Sabtu, 08 Januari 2022

Insight Book

Islammu adalah Maharku (Taiwan) 
Penulis: Ario Muhammad, PhD 

Bagian favorit di dalam buku. 
Di bab ke-14 saat Chen mendapat penjelasan dari para mualaf tentang: 
1. "Sesungguhnya orang-orang yang kafir kepada ayat-ayat Kami, kelak akan Kami masukkan mereka ke dalam neraka. Setiap kali kulit mereka hangus, Kami ganti kulit mereka dengan kulit yang lain, supaya mereka merasakan azab. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana." (QS. An-Nisa [4] : 56)

Manusia punya 3 lapis kulit yang terdiri dari epidermis, dermis, dan sub cutis. Jika yang terdalam yaitu sub cutis terbakar, maka kulit akan rusak yang ditandai tidak dapat merasakan rasa sakit. See? Gak mungkin dong di zaman Rasulullah bisa tau teknologi modern semenakjubkan itu. Padahal Al-Qur'an diturunkan pada 1400 tahun yang lalu. Emejing 🀩🀩🀩

2. Kemudian, keindahan akhlak keluarga muslim di Suriah. Di sana kebersihan terjaga, saling menghormati, saling berbagi, dan saling bertanggung jawab. Ketika belajar bahasa Arab, referensi utamanya malah Al-Qur'an. 

Ini maknanya, sebagai muslim/ah semestinya menjaga almamater Islamnya. Menjaga nama baik Allah, Nabi Muhammad, Umat Islam, dan Islam itu sendiri. Bagaimana keindahan Islam tergambar dari kehidupan muslim merupakan bentuk dakwah yang sangat meresap bagi siapa saja yang merasakan. 

Maka, sudahkah kita menerapkan nilai-nilai Allah selama "mengaku" sebagai orang yang beragama Islam? Jika sudah, bukankah pahala besar tatkala kita menjadi wasilah hidayah bagi yang lain? Selanjutnya bisa reunian bareng di Surga dan ketemu Allah dalam keadaan paling membahagiakan. πŸ₯Ί

Ah, satu lagi nih. Kata Yunus Yo pas dikasih tahu emaknya jangan milih Islam soalnya aturannya banyak, ketat, atau ribet, ia menjawab, "Saya tidak sedang mencari agama yang paling mudah, tetapi paling benar." πŸ˜­πŸ‘πŸ» semoga kita bukan orang yang menjalani aturan syariat sak karepe dewe (seenaknya sendiri). 

3. Yang terakhir tatkala nenek Prof. Nabil terkasih meninggal tiba-tiba. Keadaannya pun terbilang sehat. "Lalu di mana nenek sekarang? Setelah diambil Tuhan, ke mana nenek pergi? Ke mana kita juga akan pergi dan mengapa kita ada di dunia ini?" 

Kiranya begitu pertanyaan Prof. Nabil yang menyinggung tentang uqdatul kubro, yaitu simpul besar ketika menjalani kehidupan. Dari mana kita berasal? Mengapa kita hidup? Dan akan ke mana setelah kita mati? 

Sudahkah kita memahami makna kehidupan? 

✍🏻Sedangkan sisi kalimat kesukaan ialah:
"...bercerita lirih kepada Tuhannya aku dibuat iri olehnya. Dia memiliki tempat sandaran paling menakjubkan dalam hidupnya. Sedangkan aku? Aku selalu merasa sendiri ketika gundah. Tak ada siapa pun yang mampu meringankan berbagai tekanan yang kuhadapi." Halaman 132-133 bagian Prof. Chen. 

Ini sama seperti cerita Tukang Cukur dan Pelanggannya πŸ˜Š

Jadi, gak apa-apa kok kalau gak ada wadah bercerita. Kan ada Allah yang selalu dan selalu merindui doa hamba-Nya. Cerita yang banyak pun gak bakal disela sama Allah. Adanya dipeluk, didengarkan, dan dimengerti lebih dari diri sendiri. Bahkan dikasih solusi. Melted gak tuh. 😭

πŸ‘πŸ»
"Aku tidak mungkin mengkhianati ajaran Allah, Tuhanku, hanya karena seorang laki-laki..." ujar Syakila pada halaman 148. 

"Beginikah jadinya jika aku berani bermain hati?" Syakila - halaman 154. 

Sebagai muslimah sulit gak baper. 😌 Haduh angel wes. Kecerdasan bukanlah penyelamat. Kita sendiri pun sudah disajikan bagaimana cinta yang tidak dikelola bisa bikin gila dan buta. 😒 Sulit bukan berarti mustahil. Kalau bukan rahmat Allah, kita gak bakal selamat dari fitnah pria. Oleh karena itu, yuk terus berdoa supaya dijauhkan dari kemaksiatan dan kelola hati kita agar netral. Hati-hati mahkota kita jatuh pada hubungan yang diharamkan. 

Sebaik-baik perhiasan adalah wanita salehah. Pilihan itu ada di tanganmu, Ukhty (Saudari). 😊

🎒
"Tapi bukankah ada Allah yang akan menyembuhkan lukanya? Kenapa aku harus terpuruk?" Syakila - halaman 155. 

Betul sekali. Di sini dapat insight kalau menolak lelaki harus tegas, gak boleh digantung dengan alasan "kasihan" dengan dalih nolak dengan cara yang gak nyakitin. Kecil / besarnya luka atau kecewa tergantung pribadi masing-masing. 

Gak mungkin gak nyakitin. Namun, itu lebih baik. Terluka di awal daripada menunggu ketidakpastian + ditolak lagi di akhir. Bukannya malah double kecewanya? Wajar kok terluka itu. Tinggal kitanya udah ngomong baik-baik (ikhtiar) belum? Masalah hatinya sudah bukan urusan kita. Akan tetapi, perilaku kita kepadanya yang jadi masalah. Baik apa buruk? 

Jika telah bersikap baik, tetapi dia tetap tersakiti, nanti Allah yang bakal nyembuhin. Fokus aja ke lingkaran kendali kita. 

πŸ’Έ
"...mereka mungkin bergelimang harta tapi saya bisa menjamin bahwa sebagai seorang muslim saya jauh lebih bahagia dibanding mereka." Syakila - halaman 181

Contoh fenomenal deh. Squid game. Tanya tuh si kakek kaya raya. Bikin game begituan karena kesepian it's mean ora bahagia. Intinya sih, uang emang bikin tenang dalam beberapa aspek, cuma bukan yang utama. 😊

πŸ‘¨‍πŸ‘©‍πŸ‘§‍πŸ‘¦
"Dalam Islam pernikahan, nafsu, cinta semuanya diatur pada tempatnya dengan sangat bijaksana." Syakila - halaman 182

"Islam mengajarkan pada saya tentang kesejatian cinta, bukan hasrat palsu dan nafsu belaka." Syakila - halaman 183

Semua udah diatur. Kalau ada agama yang melarang naluriah manusia berarti agama itu gak sempurna. Lho kok gitu? Bukannya nafsu syahwat itu jelek ya? Lah terus kenapa manusia punya nafsu syahwat? 

Dilihat dulu ya konteksnya. Penyalurannya juga bagaimana? Itu semua Islam atur dengan sempurna. Karena apa? Karena Allah paling mengenal dan tahu kita sehingga menurunkan aturan agar hamba-Nya punya haluan yang tepat dan bisa bahagia. 😊

Berhubungan badan itu dosa besar ketika dilakukan tanpa ikatan pernikahan. Belum lagi anak yang dilahirkan jadi bukti seumur hidup dari kesalahan orang tuanya. Apalagi yang sampai aborsi wah double dosanya. Naudzubillah. Astaghfirullahal'adzim. Eh, anak lagi yang jadi korban. 😭

Akan tetapi, berhubungan badan bisa berpahala besar karena adanya ikatan pernikahan. Apalagi ketika menghasilkan generasi saleh dan salehah. Wah investasi akhirat tuh. 🀩 Begitu suci dan mulianya pernikahan itu. 

Tinggal kitanya mau nurut apa kagak sama Pencipta Semesta? 

Salam mencintai proses, M3. 
Bumi Allah, 09 Januari 2022