Bukan Hanya
Meningkatkan, melainkan Menggunakan Kualitas Diri
Oleh: M3
Judul: Berbenah Sebelum Punah
Penulis: Nanda Putra Pratomo
Penerbit: Tinta Medina
Tahun terbit: November, 2018
Jumlah halaman: 114 halaman
Dimensi: 21 cm
Harga: Rp49.000,-
Genre: Nonfiksi (Self Development)
Illustrator: Egi Rahman Shiddiq
Proofreader: Cahyadi H.P
Kebanyakan
dari kita lebih sering berfokus untuk meningkatkan kualitas diri. Namun, lupa
untuk berhenti sejenak guna berbenah, memperbaiki. Jadi, rata-rata dari kita
adalah orang yang sibuk meningkatkan kualitas diri dibanding menggunakan
kualitas diri. Itulah yang perlu digaris-bawahi.
Bagi
yang ingin membaca buku Berbenah Sebelum Punah, ada baiknya menelaah hati.
Yakin atau setengah yakin dalam membacanya? Karena tekad yang maksimal, akan
menghasilkan hal yang maksimal pula.
Mari
melangkah dari titik akhir kualitas kita yang stagnan (berhenti) untuk menuju
ruang 1: Persiapan. Berikut adalah apa-apa yang dibutuhkan pada ruang
pertama: bermula menyiapkan kesadaran, ingin melesat wajib ada niat, mau maju harus
punya tujuan, dan jika ingin maka yakin semaksimalnya.
Ruang
kedua ialah Perbaikan. Menyadari bahwa musuh kita adalah diri sendiri. Tidak
ada yang lain sebab faktor pendorong hanyalah eksternal, sedangkan internalnya
kita gerakkan sendiri. Perlunya mengusir makhluk pengganggu, yaitu malas. Penyakit
yang sedari dulu telah ada dan membuat kita tidak berkembang. Tidak perlu malu ‘tuk
mengaku kekurangan diri. Justru menyadari hal tersebut, berarti siap
mengoptimalkan kekuatan diri sendiri.
Melangkah
ke ruang tiga, Pembentukan. Menjadi kaum tahu atau kaum terampil,
keduanya menyeimbangkan. Tidak bisa jika hanya dipakai salah satu. Kekuatan dalam
beramal tentunya didasari oleh teori atau ilmu, bukan? Selanjutnya susun target
SMART kita sebagai micro commitment untuk lebih mudah menggapai target. Ternyata
kepepet itu bagus juga lho. Asalkan yakin dan rasional dalam kalkulasi tindakan
dan risiko saat tak dapat mencapai target.
Beranjak
menuju ruang keempat, Percepatan. Di sini mindset merupakan akal yang
dapat mengendalikan tingkah laku kita. Dari situ biasanya perubahan terjadi. Apabila
mindset kita baik pasti output-nya juga baik. Dijamin deh. Kemudian, ada cepat
vs tepat ini bagaimana? Sama halnya seperti di ruang ketiga. Keduanya sama-sama
dibutuhkan biar seimbang. Adapula hukum percepatan. Maksudnya bukan instan,
melainkan cepat juga butuh proses. Caranya dengan memiliki sahabat baik dan
kalau ingin mudah, ya, ibadah.
Di
bagian ruang terakhir, ada Penyelesaian. Pitstop dan mengisi bensin
adalah waktu kita untuk berhenti. Mengecek ada yang salah dengan mesin, baik
hardware atau software guna memperbaikinya agar dapat digunakan lagi
kualitasnya. Bukankah setiap kendaraan butuh istirahat (memperbaiki apa yang
salah) dan diberi asupan (mengkaji ilmu) supaya kembali prima? Silakan menuju
ke akhir buku, yaitu titik awal kita akan memulai.
Selamat
bersabar dan mencintai proses. Ingat, untuk mempraktikkan seluruh tantangan
berbenah. Kalau tidak take action sekarang, kapan lagi? Kalau diam saja, kapan
mau berkemajuan? Apa mau cuma berkhayal saja? Ciye, yang mau, tapi nggak gerak.
–sentilan dari Kak Nanda tiap baca story WA dan bukunya, haha.
Kelebihannya
ialah di dalam buku sering mengutip kata-kata dari orang terkemuka terutama
ayat-ayat Allah. Adapula 14 tantangan berbenah yang ciamik apabila
dipraktikkan. Hal tersebut menjadi nilai tambah yang unik.
Kekurangan
dalam buku ini ada di halaman 45. Entah fungsi gambar itu apa. Nampaknya
seperti sebuah tulisan, tetapi tidak dapat dibaca dan gambar itu sedikit mengganggu.
Selain itu, halamannya juga mudah rapuh, seperti hati kalian ketika melihat
mantan sudah dengan yang lain, eh. Nggak ding, canda. Hihi.