Kamis, 25 Februari 2021

Resensi - BSP


Bukan Hanya Meningkatkan, melainkan Menggunakan Kualitas Diri

Oleh: M3

Judul: Berbenah Sebelum Punah

Penulis: Nanda Putra Pratomo

Penerbit: Tinta Medina

Tahun terbit: November, 2018

Jumlah halaman: 114 halaman

Dimensi: 21 cm

Harga: Rp49.000,-

Genre: Nonfiksi (Self Development)

Illustrator: Egi Rahman Shiddiq

Proofreader: Cahyadi H.P



Kebanyakan dari kita lebih sering berfokus untuk meningkatkan kualitas diri. Namun, lupa untuk berhenti sejenak guna berbenah, memperbaiki. Jadi, rata-rata dari kita adalah orang yang sibuk meningkatkan kualitas diri dibanding menggunakan kualitas diri. Itulah yang perlu digaris-bawahi.

Bagi yang ingin membaca buku Berbenah Sebelum Punah, ada baiknya menelaah hati. Yakin atau setengah yakin dalam membacanya? Karena tekad yang maksimal, akan menghasilkan hal yang maksimal pula.

Mari melangkah dari titik akhir kualitas kita yang stagnan (berhenti) untuk menuju ruang 1: Persiapan. Berikut adalah apa-apa yang dibutuhkan pada ruang pertama: bermula menyiapkan kesadaran, ingin melesat wajib ada niat, mau maju harus punya tujuan, dan jika ingin maka yakin semaksimalnya.

Ruang kedua ialah Perbaikan. Menyadari bahwa musuh kita adalah diri sendiri. Tidak ada yang lain sebab faktor pendorong hanyalah eksternal, sedangkan internalnya kita gerakkan sendiri. Perlunya mengusir makhluk pengganggu, yaitu malas. Penyakit yang sedari dulu telah ada dan membuat kita tidak berkembang. Tidak perlu malu ‘tuk mengaku kekurangan diri. Justru menyadari hal tersebut, berarti siap mengoptimalkan kekuatan diri sendiri.

Melangkah ke ruang tiga, Pembentukan. Menjadi kaum tahu atau kaum terampil, keduanya menyeimbangkan. Tidak bisa jika hanya dipakai salah satu. Kekuatan dalam beramal tentunya didasari oleh teori atau ilmu, bukan? Selanjutnya susun target SMART kita sebagai micro commitment untuk lebih mudah menggapai target. Ternyata kepepet itu bagus juga lho. Asalkan yakin dan rasional dalam kalkulasi tindakan dan risiko saat tak dapat mencapai target.

Beranjak menuju ruang keempat, Percepatan. Di sini mindset merupakan akal yang dapat mengendalikan tingkah laku kita. Dari situ biasanya perubahan terjadi. Apabila mindset kita baik pasti output-nya juga baik. Dijamin deh. Kemudian, ada cepat vs tepat ini bagaimana? Sama halnya seperti di ruang ketiga. Keduanya sama-sama dibutuhkan biar seimbang. Adapula hukum percepatan. Maksudnya bukan instan, melainkan cepat juga butuh proses. Caranya dengan memiliki sahabat baik dan kalau ingin mudah, ya, ibadah.

Di bagian ruang terakhir, ada Penyelesaian. Pitstop dan mengisi bensin adalah waktu kita untuk berhenti. Mengecek ada yang salah dengan mesin, baik hardware atau software guna memperbaikinya agar dapat digunakan lagi kualitasnya. Bukankah setiap kendaraan butuh istirahat (memperbaiki apa yang salah) dan diberi asupan (mengkaji ilmu) supaya kembali prima? Silakan menuju ke akhir buku, yaitu titik awal kita akan memulai.

Selamat bersabar dan mencintai proses. Ingat, untuk mempraktikkan seluruh tantangan berbenah. Kalau tidak take action sekarang, kapan lagi? Kalau diam saja, kapan mau berkemajuan? Apa mau cuma berkhayal saja? Ciye, yang mau, tapi nggak gerak. –sentilan dari Kak Nanda tiap baca story WA dan bukunya, haha.

Kelebihannya ialah di dalam buku sering mengutip kata-kata dari orang terkemuka terutama ayat-ayat Allah. Adapula 14 tantangan berbenah yang ciamik apabila dipraktikkan. Hal tersebut menjadi nilai tambah yang unik.

Kekurangan dalam buku ini ada di halaman 45. Entah fungsi gambar itu apa. Nampaknya seperti sebuah tulisan, tetapi tidak dapat dibaca dan gambar itu sedikit mengganggu. Selain itu, halamannya juga mudah rapuh, seperti hati kalian ketika melihat mantan sudah dengan yang lain, eh. Nggak ding, canda. Hihi.

 Mohon maaf, apabila ada kekurangan. Disilakan sekali jika ada krisar (kritik dan saran) agar tulisan saya makin berkembang. Terima kasih sudah membaca hingga akhir. Salam Muhasabah, M3. ^^