Minggu, 22 November 2020

Cermin - Temu Pisah

SAMBUTAN DAN PERPISAHAN

Oleh: M3

Menuju kelahiran putra pertamanya, Azra dan Ika telah maksimal menyiapkan. Kontraksi, kesakitan, kekhawatiran, dan harapan menjadi satu. Carut marut menekan hati. Mendebarkan jantung, sangat keras. Hingga tangisan pecah, merasuk ke daun telinga.

“Alhamdulillah, terima kasih, Istriku. Kamu sudah berjuang begitu keras.”

Lelehan air mata tak dapat dibendung. Akhirnya pintalan rindu selesai. Mereka bertiga bertemu dengan selamat dan sehat. Kangaroo care dilakukan. Menyusui juga lancar. Senyum terus terukir.

Namun, beberapa jam setelahnya, Iksan, nama anak mereka, mengalami kesulitan bernapas. Enggan menyusu, kuku, dan bibirnya membiru, serta berkeringat. Kemudian setelah dilakukan pemeriksaan lebih lanjut, bayi kecil itu pun mengembuskan napas terakhirnya.

Kini tangis haru bahagia berganti cepat dengan kesedihan yang mendalam. Kehilangan sudah pasti. Akan tetapi, suratan takdir telah berbicara. Pena lauhul mahfudz telah kering.

“Yang kuat, ya, Ka.”

“Makasih teman-teman. Memang seringnya kita begitu getol menyiapkan sambutan, tetapi lupa kalau perpisahan juga lebih pasti hadir tiada terduga. Setiap kedatangan pasti akan diakhiri perpisahan. Aku harus siap.”

“Allah lebih sayang kepada putramu.”

Beberapa teman ada yang memeluk dan mengelus pelan punggungnya. 

“Aku yakin, ia akan menjemputku nanti di sana. InsyaaAllah,” sahut Ika tersenyum tipis dengan mata dan hidung yang masih memerah.

"Aamiin Ya Rabbal'alamiin." seluruh yang berada di ruangan seba putih menyahut bersamaan. 


#15dayswritingchallenge #menulisbebassantuy #tantanganmenulis #day7MBSbatch1 #mufmunmuh #cermin #pictbygoogle #pictbyunsplash

2 komentar:

  1. Setiap kehadiran pasti ada perpisahan, jika ada seseorang yang pergi ikhlaskan lah karena orang yang pergi tersebut disayang oleh Allah SWT...

    BalasHapus
  2. Sayangilah ibumu karena ibumu sudah melahirkan mu dengan penuh semangat dan perjuangan

    BalasHapus