Kamis, 08 Oktober 2020

Tiga Puisi

 

Niaga kayuh berguguran. Sepetak refleksi menghindar. Ini saatnya tak memutar roda. Beberapa menit saja. Mengumbar kecantikan semesta. Meski terbalut jatuh yang nyata. 

Sebongkah cahaya menetap di ujung sana. Tak ada yang perlu diragukan. Karena berbalik arah, bukanlah gerbang tujuan. Langkahnya terpancang tegap di atas jagat.

M3
Mjk, 4/10/20




Rebas kadang tak kenal tempat. Berikrar dari relung tak tergapai. Kontemplasi menjadi terkira. Menebar keelokan dari sekelumit representasi. Sejuk dan menghijau. 

Putaran kekeringan yang sempat mendera, kini melembab. Bebas menyesap atmosfer berhelai nimbostratus. Paru-paru pun dipenuhi akar-akar kedamaian batin. 

M3. Mjk, 4/10/20




Perlahan sentuhan itu mendorong langkan. 
Berderik membisikkan perjalanan. 
Kisah terkatup di tiap sisi.  

Anjung selalu tertimpa jemari dingin. 
Kafaah berada di antara gema menderma.
Terkisah di tengah sebelangah kecipak muara. 

M3. Mjk, 4/10/20.

0 komentar:

Posting Komentar