mufmunmuh #puisi #syair #sajak #bait #monolog #quotes #nonfiksi #sakit #dunia #perspektif</p>M3http://www.blogger.com/profile/12279290810627030878noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-717070898549841136.post-25262508233725301972020-12-03T19:43:00.005-08:002021-03-23T02:59:51.754-07:00Monolog - Menempatkan Diri <div style="text-align: center;"><b>MENEMPATKAN DIRI<br /></b>Oleh: M3</div><p style="text-align: justify;">Mungkin terkesan memilah-milih. Akan tetapi, hakikatnya hidup adalah pilihan. Semua tentang bagaimana kita berperspektif. Di mana stimulus (rangsangan) yang diserap oleh panca indra, diproses melalui pikiran, lalu menghasilkan respon, dan dikeluarkan perilaku.</p><p style="text-align: justify;">Tentu diimbangi oleh pengalaman dan ilmu yang dipunya. Sama halnya dengan teman. Tatkala membutuhkan orang yang dipercaya haruslah jeli untuk menilai. Mengolah data siapa mereka dengan obsevasi dan analisa perilakunya. </p><p style="text-align: justify;">Mana teman yang cuma diberi haknya. Mana sahabat yang harus dipenuhi haknya. Bukan asal comot sana-sini. Kemudian dijadikan wadah berkisah rinci. Belum lagi yang suka play victim (seolah mereka korban, padahal yang jahat adalah mereka).</p><p style="text-align: justify;">Hati-hati musuh dalam selimut. Kadang bukan kita yang tak sadar. Namun, belum cerdas kita menempatkan diri. Keramahan itu bisa berubah jadi penodong yang punya kunci terpenting, sebab tahu aib kita.</p><p style="text-align: justify;">Belum lagi mereka yang toxic (beracun) itu membawa hal buruk. Baik secara sadar maupun tidak. Seperti hadis riwayat Bukhori & Muslim yang mengatakan ketika punya teman pandai besi, kita bakal kena bau arangnya.</p><p style="text-align: justify;">Sama, kala mendapat teman penjual parfum, kita pasti terciprat wanginya. Karena bersahabat itu yang mengajak dalam taat bukan maksiat. Lillah. Seperjuangan Sesurga. Salimg mengingatkan dan mendukung. Mari semakin baik menempatkan diri.</p><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;">#15dayswritingchallenge #menulisbebassantuy #tantanganmenulis #day13MBSbatch1 #mufmunmuh #nonfiksi</p>M3http://www.blogger.com/profile/12279290810627030878noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-717070898549841136.post-52443580456880630312020-11-26T01:54:00.001-08:002020-12-03T06:26:38.381-08:00Puisi - Demi Masa 2<p style="text-align: center;">DEMI MASA 2</p><p style="text-align: center;">Oleh: M3</p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjll7OWbY6YNBX2-tojY5r7-eJTdPemy6aTuFhm6HCqyzOoLj8NVbEHuVELip5ZT83wFHzvWWbSgzsOBG3sQZffqZpj0YeqiAUoF6DuKJKH2NhyphenhyphenEO5Nr2Y8gZ0je7hhWS9rN9UvH-yhMUdd/s2048/torsten-dederichs-KrQJzrZiCak-unsplash.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1365" data-original-width="2048" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjll7OWbY6YNBX2-tojY5r7-eJTdPemy6aTuFhm6HCqyzOoLj8NVbEHuVELip5ZT83wFHzvWWbSgzsOBG3sQZffqZpj0YeqiAUoF6DuKJKH2NhyphenhyphenEO5Nr2Y8gZ0je7hhWS9rN9UvH-yhMUdd/s320/torsten-dederichs-KrQJzrZiCak-unsplash.jpg" width="320" /></a></div><p style="text-align: center;">Demi Dzat yang jiwaku berada dalam genggaman-Nya. Sungguh banyak manusia berada di lingkup kerugian. Kecuali yang saling menasihati terhadap kebenaran. Dan juga saling menasihati untuk pondasi kesabaran</p><p style="text-align: center;">Demi masa, seringkali insan lalai pada dua nikmat. Kesehatan dan waktu luang. Sering disia-siakan atau disepelekan. Bahkan dibuat bermaksiat.</p><p style="text-align: center;">Nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan? Ketika denting masih bergerak, kamu bermalas-malasan. Saat tenggat dirasa jauh, seakan nanti jadi jurus pamungkas. Lantas apa yang membuatmu terus merasa terbatas?</p><p style="text-align: center;">Teriring orang baru datang ke kehidupan. Memberi luka, bahagia, dan pelajaran. Kesadaranmu mana? Seolah-olah semua akan bertahan lama.</p><p style="text-align: center;">Padahal sejatinya kamu tidak menghargai waktu. Kemudian berkata cepat sekali hari berlalu. Merutuki diri karena target dan aktivitas seolah tak mujur.<i> Insecure</i> pada tiap kabar keberhasilan orang yang baru. Lalu, bertanya kenapa mereka meninggalkanku? </p><p style="text-align: center;">Kamu bukan terlambat. Sebab syukur masih belum tertambat. Hatimu butuh menyadari atas hidayah yang tersurat. Demi masa, untuk apa waktu digunakan hingga kamu caci cacat?</p><p style="text-align: center;"><br /></p><p style="text-align: center;">#15dayswritingchallenge #menulisbebassantuy #tantanganmenulis #day12MBSbatch1 #mufmunmuh #puisi #syair #sajak #bait #monolog #alquran #alashr #arrahman</p><p style="text-align: center;"><br /></p><p style="text-align: center;">terinspirasi oleh:</p><p style="text-align: center;">Q. S. Al Ashr : 1-3 | Q. S. Ar Rahman : 13</p>M3http://www.blogger.com/profile/12279290810627030878noreply@blogger.com0